Ingin Kukatakan Sesuatu

Suami Istri seharusnya Susah Senang Bersama!



Suami Istri seharusnya Susah Senang Bersama!

0Yuana tahu bahwa Giana sudah berselingkuh. Dia juga menunjukkan foto pertemuan pribadi Giana dan Yoga pada Sean. Tidak ada satupun pria yang akan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa sesudah mengetahui bahwa istrinya berselingkuh.     
0

Kebetulan sekali, tepat pada saat ini, Sean diusir dari keluarga Yuwono. Yuana menduga bahwa pengusiran Sean dari keluarga kemungkinan besar palsu dan hanya untuk menipu Giana agar menceraikan Sean.     

Untuk mendapatkan Sean, tadi Yuana sengaja menyebut Sean sebagai gelandangan miskin untuk memprovokasi kesombongan Giana dan membuatnya merasa kesal. Yuana juga ingin melihat Giana dan Sean bercerai lebih cepat sehingga dirinya lah yang akan menjadi Nyonya Sean Yuwono.     

Nenek Wangsa menggebrak meja dengan penuh emosi dan membentak, "Sudah cukup, belum?! Bisa-bisanya kalian masih memperdebatkan pakaian kotor dan apakah Yuana punya pacar atau tidak di saat seperti ini!"     

Hal yang paling penting saat ini adalah bisa tidaknya Sean mewarisi harta warisan ratusan triliun milik keluarga Yuwono.     

Nenek Wangsa berpikir untuk waktu yang lama, lalu tiba-tiba bertanya pada Sean, "Sean, bagaimana hubunganmu dengan dua saudara laki-lakimu?"     

Sean menjawab dengan jujur, "Waktu kecil, hubungan kami cukup baik. Tapi, sesudah dewasa, kami dikirim Kakek ke berbagai tempat untuk mengikuti pelatihan sehingga beberapa tahun ini kami sangat jarang menghubungi satu sama lain. Kami belum pernah bertemu selama lima atau enam tahun terakhir."     

Nenek Wangsa mengangguk. "Hm. Persaingan perebutan harta warisan memang selalu sengit. Laporan tes DNA yang sudah lebih dari sepuluh tahun lalu tiba-tiba terkuak. Kemungkinan itu adalah perbuatan kedua saudaramu yang sengaja memfitnahmu!"     

Setelah mendengar dugaan Nenek Wangsa, Lana segera menimpali, "Benar! Pasti kedua saudara laki-laki Sean yang sudah memfitnahnya untuk mendapatkan harta warisan ratusan triliun itu."     

Tak hanya Lana, Jayadi juga setuju dengan pandangan ini.     

Sean tidak menyangka mereka akan berpikir sampai ke sana dan menghubungkannya dengan semua ini. Selama beberapa saat, dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan pada mereka.     

Nenek Wangsa melanjutkan, "Pengurus Fairus mengambil rambutmu untuk tes DNA, tapi bisa saja ini tidak akurat. Nenek dengar tes itu harus menggunakan akar rambut agar hasilnya bisa akurat."     

"Sean, Nenek rasa kamu harus pergi ke Inggris untuk bertemu kakekmu dan melakukan tes DNA lagi di depannya," kata Nenek Wangsa lagi, "Bahkan meski kamu benar-benar bukan anak keluarga Yuwono, mereka sudah membesarkanmu selama bertahun-tahun. Jika mereka memiliki perasaan padamu, mereka pasti memperlakukanmu sebagai anak mereka sendiri."     

Lagi-lagi, Lana segera menimpali, "Benar, benar, benar! Sean, kamu harus pergi ke Inggris dan membawa Giana bersamamu untuk bertemu dengan kakekmu. Jika Kakek melihatmu, dia pasti tidak akan marah padamu. Kami semua adalah orang tua. Kami tahu betapa sulitnya membesarkan seorang anak. Perasaan yang sudah terjalin selama lebih dari 20 tahun tidak akan bisa dipatahkan begitu saja."     

Sejak awal, Sean sudah menyangka bahwa keluarga Wangsa akan menyuruhnya pergi ke Inggris. Jadi, dia telah mengambil tindakan pencegahan terlebih dahulu.     

Sean menggelengkan kepalanya dan berkata, "Awalnya aku juga berencana pergi ke Inggris, tapi Pengurus Fairus sudah menegaskan padaku bahwa Kakek tidak ingin bertemu denganku. Selain itu, Kedutaan Besar Inggris barusan menelepon untuk memberitahukan bahwa visa Inggris-ku sudah dibatalkan."     

Begitu mendengar ini, semua orang terkejut.     

"Apa?! Bukankah visa-mu sudah disetujui?" pekik Lana kaget, "Masih bisa dibatalkan?"     

Yuana yang sedang duduk di sofa sambil menyilangkan kaki jenjangnya pun mencibir, "Tidak perlu kaget seperti itu. Bukankah pembatalan visa adalah sesuatu yang sangat normal?"     

Yuana menerangkan, "Saat aku pergi keluar negeri tahun lalu, saat menunggu pemeriksaan keamanan di bandara, seorang pria di depanku ditarik keluar dari antrean. Pihak bandara memberitahunya bahwa mereka menerima informasi dari Biro Imigrasi untuk tidak mengizinkannya terbang, padahal status visa online-nya saat itu masih berlaku!"     

"Aku juga menerima telepon," kata Giana, "Aku sama seperti Sean. Visa-ku juga dibatalkan."     

"Apa?!" Lagi-lagi, keluarga Wangsa terkejut dan tidak menyangka.     

Nenek Wangsa berkata, "Kekuatan keluarga Yuwono memang benar-benar luar biasa. Mereka bahkan bisa menghentikan siapapun untuk pergi ke Inggris. Sean, sepertinya kakekmu sudah bertekad untuk tidak ingin bertemu denganmu."     

Sean memasang tampang sangat sedih dan meratap, "Kenapa Kakek begitu kejam?!"     

Melihat Sean begitu sedih, Nenek Wangsa merasa tidak enak untuk bertanya lagi. Dia pun berkata, "Sean, Nenek akan meminta teman Nenek di Inggris untuk mencari kakekmu. Kita lihat apakah kita bisa mengatur pertemuan kalian dan memperjelas semuanya. Hubungilah Pengurus Fairus lagi dan bicaralah baik-baik dengannya untuk melihat apakah ada peluang untuk memperbaiki ini semua."     

"Terima kasih, Nenek."     

Sean tahu dengan jelas di dalam hatinya bahwa meskipun Nenek Wangsa mengenal banyak teman di Inggris, teman-temannya ini tidak setingkat dengan kakeknya. Sebagai keluarga paling tertutup di dunia, bahkan orang setingkat Presdir Hartono tidak akan bisa bertemu dengan Charles jika tidak diatur oleh Sean. Apalagi orang lain?     

Setelah itu, keluarga Wangsa makan bersama. Sementara, Sean dan Giana kembali ke Alam Sutera.     

Setelah kembali ke rumah tempatnya tinggal selama tiga tahun terakhir, Sean tidak beristirahat, tetapi langsung ke area bar di ruang tamu. Dia membuka sebotol anggur merah dan menuangkannya untuk dirinya sendiri. Hari ini Sean diusir dari keluarga besarnya dan kehilangan posisinya sebagai presiden direktur, jadi dia harus menunjukkan suasana hati yang sangat sedih dan hancur.     

"Kenapa? Kenapa takdir melakukan ini padaku?!"     

Sean sedang berbicara pada dirinya sendiri sambil minum. Sementara itu, Giana yang memandang wajah Sean yang begitu sedih dari samping pun semakin merasa bahwa suaminya itu sedang tidak berpura-pura.     

Bukan karena kemampuan bersandiwara Sean yang luar biasa. Sekarang dia benar-benar sedih dan merasa bahwa takdir sudah mempermainkannya. Hanya saja, bukan karena dikeluarkan dari keluarga besarnya, melainkan karena Giana.     

Sean melampiaskan rasa sakit dari pengkhianatan Giana terhadap dirinya agar membuat Giana mengira semua kesedihan ini adalah karena kejadian hari ini.     

Tidak lama kemudian, Sean meminum dua botol anggur merah sendirian sampai mabuk dan tertelungkup di meja bar.     

"Suami, suami."     

Giana memanggil Sean dua kali, tetapi Sean tidak menjawab. Dia menepuk wajah Sean dengan tangan rampingnya sambil terus memanggilnya, "Sean, bangun. Jangan tidur di sini. Kami bisa masuk angin. Tidurlah di kamar."     

Setelah Giana terus-menerus memanggilnya, Sean sama sekali tidak merespons. Tentu saja siapapun tidak akan pernah bisa membangunkan orang yang sedang berpura-pura tidur. Sean tidak mabuk, tetapi sedang berpura-pura mabuk.     

"Hah…" Giana menghela napas.     

Giana adalah wanita yang lemah. Dia jelas tidak bisa menyeret pria besar seperti Sean. Apalagi, sekarang dia sedang mengandung. Akan lebih berbahaya jika dia tersenggol dan jatuh.     

Giana memandang Sean yang sedang mabuk, lalu melirik dua botol anggur merah yang diminum pria itu. Berdasarkan toleransi alkohol Giana, meminum setengah botol anggur merah saja biasanya sudah langsung membuatnya pingsan.     

Menurut Giana, meminum dua botol anggur sendirian dalam keadaan sedih akan membuat Sean lebih mudah mabuk. Setelah minum dua botol, pasti akan benar-benar mabuk.     

Akhirnya Giana berhenti berpura-pura menjadi istri yang baik dan berkata dengan sembrono, "Laki-laki tidak berguna! Apa gunanya bersembunyi di rumah dan minum alkohol? Seharusnya kamu pergi ke Inggris menemui kakekmu untuk mendapatkan kembali harta warisan itu! Huh!"     

Sean terlatih secara profesional sehingga dia bisa mengontrol toleransi alkoholnya. Dia tidak mungkin mabuk hanya dengan minum dua botol anggur. Sean yang berpura-pura mabuk pun merasa patah hati ketika mendengar kata-kata Giana.     

Ini baru wanita yang sangat aku cintai!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.