Ingin Kukatakan Sesuatu

Menguping Pembicaran Giana di Telepon!



Menguping Pembicaran Giana di Telepon!

0Selama tiga tahun menjadi pasangan suami istri, selain selama masa 'perceraian palsu', Sean hanya mengabaikan Giana selama beberapa waktu. Namun, selain saat itu, mana ada sehari saja Sean tidak merawat Giana dengan penuh kasih sayang?     
0

Sementara, perlakuan Giana pada Sean? Giana hanya patuh pada Sean selama Sean menjabat sebagai presiden direktur. Sisanya, sikap Giana benar-benar bermuka dua. Sekarang, ketika Sean sudah diusir dari keluarga besarnya, Giana pun kembali ke wajah aslinya.     

Apakah dia benar-benar mencintaiku? Jika tidak, kenapa dia mengingat lagu-lagu yang pernah aku dengarkan dan juga mengingat makanan yang kusuka? Tapi, kalau cinta, kenapa dia malah mengejekku di saat aku terpuruk seperti sekarang ini? Pada saat karier suami sedang turun, bukankah seharusnya seorang istri menguatkan dan menghibur suaminya?     

Selagi Sean sedang bersedih, Giana sudah masuk ke kamar tidur. Giana duduk di tempat tidur, bersandar di bantal, dan menghubungi Hilda.     

"Hilda, apa kamu sudah tidur?" tanya Giana.     

Sean yang sedang berbaring di meja bar ruang tamu mendengar Giana yang sedang menelepon. Jadi, dia segera bangkit dengan bertelanjang kaki dan diam-diam menghampiri pintu kamar Giana untuk menguping.     

Giana tidak menutup rapat pintu dan meninggalkan celah. Sean tak hanya bisa mendengar suara Giana dengan lebih jelas, tapi juga bisa melihat Giana melalui celah pintu.     

"Aku tahu kamu akan meneleponku, jadi aku belum tidur," jawab Hilda, lalu bertanya, "Sebenarnya apa yang terjadi? Apa suamimu sudah menghubungi kakeknya?"     

"Belum," jawab Giana, "Visa Sean dan visaku dibatalkan. Sepertinya kakeknya sudah memantapkan hati untuk tidak mengakui Sean sebagai cucu. Tadi Sean minum alkohol dengan begitu sedih dan sekarang masih tertelungkup di meja bar ruang tamu."     

"Giana, menurutku kamu harus segera membuat rencana. Jika tidak bisa, ceraikan saja Sean," saran Hilda, "Lagi pula Yoga begitu menyukaimu dan keluarganya memiliki aset ratusan triliun. Tidak buruk dibanding keluarga Yuwono."     

"Hah…" Giana menghela napas, "Aku sudah menjalin hubungan dengan Sean selama tiga tahun dan sedang mengandung anaknya. Bagaimana mungkin aku bisa menceraikannya begitu saja? Nenek tidak mungkin setuju. Aku juga takut setelah bercerai, bagaimana jika ternyata Sean yang diusir dari keluarga besar hanyalah sandiwara belaka? Ini bukan pertama kalinya Sean berpura-pura miskin."     

Giana dan Sean sudah pernah bercerai. Meskipun saat itu perceraian mereka tidak sah secara hukum, Giana telah mendapatkan pelajaran dari itu semua. Jadi, sekarang dia tidak berani menceraikan Sean begitu saja. Bagaimana jika setelah bercerai, Sean kembali menjadi presiden direktur? Bukankah Giana akan terlihat konyol lagi?     

Hilda tersenyum dan berkata, "Hal Ini sangat mudah ditangani. Kamu bisa menguji Sean."     

Giana cepat-cepat bertanya, "Bagaimana cara mengujinya?"     

Hilda memiliki ide cemerlang dan memberitahu Giana, "Panggillah Yoga dan Cahyadi ke Jakarta. Jika Sean sengaja berbohong padamu, dia pasti tahu tentang kamu, Yoga, dan Cahyadi. Beritahukan kedatangan mereka pada Sean secara tidak sengaja. Jika Sean tidak dikeluarkan dari keluarga besarnya, dia pasti bisa menggunakan kekuatannya untuk melukai kedua orang ini di Jakarta. Kamu hanya perlu melihat apakah ada yang terjadi pada mereka."     

Wajah Giana menunjukkan kegembiraan. "Memanggil Yoga dan Cahyadi ke Jakarta. Jika mereka dihajar, berarti Sean sudah berpura-pura dikeluarkan dari keluarga besarnya. Jika mereka baik-baik saja, berarti Sean benar-benar sudah menjadi gelandangan miskin."     

"Ide bagus!" seru Giana kegirangan, "Hilda, aku sangat beruntung memilikimu sebagai sahabat terbaikku! Sejak rujuk dengan Sean, kamu selalu membantuku."     

Di luar pintu kamar, Sean tidak bisa mendengar perkataan Hilda dan hanya bisa mendengar suara Giana. Namun, setelah mendengar perkataan Giana, sepertinya Sean sudah bisa menebak isi percakapan keduanya.     

Tebakanku benar. Hilda si wanita iblis ini selalu menambahkan bensin ke dalam api di belakang Giana! Dia bahkan tahu semua masalah Giana dengan Cahyadi dan Yoga! Sekarang dia meminta Giana untuk mengujiku lagi. Untung saja aku mendengarnya! Jika tidak, Cahyadi dan Yoga akan dikebiri begitu tiba di Jakarta. Dengan begitu, Giana tidak akan menceraikanku!     

Bahkan Sean harus mengakui bahwa Hilda adalah wanita yang benar-benar sangat pandai berurusan dengan pria.     

Giana adalah seseorang yang sangat apa adanya. Jika bukan karena bantuan Hilda sebelumnya, dengan cara berpikir Giana, dia tidak akan mungkin bisa membuat Sean berubah pikiran.     

Giana mengobrol dengan Hilda selama beberapa saat sebelum menutup telepon. Kemudian, dia pun menghubungi Yoga.     

"Yoga."     

Mendengar Giana memanggil nama Yoga dengan penuh kasih sayang, hati Sean seperti tertusuk-tusuk duri. Selama Sean sibuk bekerja siang dan malam dalam beberapa hari terakhir, entah sudah berapa kali wanita jalang ini memanggil pria buruk itu dengan penuh kasih sayang seperti itu.     

"Kakak Bidadari, apa kamu merindukanku? Aku dengar Kak Hilda bilang suamimu sudah dikeluarkan dari keluarga besarnya?" tanya Yoga. Giana mengiyakan.     

"Giana, bidadari seperti dirimu tidak bisa menjalani kehidupan yang sulit," kata Yoga, "Suamimu sudah jatuh miskin. Kamu masih belum menceraikannya juga? Kamu tahu betapa aku mencintaimu. Apa aku tidak lebih baik dari suami tidak berguna seperti Sean?"     

"Yoga, suasana hatiku sedang buruk sekarang. Aku tidak ingin bicara dengan suamiku. Bisakah kamu datang ke Jakarta untuk menemaniku? Aku ingin bertemu denganmu," pinta Giana.     

Yoga sangat senang ketika Giana mengajaknya bertemu. Apalagi, bidadarinya itu bahkan mengatakannya dengan begitu ambigu.     

Ketika Sean masih menjabat sebagai presiden direktur, Yoga hanya berani berhubungan dengan Giana secara diam-diam. Namun, sekarang, Sean hanyalah seorang gelandangan miskin. Yoga pun semakin tidak punya alasan untuk takut padanya.     

"Besok aku akan pergi menemuimu," kata Yoga, "Tapi, jika kamu hanya membiarkanku berpegangan tangan denganmu seperti sebelumnya, aku rasa tidak ada artinya mau aku pergi atau tidak!"     

Demi memikat Yoga untuk datang, Giana mau tidak mau berkata, "Oke… Asalkan kamu datang menemaniku, kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan. Oke?"     

"Hahahaha! Tidak masalah! Besok pagi aku akan langsung berangkat!" sahut Yoga bersemangat.     

Yoga yang berada di seberang sambungan telepon merasa sangat gembira. Sementara, Sean yang mendengar semua ini di luar pintu merasa sangat marah.     

Meskipun Sean tahu bahwa Giana mengatakan ini hanya untuk memikat Yoga, sebagai seorang suami, dia merasa sangat sedih mendengar istrinya mengatakan hal seperti itu pada pria lain. Melalui celah pintu, Sean melihat Giana tersenyum dan wajahnya terlihat begitu senang setelah mengatakan ini.     

Bisa-bisanya kamu tersenyum?! Dasar wanita jalang! Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan apa yang kamu inginkan! Aku akan membuatmu mengajukan perceraian duluan dan membuatmu menyesalinya seumur hidupmu!     

Sean begitu emosi, tetapi tidak berani membuat gerakan apapun karena takut Giana melihatnya. Jika ketahuan Giana, semuanya akan sia-sia.     

Segera setelah itu, Giana menelepon pria lain.     

Giana bertanya dengan lembut, "Cahyadi, aku sudah lama tidak menghubungimu. Bagaimana kabarmu?"     

Bagaimanapun, Cahyadi terhitung sebagai 'mantan suami' Giana. Tetapi, setelah keluarga Pangestu kehilangan kekuasaan, Giana tidak pernah memedulikan Cahyadi lagi.     

Cahyadi berkata dengan dingin, "Aku tidak menyangka kamu akan menghubungiku! Keluargaku menjadi seperti ini karena wanita iblis sepertimu!"     

Giana tidak ingin bertengkar dengan Cahyadi, jadi dia berkata, "Aku minta maaf untuk masalah pernikahan sebelumnya. Kakekku sudah mengatur seseorang di Pengadilan Negeri. Meskipun aku tidak mengajukan perceraian denganmu, pernikahan kita tetap tidak sah secara hukum."     

Cahyadi menyambar dengan kejam, "Kamu pikir aku membencimu karena sudah mengajukan perceraian? Aku malah benar-benar berterima kasih padamu! Siapapun yang menikahi wanita penggoda sepertimu adalah lelaki sial!"     

Di luar kamar, Sean melihat Giana mengepalkan tinjunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.