Ingin Kukatakan Sesuatu

Sisilia Wicaksono dari Banten!



Sisilia Wicaksono dari Banten!

0Hanya membutuhkan waktu dua setengah jam berkendara dari Jakarta ke Banten.     
0

Sean mengemudi sedikit lebih lambat kali ini. Tiga jam kemudian, keduanya tiba di Banten.     

Banten merupakan salah satu provinsi yang berkembang cukup pesat. Kawasan ini menjadi sentra industri di pulau Jawa sehingga perkembangan industri di sini sangat pesat. Selain itu, banyak orang datang ke sini untuk menikmati pemandangannya yang eksotis.     

Jakarta sangat dekat dengan Banten. Sean sudah pernah datang ke sini berkali-kali dalam tiga tahun terakhir. Namun, setiap kali dia menemani Giana ke Banten, selain di hotel, dia hanya menemani Giana berbelanja.     

Sejauh ini, Sean belum sempat mengapresiasi pesona Banten sepenuhnya. Sekarang, dia punya banyak waktu untuk membuat kenangan demi kenangan bersama Chintia.     

Ketika mobil melaju ke daerah perkotaan Banten, Sean menyadari bahwa para pengemudi di jalanan Banten sangat tertib. Di jalan-jalan, orang kulit putih dan kulit hitam terlihat di mana-mana. Beberapa dari mereka tampaknya orang Indonesia, tetapi sebenarnya mungkin juga orang-orang luar Banten atau orang-orang asing.     

Chintia membuka jendela, lalu menunjuk gedung yang menjulang tinggi di kejauhan dan bertanya, "Sean, apa kamu pernah ke sana?"     

Sean melihat ke sana dan menjawab, "Belum pernah."     

Chintia tersenyum dan berkata, "Apa kamu ingin pergi melihatnya di malam hari? Ada 97 lantai dan tingginya mencapai 439 meter. Jika berdiri di sana dan melihat pemandangan kota dari atas, pasti akan sangat menyenangkan!"     

Sean ingin mencobanya juga, jadi dia menjawab, "Oke."     

Sean bukannya ingin ke sana karena belum pernah melihat pemandangan kota, tetapi karena gedung itu dimiliki keluarga Yuwono beberapa dekade yang lalu. Tidak hanya gedung itu, banyak tempat termasuk beberapa bank dan pusat perbelanjaan yang dibeli keluarga Yuwono di masa lalu.     

Saat itu, kakek Sean berinvestasi dalam sejumlah besar proyek di Banten dan juga bisa dibilang mendominasi Banten. Sedangkan, Yuangga masih setingkat pengusaha kecil.     

Kakek Sean sudah membantu banyak orang di Banten, tetapi entah mereka orang-orang itu sekarang masih berada di Banten atau tidak.     

Pada saat ini, ponsel Chintia berdering. Chintia melirik ponselnya dan melapor pada Sean, "Telepon dari Sisilia."     

Chintia yang saat ini adalah salah satu contoh pacar yang baik. Begitu ada telepon, dia selalu langsung melaporkannya pada Sean.Padahal, sebenarnya Sean sangat percaya pada Chintia sehingga dia tidak perlu seperti ini.     

Si Sisilia ini adalah sahabat karib Chintia yang baik, Sisilia Wicaksono. Dia seorang wanita yang dominan dan bos bisnis kosmetik yang sangat sukses. Dialah yang mengundang Chintia ke Banten.     

"Halo, Sisi."     

"Sayang, bisakah kamu tiba di Banten hari ini?"     

Sisilia selalu menjadi sahabat yang setara dengan Chintia dan memanggilnya sayang.     

"Aku sudah sampai dan baru saja memasuki kota."     

"Apa?! Kamu sudah sampai?!" pekik Sisilia, "Bukannya kamu bilang kamu baru akan tiba di malam hari? Kirimkan lokasimu. Aku akan menjemputmu!"     

"Tidak perlu. Aku datang membawa mobil."     

"Kalau begitu, datanglah ke perusahaan untuk bertemu denganku. Temani aku sebentar. Nanti malam, aku akan mentraktirmu makan."     

Setelah menutup telepon, Chintia memandang Sean tanpa daya.     

"Sepertinya kita tidak bisa pergi menikmati pemandangan malam ini," kata Chintia.     

Sean tersenyum dan bertanya, "Apa sahabat karibmu mengajakmu bertemu?"     

Chintia mengangguk. "Iya. Awalnya aku berencana untuk jalan-jalan dulu dan baru akan memberitahunya besok. Tak kusangka, dia barusan menelepon dan begitu mendesakku."     

Sean bisa melihat bahwa keduanya memiliki hubungan yang baik. Sean pun langsung mengemudi dan membawa Chintia ke gedung perusahaan Sisilia.     

Begitu Chintia tiba di gedung Synergy Tower dan baru saja memasuki lobi, seorang wanita berpakaian modis dengan rok merah muda dan lipstik menggoda bergegas menghampiri Chintia.     

"Chintia!"     

"Sisi."     

Keduanya berpelukan dan bahkan berciuman di tempat. Chintia dicium secara paksa oleh Sisilia dan bahkan dicium di bibir.     

Pemandangan tersebut membuat Sean sangat canggung. Chintia pacarnya, tetapi malah dicium orang lain. Meskipun Sisilia adalah seorang wanita, entah mengapa tidak terasa begitu.     

"Heh!" tegur Chintia yang juga merasa tidak berdaya, "Kita sedang di perusahaanmu, tapi kamu tetap seberani ini."     

Sisilia tersenyum dan berkata, "Aku sudah lama tidak bertemu denganmu. Akhirnya kamu bersedia datang ke Banten untuk menemuiku. Nanti kita bisa bersenang-senang bersama!"     

Sean pernah mendengar Chintia bercerita bahwa dirinya dan Sisilia bertemu di kapal pesiar saat berada di luar negeri. Waktu itu, mereka berdua sedang dalam suasana hati yang buruk dan minum-minum di bar, kemudian mulai mengobrol. Tiada yang menyangka begitu mengobrol, mereka jadi mengobrol sepanjang malam.      

Usia mereka berdua hampir sebaya, yaitu sekitar 30 tahun. Sisilia sedikit lebih tua dua atau tiga tahun dari Chintia. Kepribadian mereka juga sangat mirip. Mereka berdua adalah wanita dominan, bukan tipe gadis yang lemah, dan karier mereka juga sangat sukses.     

Sekarang Sisilia memiliki perusahaan kosmetik yang dinamai dengan namanya, Sisilia Cosmetics, dan telah mengundang selebriti ternama yang populer sebagai duta merek sehingga penjualannya sangat mengesankan.     

Chintia memperkenalkan Sisilia, "Sisi, perkenalkan. Ini Sean Yuwono, pacarku!"     

Sisilia memandang Sean dari atas ke bawah. Sean mengenakan pakaian yang sangat biasa hari ini yaitu hanya kaos biasa, celana linen, dan sepatu kasual. Dia juga tidak memakai aksesoris mahal seperti jam tangan, gelang, cincin, dan lainnya.     

Sebagai orang di kalangan mode, Sisilia memiliki kesan yang sangat buruk tentang pria-pria yang berpakaian seperti ini. Antara kamu miskin atau tidak memiliki selera mode. Jika tidak, mana mungkin tidak memiliki satupun barang bermerek? pikirnya.     

"Halo," Sisilia hanya memberi isyarat simbolis dengan tangannya pada Sean.     

Sisilia dan Chintia memiliki hubungan yang begitu baik. Chintia bahkan memuji Sisilia sepanjang jalan. Sean pun mengira Sisilia akan berjabat tangan dengannya dan bersiap mengulurkan tangannya. Ketika menyadari bahwa Sisilia sama sekali tidak ingin terlalu dekat dengannya, Sean pun hanya melambaikan tangannya.     

"Halo," sapa Sean.     

Sisilia tidak memerhatikan Sean dan beralih pada Chintia, "Cepat ikut aku, Chintia. Sekarang perusahaan kami sedang melakukan siaran langsung. Temani aku jalan-jalan."     

Sisilia meraih tangan Chintia dan berjalan menuju lift. Sean juga naik bersama mereka.     

Ketika tiba di lantai 13 yang merupakan tempat perusahaan Sisilia berada, Sean menyadari bahwa hampir semua orang yang ada di sini adalah perempuan. Ada juga laki-laki, tetapi mereka juga berpakaian seperti perempuan dengan tubuh yang sangat wangi.     

Semua orang tampak sibuk dan berjalan ke sana kemari tanpa henti. Baru saja Sean berjalan sepuluh langkah, sudah ada tiga perempuan dan satu laki-laki yang menyenggolnya empat kali.     

"Perusahaan apa ini?"     

Situasi seperti ini benar-benar tidak mungkin terjadi di Grup Citra Abadi milik Sean. Setiap kali dia muncul, para pegawai akan bersembunyi. Tetapi, karyawan perusahaan ini tampaknya bahkan berani menubruk Sisilia…     

Sisilia bahkan terlihat lebih garang. Dia menarik Chintia ke sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu, terdapat seorang perempuan yang menghadap layar ponselnya dan sedang melakukan siaran langsung.     

"Ternyata siaran langsung."     

Sean tahu bahwa siaran langsung sangat populer sekarang. Tapi, dia tidak menyangka bahwa bos perusahaan kosmetik akan melakukan siaran langsung semacam ini.     

Setelah tiba di ruangan, Sisilia berjalan ke arah Sean dan bertanya padanya, "Namamu Se… Se apa tadi?"     

Sean baru saja hendak menjawab, "Namaku…"     

"Hah… Terserah siapapun namamu. Duduk di sini dan jangan bergerak. Kami sedang siaran langsung. Jangan masuk ke area pandang siaran langsung, oke?"     

Sisilia menatap Sean.     

Sean mengangguk dan berkata, "Oke."     

Kemudian, Sisilia meraih Chintia dan keduanya muncul di layar siaran langsung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.