Ingin Kukatakan Sesuatu

Yuana yang Tidak Bisa Ditebak!



Yuana yang Tidak Bisa Ditebak!

0Melihat sikap kasar Jayadi terhadap Sean, Lana memutar bola matanya pada Jayadi dan berkata, "Kenapa kamu harus bertanya sekarang? Sean sudah sibuk bekerja sepanjang hari. Tunggu dia selesai minum teh dulu, baru bertanya!"     
0

Jayadi balas memutar bola matanya dan mencibir wanita yang sama sekali tidak memedulikan bisnis ini. Dia mengabaikan Lana dan langsung bertanya, "Sean, Ayah membaca berita bahwa kamu mengundurkan diri sebagai presdir Grup Citra Abadi. Apakah itu benar?"     

Pada saat ini, barulah Lana terkejut dan memekik, "Apa?! Sean, kamu sudah bukan presdir Grup Citra Abadi lagi? Haha! Apa karena kakekmu berpikir bahwa Jakarta kecil, jadi beliau ingin mengatur agar kamu pergi ke tempat lain? Ibu sudah lama ingin pergi ke tempat lain. Kapan kamu pergi? Kami akan ikut bersamamu!"     

Lana mengira bahwa ketika Sean mengundurkan diri sebagai presiden direktur di sini, ada jabatan yang lebih tinggi menunggunya.     

Sean tidak mengelak dan hanya berkata dengan sedih, "Ayah, Ibu, aku diusir dari keluarga besar oleh kakekku."     

"Apa?!" Jayadi dan Lana konpak terkejut pada saat bersamaan.     

Alasan mengapa Jayadi dan Lana merawat Sean seperti putra mereka sendiri adalah latar belakang keluarga Sean yang menonjol. Jika Sean dikeluarkan dari keluarga besarnya, kemungkinan besar mereka akan bersikap kasar terhadap Sean seperti sebelumnya.     

Sean merasa sulit untuk menjelaskannya, jadi Giana memberitahu orang tuanya tentang apa yang terjadi di perusahaan tadi.     

Lana langsung menangis tersedu-sedu, "Aduh… Kenapa bisa begini? Hidup putriku terlalu menyedihkan. Baru saja mengandung cucu keluarga Yuwono, sudah harus menghadapi masalah seperti ini!"     

Giana menarik lengan baju Lana dan mengisyaratkan ibunya untuk tidak mengucapkan kata-kata menyedihkan seperti itu.     

Sean berkata, "Ayah, Ibu, kami pulang untuk mengemasi barang-barang kami. Siang ini, Pengurus Fairus... Oh, bukan. Tuan Fairus akan mengirim seseorang untuk mengambil alih rumah ini. Aku dan Giana akan kembali pindah ke Alam Sutera, jadi kalian juga harus pindah."     

Sebelum Giana hamil, Jayadi dan Lana hanya datang ke rumah Sean di pagi dan malam hari. Kemudian, setelah Giana hamil, Lana langsung pindah kesini. Dalam dua hari terakhir, Lana dan Jayadi sudah sepenuhnya menganggap tempat ini sebagai rumah mereka sendiri.     

Setelah Lana mendengarnya, dia meratap lagi. Sementara, Jayadi menghela napas dan segera menghubungi Nenek Wangsa. Setelah menutup telepon, Jayadi berkata, "Nenek memintamu untuk menemuinya dan menjelaskan padanya."     

Sean tahu bahwa dalam keseluruhan rencananya, tidak sulit untuk membingungkan keluarga Jayadi. Tetapi, tantangan yang paling sulit adalah melewati Nenek Wangsa. Adapun perceraian Sean dan Giana bukan bergantung pada keputusan Giana, tetapi harus mendapat persetujuan dari Nenek Wangsa.     

"Setelah kami pindah, kami akan langsung pergi menemui Nenek," kata Sean.     

Jayadi mengangguk dan berkata pada Lana, "Apa yang kamu lakukan? Kita juga harus cepat berkemas! Kamu yang bersikeras ingin pindah kemari! Belum juga dua hari tinggal di sini, sudah harus pindah ke rumah lagi! Buang-buang waktu saja!"     

Sean dan Giana memiliki banyak barang yang tidak bisa mereka berdua pindahkan sendiri, jadi Sean menghubungi orang untuk membantu memindahkan barang-barang pribadi mereka ke Alam Sutera.     

Perasaan Sean menjadi kacau begitu kembali berada di Alam Sutera lagi. Dia dan Giana tinggal berdua di sini selama tiga tahun. Tetapi, setelah mereka menikah kembali, keduanya selalu tinggal di rumah Sean dan tidak pernah kembali ke sini. Terakhir kali Sean datang ke sini, dia mengemasi barang-barangnya sesudah mengetahui perselingkuhan Giana.     

Di ruang tamu, Sean berinisiatif meraih tangan Giana dan berkata, "Istri, ketika kamu tinggal di sini terakhir kali, kamu tidak ingin berbagi kamar denganku. Hari ini, kamu tidak akan tidur di kamar lain yang terpisah dariku, kan?"     

Mata Giana terkulai lesu. Ketika mendengar kata-kata Sean, dia tersadar dari lamunannya dan kembali ke akal sehatnya. Dia menjawab dengan datar, "Ehm… Tentu saja aku tidak akan tidur di kamar terpisah. Tapi, aku sedang mengandung, jadi kita lebih baik jangan…"     

Sean mengangguk dan menjawab, "Iya, aku tahu. Dokter juga sudah memperingatkanku. Aku tidak akan menyentuhmu."     

Setelah mengatakan ini, Sean teringat pada foto yang diambil Yuana. Yoga memeluk Giana yang sedang hamil dan masuk ke rumah karavan di hutan maple. Tidak ada yang tahu apa yang mereka lakukan di dalam sana.     

Giana, aku harap kamu masih memiliki batasan! Meskipun kamu selingkuh, tolong lakukan sesudah melahirkan! Dalam hati, Sean hanya bisa berdoa semoga Yoga dan Giana tidak melakukan apa-apa.     

Sean memandang Giana dengan penuh kasih sayang dan berkata, "Istri, jangan khawatir. Bahkan jika aku bukan berasal dari keluarga Yuwono, aku akan bekerja keras mencari uang untuk menghidupimu dan anak kita. Aku pasti tidak akan membiarkanmu menderita bersamaku."     

Tentu saja, kata-kata ini hanya untuk membuat Giana lebih yakin bahwa Sean benar-benar sudah dikeluarkan dari keluarga besarnya.     

Giana tersenyum canggung sambil memandang Sean dan berkata dengan lembut, "Suami bodoh, jangan berkecil hati dulu. Mungkin Kakek membuat kesalahan. Seharusnya sekarang kita tidak perlu memikirkan bagaimana caranya bekerja keras, tapi seharusnya memusatkan fokus kita untuk membuat Kakek mengakuimu. Hari sudah malam. Ayo kita temui Nenek saja."     

———     

Setelah Nenek Wangsa mendengar bahwa Sean dikeluarkan dari keluarga besarnya, dia sangat cemas hingga bahkan tidak bisa menelan air liurnya sendiri dan terus mondar-mandir di rumah. Ketika Sean dan Giana tiba di kediaman Nenek Wangsa di Perumahaan Kelapa Gading, keluarga Jayanata juga sudah tiba di sini.     

Nenek Wangsa mendesak Sean, "Sean, apa kamu sudah menghubungi kakekmu?"     

Sean menggelengkan kepalanya.     

"Bagaimana dengan orang tuamu?" Nenek Wangsa terus bertanya.     

Sean menjawab, "Ayah tidak menjawab panggilanku. Tadi aku baru saja menghubungi ibuku. Ibu juga sudah diusir dari keluarga Yuwono dan sekarang pergi ke Australia. Ibu bilang, apa yang dikatakan Kakek itu benar."     

"Hah…." Nenek Wangsa menghela napas berat, "Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi?!"     

Yuana yang duduk di sofa dan masih mengenakan gaunnya yang elegan itu berkata sambil tersenyum, "Karena Sean sudah dikeluarkan dari keluarga besarnya, berarti sekarang Sean adalah seorang gelandangan miskin, kan? Haha! Kak Giana, kamu baru saja menjadi istri presdir selama beberapa hari, tapi sebentar saja sudah ditendang ke posisi semula, ya?"     

Giana memandang Yuana dengan marah dan mengamuk, "Urus saja dirimu dulu! Kamu bahkan tidak mencuci bajumu yang kotor itu dan mengenakannya keluar! Bahkan ada bekas telapak tangan pria! Yuana, jangan-jangan pacarmu montir, ya? Kenapa tangannya begitu kotor?"     

Tentu saja bekas telapak tangan hitam pada gaun ini adalah milik Sean.     

Hari itu, Sean bertukar mobil dengan John di jalan. Buick Excelle yang dikendarainya sangat kotor, bahkan setir serta kaca spionnya juga kotor. Setelah mengemudi kembali ke perusahaan, Sean tidak sempat ke toilet untuk mencuci tangannya karena begitu marah ketika mengetahui istrinya selingkuh. Kebetulan Yuana sudah tiba di depan pintu. Karena itu, gaun bersih Yuana menjadi kotor.     

"Giana! Hati-hati dengan ucapanmu!" bentak Jayanata dengan marah, "Yuana kami tidak punya pacar sama sekali!"     

Yuana tidak peduli sedikit pun dan berkata, "Memangnya kenapa kalau kotor? Aku suka memakai baju yang kotor! Apa pedulimu?"     

Setelah berbicara, Yuana diam-diam melirik Sean. Sean yang merasakan lirikan menawan Yuana pun tidak berani menatapnya langsung.     

Yuana, si gadis kecil ini. Di luar dia menghinaku karena sudah menjadi gelandangan miskin, tapi masih mengenakan gaun yang dia pakai saat berciuman denganku waktu itu! Itu artinya, kemungkinan dia sudah menebak bahwa dikeluarkannya aku dari keluarga besar adalah palsu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.