Ingin Kukatakan Sesuatu

Usul Yuana!



Usul Yuana!

0Nenek Wangsa merupakan seseorang yang mempertimbangkan martabat orang lain. Sekarang keluarga Wangsa juga telah menjadi keluarga kelas satu di Jakarta dengan reputasi yang juga semakin meningkat. Tentu saja setiap pergerakan yang dilakukan keluarga Wangsa akan menarik perhatian.     
0

Jika keluarga Wangsa langsung mengusir Sean begitu saja saat dia mengalami masalah, maka hal itu pasti akan mengundang banyak gosip. Gosip-gosip seperti ini juga akan berpengaruh buruk bagi keluarga Wangsa di dunia bisnis.     

Giana mengendarai mobil Audinya kembali ke Alam Sutera. Sementara, Sean masih mabuk-mabukan setiap harinya, berpura-pura kesepian dan tertekan.     

Sean menanyakan pada Giana mengenai pertemuannya dengan Yoga hari ini. Tentu saja Giana tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Giana bilang bahwa dia hanya bertemu Yoga selama beberapa menit sebelum akhirnya diusir dari kamar oleh Yoga.     

Haha! Kamu adalah bidadari impiannya. Mana mungkin dia tega mengusirmu? cibir Sean.     

Mereka tidak saling berbicara sepanjang malam.     

Giana semakin keterlaluan. Dia keluar rumah dengan mengenakan gaun pendek. Dia pergi lagi ke rumah sakit untuk menemui Yoga.     

"Tuan Muda, istri Anda datang ke kamar Yoga lagi. Sama seperti kemarin, mereka lagi-lagi menutup tirai," Andy melapor pada Sean.     

"Berengsek!"     

Sean menutup telepon, lalu membuang gelas anggur yang ada di tangannya ke lantai dengan amarah yang meledak hingga gelas itu hancur berkeping-keping.     

Sean tidak pernah minum di pagi hari. Bahkan jika dia benar-benar diusir dari keluarga, dia tidak akan memilih untuk minum di pagi hari setelah minum di malam hari. Hanya saja, Giana benar-benar sudah menyakitinya begitu dalam sehingga untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia minum-minum di pagi hari untuk menghilangkan kesedihannya.     

"Persetan! Aku sudah tidak tahan lagi!"     

Sebagai seorang pria yang jelas-jelas tahu bahwa istrinya diam-diam pergi menemui pria lain, bagaimana bisa Sean hanya berdiam di rumah dengan tenang?     

Sean segera berjalan ke pintu untuk memakai sepatunya dan hendak langsung pergi ke rumah sakit. Dia ingin menendang pintu kamar VIP, lalu bertanya mengapa Giana berbohong dan berbuat demikian. Sebenarnya kesalahan apa yang sudah dia lakukan padanya? Meskipun berbuat seperti ini bisa mengacaukan rencana yang sudah lama diaturnya, emosinya saat ini benar-benar tidak bisa dikendalikan lagi.     

Tok! Tok!     

Tepat ketika Sean hendak keluar, tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk dari luar. Kebetulan Sean ada di depan pintu, jadi dia segera membukanya.     

Yuana berdiri di luar pintu dengan gaun hitam yang melekat di lekuk tubuhnya. Sepertinya dia mengganti gaya rambut. Rambut panjangnya diwarnai dan terlihat begitu halus.     

"Hai," Yuana menyapa Sean dengan nakal dan langsung masuk ke dalam.     

Sean sontak kebingungan, "Yuana? Kenapa kamu ke sini?"     

Setelah Yuana masuk dan menutup pintu, dia melepas sepatu hak tinggi hitamnya. Lalu, dia tanpa ragu menjinjitkan kakinya dan menggantungkan kedua tangannya di leher Sean.     

"Tentu saja aku datang karena merindukanmu," jawab Yuana.     

Sean segera mendorong kedua lengan ramping Yuana menjauh dan menegur, "Jangan begini."     

Yuana tersenyum dan berkata, "Aku tahu kamu tidak bisa keluar akhir-akhir ini. Aku khawatir kamu bosan, jadi aku datang untuk bermain denganmu. Lagi pula, tidak ada yang menarik di kampus."     

Kamu tidak tahu betapa menyebalkannya teman-teman sekelasku. Mereka selalu mengirimiku pengakuan cinta di WhatsApp selama kelas berlangsung dan memberiku memo. Benar-benar kuno," keluh Yuana.     

Sean memandang Yuana yang berpakaian seperti selebriti dan tersenyum. Yuana benar-benar tidak terlihat seperti seorang mahasiswi. Bukan karena dia terlihat tua. Yuana sangat terlihat muda. Namun, lingkar gaun yang dipakainya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan gadis kuliahan pada umumnya.     

Jika sekarang Yuana mengenakan gaun ini dan berjalan di kampus, dia pasti akan menarik perhatian semua pria yang ada di sana. Gaunnya pendek dan tidak berpunggung dengan bagian lengan yang juga terbuka, ditambah sepatu hak tinggi.     

Penampilan Yuana kali ini jelas bukan penampilan yang bisa ditandingi oleh gadis kuliahan mana pun. Tentu saja wanita karier juga tidak akan bisa menandinginya. Mereka yang bisa menandinginya harus memiliki postur tubuh yang luar biasa.     

Yuana terlihat sangat bahagia hari ini dan berkata pada Sean, "Aku akan memberitahumu sebuah kabar baik. Nenek sudah menyetujui perceraianmu dengan Kak Giana! Tapi, Nenek bilang tidak baik untuk meminta cerai segera sesudah kamu dikeluarkan dari keluarga besarmu, jadi Nenek menyuruh Kak Giana menunggu sebulan lagi sebelum mengatakannya padamu."     

Raut wajah Sean berubah kaku. Setelah menghela napas, Sean pun berkata, "Sebulan? Sepertinya aku tidak bisa menunggu selama itu."     

Yuana baru menyadari bahwa Sean tampaknya sedang minum-minum dan suasana hatinya sedang buruk. Begitu menoleh, dia melihat ada pecahan gelas di ruang tamu.     

Yuana takut dan segera mengenakan sandal. Dia tidak berani bertelanjang kaki karena takut darah berwarna merah segar akan mengalir di kakinya yang seputih salju.     

"Kak Sean, kamu sudah tahu kalau Kak Giana pergi menemui Yoga, ya?" tanya Yuana.     

Sean bahkan lebih terkejut, "Kamu juga tahu?"     

Yuana mengangguk. "Aku meminta kakakku menyewa kamar di gedung seberang kamar rumah sakit Yoga untuk memantau mereka. Kakakku baru saja meneleponku. Coba tebak bagaimana? Begitu masuk kamar, Kak Giana langsung mengunci pintu dan mencium Yoga segera setelah mereka bertemu! Kemudian, tirai ditutup. Sekarang entah mereka sudah sejauh apa!"     

"Cukup! Jangan katakan lagi!"     

Sean meninju dinding dengan tatapan pembunuh. Setelah terdiam sejenak, Sean mencibir, "Sebulan? Menyuruhku menunggu di rumah selama sebulan dan menonton Giana berkencan dengan pria lain setiap hari?! Aku tidak bisa melakukannya!"     

Yuana berkata, "Kak Sean, jika kamu ingin menceraikan Kak Giana dengan cepat, aku punya solusinya."     

"Apa itu?" Sean kembali bersemangat.     

Saat ini Sean merasa sudah disakiti oleh Giana si jalang itu berulang kali, jadi dia hanya ingin menyingkirkannya sesegera mungkin.     

Yuana tersenyum dan berkata, "Kak Giana sudah memutuskan untuk menceraikanmu, tapi dia hanya merasa tidak enak untuk mengatakannya, Jadi kenapa kamu tidak memberinya alasan saja?"     

"Alasan apa?" ​​Sean bertanya lagi. Awalnya Sean sering menertawakan IQ Yuana, tetapi sekarang dia merasa bahwa gadis kecil ini jauh lebih pintar daripada dirinya sendiri.     

Yuana menunjuk Sean, lalu menunjuk dirinya sendiri.     

"Kita?" Sean kebingungan.     

Yuana mengangguk. "Iya, kita! Pikirkanlah. Jika Kak Giana pulang dan melihat kita tidur bersama, apa reaksinya? Dia pasti akan sangat marah dan menceraikanmu di tempat!"     

Setelah tiga tahun menikah, Sean sangat mengenal temperamen Giana. Dia sangat waspada dan sama sekali tidak membiarkan Sean memiliki teman lawan jenis. Chintia saja sudah membuat Giana cemburu berkali-kali. Jika Sean dan Yuana terlihat bersama, tentu saja Giana akan marah besar.     

Meskipun ini cara yang bagus, Sean tidak ingin benar-benar terlibat dengan Yuana. Dia benar-benar sudah tidak berani menyentuh wanita keluarga Wangsa. Tidak mudah untuk menyingkirkan Giana. Jika Sean terlibat dengan Yuana juga, maka semuanya akan kacau lagi.     

Orang bijak tidak akan jatuh ke lubang yang sama. Ditambah lagi, Sean juga belum bercerai dan ini bertentangan dengan prinsipnya.     

"Bagaimana? Kak Sean juga tahu kalau aku selalu menyukai Kakak. Lagi pula, aku sudah bukan anak kecil lagi…"     

Ekspresi Yuana menjadi semakin tersipu malu. Sean tahu bahwa Yuana adalah gadis yang berpengaruh di universitasnya. Hanya dengan satu lambaian tangannya, segerombolan pria akan menghampirinya. Dia adalah kekasih impian begitu banyak laki-laki.     

Sean ragu-ragu cukup lama. Dia menatap Yuana, lalu perlahan-lahan mulai berbicara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.