Ingin Kukatakan Sesuatu

Akhir Hilda Sukirman!



Akhir Hilda Sukirman!

0Saat makan hot pot barusan, Sean tidak secara langsung memberitahu Robin tentang perselingkuhan Hilda, tetapi hanya memberinya petunjuk yang samar-samar.     
0

Entah sengaja atau tidak, Sean selalu menyebutkan aspek ini selama makan bersama. Pada dasarnya, ketiganya telah mencapai kesepakatan. Baik itu pria maupun wanita, asalkan sudah pernah berselingkuh sekali, pasti akan ada yang kedua kalinya.     

Begitu mengetahui pasangan berselingkuh, hanya ada dua pilihan. Pertama, bercerai dengan tegas. Kedua, tidak bercerai dan menutup sebelah mata, lalu sama-sama bermain-main sesuka hati di luar sana.     

Sementara, Robin jelas bukan tipe pria yang suka bermain-main dengan wanita lain. Robin yang berada di luar sepanjang hari memiliki banyak kesempatan, tetapi dia tidak pernah bermain-main dengan wanita lain di luar sana. Dia orang yang sangat setia pada cinta dan pernikahan. Jadi, baginya, dia hanya bisa memilih pilihan pertama, bercerai dengan tegas.     

Robin berkata, "Aku bisa memberimu rumah dan mobil, tapi jangan sedikitpun berpikir untuk mendapatkan uang atau saham perusahaan."     

Bagi seorang pria, rumah dan mobil adalah hal eksternal. Hanya karier yang menjadi fondasi utamanya. Selama bisa menghasilkan lebih banyak uang, hal-hal seperti ini dapat diperoleh kembali.     

Robin masih sangat berperasaan dengan bersedia memberi Hilda rumah dan mobil. Andaikan Robin adalah pihak yang bersalah, Hilda pasti akan meminta Robin untuk meninggalkan rumah.     

Setelah Robin selesai berbicara, dia bangkit dan hendak pergi. Hilda segera berlutut di tanah dan meraih kaki Robin dengan kedua tangannya untuk mencegahnya pergi.     

Hilda tahu betul bahwa begitu bercerai dari Robin, dia tidak akan pernah bisa menjalani kehidupan istri orang kaya seperti sekarang ini. Keluarga Hilda sendiri biasa saja dan tidak sebaik Giana yang dianggap keluarga kelas dua di Jakarta. Selain itu, dia memiliki kakak laki-laki dan perempuan sehingga keluarganya pun tidak terlalu mencintainya.     

Hilda sendiri tidak terlalu cantik. Setelah bercerai, nilai dirinya bahkan akan semakin menurun. Jika ingin menikah lagi, dia tidak mungkin bisa menikahi pria seperti Robin.     

Robin bagaikan saham potensial. Pada usia 30 tahun, dia sudah memiliki harta ratusan miliar. Kemungkinan dia akan menjadi triliuner di masa depan.     

Setelah Hilda bercerai, akan sulit untuk menemukan seseorang yang bernilai puluhan miliar, kecuali jika dia menghabiskan uang untuk mempercantik wajahnya.     

Hilda menangis dengan hebatnya hingga sesenggukan. Ketika dia melihat ada kotak parfum Baccarat di meja ruang tamu yang seharusnya dibawakan Robin untuknya, dia segera berkata, "Suami, kamu membawakanku kotak parfum Baccarat ini, kan? Ini membuktikan bahwa kamu masih mencintaiku, kan?"     

Hilda berkata lagi, "Aku baru saja melakukan kesalahan yang biasa dilakukan oleh kebanyakan wanita. Kenapa kamu begitu tidak berperasaan dan tidak memberiku kesempatan sama sekali? Sean saja memberi Giana kesempatan dan memaafkannya, tapi kenapa kamu tidak bisa memaafkanku?"     

Robin memandang Hilda dengan penuh amarah dan membentak, "Kamu tidak berhak menyebut Sean! Sean memaafkan Giana dan memberinya kesempatan, tapi apa yang terjadi? Bukankah Giana menemukan pria lain dari keluarga Liono?!"     

Hilda terkejut karena Robin bisa mengetahui keberadaan Yoga. Begitu teringat bahwa dirinya juga sudah tidur dengan Yoga, Hilda merasa gelisah dan tidak berani bertanya lagi. Dia pun berdalih, "Tidak begitu, suami. Sean yang sudah berselingkuh dari Giana. Itu sebabnya mereka bercerai."     

Robin mendengus dingin. "Presdir Chintia Yandra dari Grup Citra Abadi sendiri yang mengatakannya! Apa mungkin dia salah?"     

"Chintia memberitahumu?" ulang Hilda tak percaya.     

Hilda tertegun sejenak dan bertanya-tanya kapan suaminya bertemu Chintia. Dia tidak akan lagi membela Giana. Sekarang dia bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri.     

"Suami, Giana memang nakal. Aku juga terpengaruh olehnya. Aku tidak akan lagi bermain dengannya di masa depan, oke?"     

Robin menggelengkan kepalanya dan berkata, "Beraninya kamu bilang Giana nakal? Aku sudah mengenal sahabat baikmu itu selama tiga tahun. Aku ingat dengan jelas betapa sederhana dan baiknya perilaku Giana tiga tahun yang lalu! Kamu mengajarinya merokok, tapi dia tidak merokok. Kamu mengajaknya untuk membuat tato bersama, tapi dia tidak mau. Bahkan kamu juga yang sudah mengajarinya minum, kan?     

"Aku rasa sekarang seharusnya kamu tidak berlutut untuk meminta maaf padaku, tapi pada Sean! Giana adalah gadis yang baik, tapi dia terpengaruh olehmu! Itu sebabnya dia sampai melakukan sesuatu yang bersalah pada Sean!" kata Robin lagi,     

Setelah Robin selesai berbicara, dia mengambil lagi kotak parfum Baccarat di meja. Tadinya dia berencana memberikan hadiah ini untuk Hilda, tapi sekarang dia jelas sudah tidak perlu memberikannya lagi.     

Jika Robin membeli set parfum beserta gelas-gelas ini dengan uangnya sendiri, dia akan menghancurkan semuanya dengan marah. Namun, ini merupakan pemberian Sean. Selain itu, harganya juga sangat mahal. Robin tidak bisa menghancurkannya dan harus mengembalikannya pada Sean.     

"Kotak parfum ini tidak layak untukmu! Besok pengacara akan datang padamu untuk membahas perceraian. Kamu bisa membahas permohonan bandingmu dengan pengacaraku!"     

Setelah selesai berbicara, Robin berjalan pergi sambil membawa kotak parfum Baccarat di tangannya. Tanpa memedulikan apapun yang dikatakan Hilda, dia tidak menoleh ke belakang.     

Begitu keluar dari lift, Robin mulai menangis. Seorang pria besar dengan berat hampir 100 kg menangis. Dia meletakkan kotak itu di lantai, melepas kacamatanya, dan terus menyeka air matanya dengan tisu. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Sean.     

Saat ini, Sean masih bersama Chintia dan baru saja tiba di kompleks perumahan Chintia.     

"Sean… Hari ini kamu sebenarnya mengundangku makan karena ingin mengingatkanku tentang istriku yang berselingkuh, kan?" tanya Robin sambil menangis.     

Ketika mendengar Robin begitu terluka, Sean teringat akan dirinya sendiri saat Giana berselingkuh. Dia merasa empati dan paham dengan apa yang Robin rasakan saat ini.     

"Kak Robin, siapa yang membutuhkan istri seperti itu? Kamu memiliki karakter dan karier yang baik. Kamu memang sudah seharusnya memiliki istri yang baik," kata Sean, "Aku pernah mengalaminya. Aku tidak ingin kamu tetap berada dalam kegelapan dan tidak mengetahui apapun. Itu sebabnya aku ikut campur dalam urusan rumah tanggamu. Aku harap kamu tidak menyalahkanku."     

"Tidak. Aku sungguh sangat berterimakasih padamu. Aku sudah lelah bekerja keras setiap hari, tapi dia justru bersenang-senang dengan pria lain di rumah! Terima kasih sudah memberitahuku yang sebenarnya!" kata Robin, "Sean, aku sudah tidak perlu memberinya hadiah pemberianmu. Kamu di mana? Lebih baik aku kembalikan hadiah ini padamu."     

"Aku di rumah Presdir Yandra sekarang. Hadiah yang sudah kuberikan tidak pernah dikembalikan lagi. Kalau Kak Robin tidak ingin memberikannya pada Hilda, buang saja."     

Tentu saja Robin ingin menghancurkan hadiah ini. Tetapi, ketika teringat harga dua gelas koktail itu, dia tetap tidak tega melakukannya.     

"Sean, aku tahu sekarang kamu tidak kaya lagi. Aku akan menyimpannya di kantor dulu. Ini sudah malam, jadi aku tidak akan ke sana dan mengganggu Presdir Chintia Yandra. Kalau kamu ada waktu, langsung saja ambil di kantorku."     

Setelah selesai mengatakannya, Robin menutup telepon.     

"Apa Robin menelepon?" tanya Chintia.     

Mereka berdua kini berada di rumah bergaya modern. Chintia sudah mengganti pakaiannya menjadi kaos Gucci berwarna hitam dan kini menyerahkan segelas anggur merah pada Sean.     

Sean mengambil gelas anggur merahnya dan mengangguk, "Dia menangis dengan hebat."     

Keduanya duduk di sofa ruang tamu. Gelas anggur dan sekotak rokok diletakkan di atas meja ruang tamu. Di dinding seberang mereka, ada televisi Sony Z9G senilai 200 juta. Layar televisi menampilkan film 'The Great Gatsby' yang dibintangi Leonardo DiCaprio.     

Karena merasa tidak enak hati, Sean sedang tidak ingin menikmati film dan berkata, "Tiba-tiba aku merasa sudah melakukan sesuatu yang terlalu kejam pada Robin."     

Chintia duduk di sebelah Sean sambil memegang gelas anggur merahnya dan berkata, "Sean, aku rasa kamu sudah melakukan sesuatu yang benar. Lebih baik menderita sementara daripada selamanya. Lagi pula, Robin dan Hilda tidak memiliki anak. Setelah bercerai, mereka tidak memiliki beban dan tidak akan terlibat satu sama lain lagi."     

Ketika membicarakan ini, tiba-tiba Chintia teringat akan situasi Sean. Dia pun bertanya, "Sean, izinkan aku mengajukan satu pertanyaan lagi. Apa yang akan kamu lakukan dengan anakmu dan Giana?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.