Ingin Kukatakan Sesuatu

Mengekspos Hilda Sukirman!



Mengekspos Hilda Sukirman!

0Balas dendam terhadap Cahyadi dan Yoga sudah selesai. Selanjutnya, Sean akan membalas dendam pada satu orang lagi, yaita Hilda Sukirman.     
0

Hilda tidak melakukan apa pun pada Sean secara langsung dan bahkan sekarang Hilda belum memblokir nomor Sean. Bahkan jika keduanya bertemu di jalan, Hilda mungkin akan menyapanya sambil tersenyum.     

Selama tiga tahun terakhir, Hilda tidak menghina Sean sebagai menantu parasit seperti orang-orang lainnya. Namun, Sean tetap ingin membalas dendam padanya.     

"Jika bukan karena Hilda, mungkin Giana tidak akan menjadi seperti sekarang ini!"     

Sean masih ingat Giana tiga tahun yang lalu. Dia masih polos, cantik, pemalu, dan sederhana.     

Setelah menikahi Sean, saat seorang teman sekelas yang tak dikenal menyapanya, Giana bahkan berpura-pura tidak mendengar dan sengaja menjaga jarak dengan lawan jenis. Saat itu, Giana benar-benar wanita yang sempurna.     

Semenjak Hilda menikah, Giana melihat Hilda selingkuh berulang kali dengan matanya kepalanya sendiri dan hal ini merusak cara pandangnya. Ini membuatnya tahu bahwa setelah menikah, dia masih bisa terus berpacaran dan memiliki pria lain.     

Pengaruh Hilda pada Giana tidak bisa dibilang tidak besar. Terlebih lagi, dalam hubungan Sean dan Giana. Hilda selalu bertindak sebagai penasihat Giana. Dia meminta Giana untuk membohongi Sean dan menipunya lagi dan lagi.     

Hilda bahkan mendorong Giana untuk mencari ban serep. Bisa dibilang Giana tidak akan berani tidur dengan Cahyadi jika bukan karena melihat Hilda tidur dengan pria lain. Jika bukan karena saran Hilda yang menyuruh Giana memiliki ban serep, Giana juga tidak akan berhubungan dengan Yoga. Pelaku di balik semua ini adalah Hilda si jalang itu.     

Semua orang harus menanggung kesalahannya sendiri dan tidak seharusnya melimpahkannya pada orang lain. Jadi, Sean juga akan mengekspos wajah asli Hilda.     

Sean dan suami Hilda sudah pernah makan bersama beberapa kali. Suami Hilda, Robin Saputro, adalah orang yang sangat baik, apa adanya, dan jujur. Dia hanya tahu bekerja dan menghasilkan uang, tanpa tahu tentang perselingkuhan Hilda.     

Ini tidak adil bagi Robin. Wanita yang selingkuh harus dihukum, bukannya bisa hidup dengan bebas dan bahagia seperti sekarang.     

Giana sudah menerima hukuman yang pantas diterimanya. Dia tidak lagi memenuhi syarat untuk mewarisi harta warisan ratusan triliun milik keluarga Yuwono dan Grand Giana-nya juga akan segera menjadi reruntuhan. Sekarang giliran sahabat baiknya, Hilda Sukirman.     

Sementara, pembalasan dendam pada Hilda sangat mudah. Sean hanya perlu memberitahu suaminya, wanita seperti apa dia.     

Sean menyalakan ponsenya dan membuka Instagram. Dia jarang menggunakan aplikasi ini selama berada di Indonesia. Sean dia tidak punya teman di dalam negeri karena pada dasarnya, semua teman-temannya berada di luar negeri.     

Kali ini Sean ingin mencari seorang pria tampan dari antara teman-temannya untuk merayu Hilda. Dia tahu bahwa Hilda sudah tidur dengan banyak pria berondong dalam negeri dan memperkirakan bahwa wanita itu pasti sudah bosan dengan pria lokal. Jika kedatangan seorang pria berkewarganegaraan asing, dia pasti akan sangat tertarik.     

Setelah memeriksa teman-temannya, Sean menemukan seorang temannya yang mengunggah foto di Banten.     

"Mike Bruley di Banten?"     

Mike bertemu dengan Sean saat sedang berlatih di Amerika Serikat. Saat itu, sama seperti Sean, Mike juga berlatih bersama bintang-bintang NBA. Pria ini tinggi dan suka berolahraga. Otot perutnya akan membuat para gadis meneteskan air liur.     

Hal yang terpenting adalah Mike terlihat seperti bintang film terkenal Amerika, Leonardo DiCaprio, yang menjadi aktor 'Titanic'. Mike agak mirip dengan DiCaprio di masa-masa kejayaannya, terutama ketika sedang tersenyum. Karena itu, ke mana pun dia pergi, dia dapat dengan mudah mengejar gadis-gadis.     

Mike merupakan seorang buaya darat dari keluarga kaya. Ayahnya berinvestasi di Tucson Congress di luar negeri. Dia menjadi orang terkemuka karena wibawa yang dimiliki ayahnya.     

Pada akhirnya, Sean segera mengirim pesan pribadi kepada Mike untuk meminta nomor ponselnya yang sekarang dan langsung menghubunginya.     

"Mike, apakah kamu di Banten? Bisakah kamu datang ke Jakarta untuk membantuku?"     

"Ya Tuhan, Shane! Kamu di Jakarta?! Tuhan memberkatimu hingga bisa kembali hidup-hidup dari medan perang! Ternyata kita sangat dekat. Pemberhentianku berikutnya adalah Jakarta. Aku dengar ada lebih banyak wanita cantik di Jakarta daripada Banten! Tunggu aku. Aku akan sampai di sana dalam satu jam."     

Dua jam kemudian, Sean membuat secangkir teh hitam di gelas kertas sekali pakai dan menjamu teman lamanya di kamar hotel murah.     

Sebagai konglomerat generasi kedua, Mike selalu menginap di hotel mewah selama berada di Banten. Namun, ketika tiba di hotel murah bertarif dua ratus ribuan semalam, dia tidak sepenuhnya membencinya.     

Mike tahu latar belakang keluarga Sean yang bisa berlatih dengan para superstar seperti James, Anthony, dan Wade. Seorang anak dari keluarga biasa tidak akan bisa melakukannya sama sekali.     

Mike berkata, "Indonesia benar-benar menakjubkan. Pemandangan di sini benar-benar indah dan penduduknya juga ramah-ramah!"     

Mike terus membicarakan tentang kesan dan perasaannya selama kunjungannya baru-baru ini ke Indonesia. Meskipun dia konglomerat generasi kedua yang kaya raya, dia sudah melihat segalanya di Amerika Serikat. Tetapi, setelah datang ke Indonesia, pemandangan, wisata kuliner, dan penduduknya membuatnya takjub.     

Sean menatap wajah tampan Mike yang mirip Leonardo DiCarprio dan berkata dalam bahasa Inggris, "Mike, sebenarnya aku memintamu datang ke sini karena dua hal. Pertama, untuk menanyakan kabarmu. Kedua, untuk meminta bantuanmu."     

Mike mengambil gelas kertas sekali pakai, menyesap teh hitam murah itu, dan berkata, "Katakan saja, kawan. Kobe sudah meninggal. Sekarang aku akan melakukan apa saja."     

Sean menghela napas dengan berat. Mereka berdua menyukai bola basket dan tentu saja juga menyukai superstar bola basket Kobe Bryant. Sangat disayangkan, keduanya tidak memiliki kesempatan untuk berlatih bersama Kobe.     

Pada musim panas tahun 2004, mereka berdua datang ke lapangan basket tempat Kobe berlatih karena koneksi keluarga mereka dan bertemu dengan Kobe. Namun, Kobe sama sekali tidak peduli dengan kekayaan Sean dan Mike. Dia tidak memedulikan mereka berdua sama sekali.     

Kobe melihat dua bocah kecil yang saat itu memiliki tinggi kurang dari 170 cm dan berkata, "Aku beri kalian lima menit. Jika kalian bisa menggunakan metode apapun selama lima menit itu untuk menghentikanku mencetak poin, aku akan membiarkan kalian menemaniku berlatih bersama."     

Tentu saja Mike adalah seorang anak yang lemah, sementara Sean sudah berlatih seni bela diri sejak kecil. Kebugaran serta kekuatan fisiknya bisa dibilang cukup bagus. Namun, dalam lima menit itu, keduanya benar-benar dipermainkan Kobe Bryant. Pada akhirnya, Kobe memarahi dan mengusir mereka keluar lapangan.     

Mike menangis ketika berjalan keluar dari lapangan. Dia bahkan bilang akan menelepon ayahnya dan mengirim seseorang untuk mengalahkan Kobe Bryant.     

Sean tahu bahwa saat itu tim Kobe, LA Lakers, membentuk kombinasi F4 yang luar biasa mewah, tapi gagal bersaing untuk kejuaraan. Rekan setimnya selama bertahun-tahun yang merupakan pemain paling dominan, Shaquille O'Neal, dijual ke Miami Heat. Sementara Kobe, juga dibombardir oleh media.     

Tepat saat Kobe sedang dalam puncak amarahnya, kebetulan dia bertemu dengan Sean dan Mike.     

Sean berkata, "Aku sangat merindukan hari-hari ketika bermain basket denganmu. Kawan, apa yang aku minta kamu lakukan kali ini juga sama serunya dengan permainan bola basket!"     

Mike yang terkejut pun bertanya, "Benarkah? Apa itu?"     

Sean berkata, "Merayu istri orang lain."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.