Ingin Kukatakan Sesuatu

Mengundurkan Diri sebagai Presdir!



Mengundurkan Diri sebagai Presdir!

0Pernyataan Fairus membuat Giana dan Chintia terkejut sampai tidak bisa berkata-kata. Tentu saja Sean juga pura-pura terkejut. Namun, Giana jelas lebih memedulikan hal ini daripada Sean.     
0

"Dikeluarkan dari keluarga besar?" tanya Giana, "Pengurus Fairus tidak salah? Bagaimana mungkin Sean dikeluarkan dari keluarga besar? Apa mungkin Kakek marah karena Sean sudah menghabiskan cukup banyak uang selama seminggu ini? Beritahu Kakek, kami tidak akan lagi menghabiskan uang dengan sembarangan untuk menyelamatkan Grup Citra Abadi."     

Fairus menghela napas dan berkata, "Nona Giana, saya tidak melakukan kesalahan. Tuan Besar memang sudah mengeluarkan Sean dari keluarga besar dan alasannya tentu bukan karena uang. Dua hari yang lalu, Tuan Besar menemukan bahwa ada yang salah dengan laporan penilaian Tuan. Menurut laporan tes DNA, Sean tidak ada hubungan dengan ayahnya sama sekali!"     

Penjelasan Fairus membuat Giana dan Chintia bahkan lebih tercengang lagi.     

Sean bukan anak biologis ayahnya? Apa jangan-jangan…     

"Jadi, maksud Anda, ibuku…" Sean tidak sanggup melanjutkan perkataannya.     

Demi menipu Giana, Sean mengarang tentang perselingkuhan ibunya. Saat pulang nanti, ibunya pasti akan memukulinya habis-habisan.     

Fairus mengangguk diam-diam, tetapi juga tidak berbicara terlalu jelas. Bagaimanapun, ibu Sean juga merupakan seorang nyonya besar yang Fairus hormati sehingga dia pun merasa tidak enak untuk mengatakannya.     

Giana yang merasa bingung pun berkata, "Bagaimana mungkin? Meskipun aku tidak pernah bertemu dengan ibu Sean, aku pernah melihat fotonya. Beliau terlihat sangat cantik, polos, dan baik hati. Mana mungkin beliau bisa berbuat salah pada ayah Sean?! Selain itu, bagaimana kalian bisa yakin kalau Sean bukan cucu kandung kakeknya? Bukankah kalian terlalu sewenang-wenang jika hanya mengandalkan tes DNA lebih dari sepuluh tahun yang lalu?!"     

Setelah Giana kembali resmi menikah dengan Sean, dia mempelajari beberapa 'aturan tidak tertulis' keluarga besar seperti keluarga Yuwono. Salah satunya adalah segera setelah seorang anak terlahir, harus dilakukan tes DNA untuk membuktikan bahwa anak itu adalah darah daging keluarga Yuwono. Begitu mengetahui persyaratan ini, barulah Giana berusaha mengandung anak Sean dengan sepenuh hati.     

Hilda sempat menyarankan jika Giana tidak bisa hamil dengan Sean, dia bisa memiliki bayi dari pria lain dan berpura-pura bahwa itu anak Sean. Hanya saja, saran itu ditolak oleh Giana.     

Fairus menjawab, "Diam-diam saya sudah menggunakan rambut Sean untuk melakukan tes DNA lagi. Hasilnya menunjukkan bahwa dia memang bukan keturunan keluarga Yuwono. Adapun mengenai pertanyaan pertama Nona Giana tentang mengapa seorang wanita yang tampaknya polos dan baik hati bisa berselingkuh, saya juga tidak bisa menjawabnya. Nona Giana sendiri seorang perempuan, jadi seharusnya Anda memahami isi hati seorang perempuan dengan lebih baik dari laki-laki."     

Giana segera terdiam begitu mendengar kata-kata Fairus. Dia teringat akan dirinya sendiri.     

Bukankah Giana sendiri juga terlihat seperti wanita yang baik hati, polos, dan cantik bagaikan bidadari yang turun dari surga? Tapi, siapa yang mengira bahwa diam-diam Giana sudah mengkhianati Sean? Memikirkan hal ini, Giana menggigit bibirnya dan tidak lagi berani membela ibu Sean.     

"Sean, Tuan Besar menyuruhmu untuk segera mengundurkan diri sebagai presiden direktur Grup Citra Abadi," kata Fairus, "Selain itu, sahammu dan Nona Giana akan saya ambil alih. Rumah di Pondok Indah, Maybach, dan kendaraan-kendaraan lainnya juga akan diambil kembali."     

Ketika Giana mendengar bahwa rumah dan mobil mewah miliknya akan diambil, dia langsung menangis hingga wajahnya berlinang air mata, "Tidak! Tidak mau…"     

Sean berpura-pura sedih dan berkata, "Semua yang aku miliki di Jakarta adalah pemberian Kakek. Jika sekarang Kakek ingin mengambilnya kembali, baiklah. Aku akan menyerahkan seluruh saham dan tidak lagi menjabat sebagai Presiden Direktur Citra Abadi. Tapi, sebelum mengundurkan diri, apa aku boleh memilih Chintia sebagai presdir Grup Citra Abadi?"     

Begitu Chintia mendengar namanya disebut, perasaannya sangat kacau. Dia tidak menyangka Sean akan mengajukan dirinya sebagai presiden direktur.     

Fairus melirik Chintia dan menjawab, "Baik. Saya sudah mendengar sejak lama bahwa Wapresdir Yandra sangat pemberani dan berpengetahuan luas. Karena saya juga tidak begitu paham dengan Grup Citra Abadi, mulai sekarang saya persilakan Chintia menjadi presdir Grup Citra Abadi!"     

"Tu… Tuan Fairus…" Chintia tergagap.     

Chintia sudah memimpikan posisi sebagai presiden direktur selama bertahun-tahun. Dia selalu berpikir bahwa menjadi wakil presiden direktur sebuah perusahaan ternama adalah pencapaian tertinggi yang bisa diperjuangkannya sebagai seorang wanita.     

Fairus dapat melihat bahwa Chintia sangat bersemangat. Dia pun tersenyum dan berkata, "Presdir Yandra, jangan terlalu senang dulu. Menjadi Presiden Direktur Grup Citra Abadi di saat ini belum tentu merupakan hal baik. Anda harus ingat bahwa keluarga Liono masih menyerang Citra Abadi."     

"Saya harap setelah Sean meninggalkan kantor, keluarga Liono akan berhenti menyerang Citra Abadi. Kalau tidak, jika mereka bersikeras membuat Citra Abadi bangkrut, Anda hanya akan menjabat sebagai presdir selama beberapa hari," Fairus mengingatkan.     

Chintia mengerti situasi saat ini. Hanya saja, tidak peduli bagaimanapun juga, dia tetap ingin mendapatkan posisi sebagai seorang presiden direktur.     

Chintia membungkuk hormat pada Fairus, kemudian membungkuk pada Sean dan berkata, "Terima kasih, Tuan Fairus. Terima kasih, Presdir Sean. Apapun yang terjadi, saya pasti akan sehidup semati bersama Citra Abadi!"     

Fairus dan Sean memandang Chintia dengan lega dan tersenyum.     

Sean berkata pada Chintia dalam hati, Chintia, mungkin sesudah perpisahan ini, kita tidak akan memiliki kesempatan untuk menjadi rekan kerja lagi selamanya. Bahkan, kita mungkin tidak akan bertemu lagi. Posisi presdir Grup Citra Abadi adalah hadiah terakhirku untukmu. Terima kasih sudah pernah menyukaiku!     

Sean tidak bodoh. Bagaimana mungkin dia tidak tahu bahwa Chintia, dewi nomor satu di dunia bisnis Jakarta, menyukainya? Sayangnya, Sean selalu terjerat dalam perasaannya pada Giana si jalang ini dan tidak pernah berpikir untuk memiliki hubungan yang lebih dengan Chintia.     

Sekarang Sean sudah melepaskan pelatihan bisnisnya ini secara sukarela. Dia akan benar-benar meninggalkan Grup Citra Abadi dan tidak akan memiliki hubungan apapun dengan Chintia. Perasaan ini pun akhirnya berakhir.     

Fairus pergi meninggalkan kantor presdir bersama Andy tanpa mengatakan apapun lagi. Hanya Sean, Giana, dan Chintia yang tersisa di ruangan itu setelah keduanya pergi. Di layar LED besar, harga saham Grup Citra Abadi masih jatuh dan berwarna hijau suram.     

Chintia memandang Sean dengan perasaan yang campur aduk, lalu berkata, "Presdir Sean… Mungkin kakekmu hanya bingung sesaat. Jangan terlalu sedih."     

Sean tersenyum dan membalas, "Aku bukan lagi Presdir Sean. Sekarang kamulah presdir Grup Citra Abadi. Setelah aku pergi, aku harap kamu bisa memimpin Citra Abadi untuk melangkah lebih jauh. Mungkin nantinya aku tidak akan bisa membeli makan dan datang ke sini untuk melamar pekerjaan. Saat itu, kamu harus menerimaku, ya?"     

"Presdir Sean…."     

Ketika Chintia mendengar ini, tangisnya pun pecah. Ini adalah pemandangan yang sangat langka.     

Selama bertahun-tahun, Chintia selalu memiliki citra sebagai wanita kuat di tempat kerja. Dia bahkan dapat membuat direktur yang berkuasa berlutut di hadapannya. Dia juga bisa membanting pria dewasa dari atas bahunya dan menghajarnya. Tapi, dia tidak pernah menunjukkan sisi lembutnya ini.     

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Chintia menangis di depan bosnya. Dia bersyukur karena bertemu dengan Sean. Bekerja di bawah Sean adalah hari-hari yang paling membahagiakan baginya.     

Sean menepuk bahu Chintia dan berkata, "Presdir Chintia, tolong selenggarakan konferensi pers untukku. Aku ingin mengumumkan bahwa aku mengundurkan diri."     

Setengah jam kemudian, pengumuman pengunduran diri Sean dari jabatan presiden direktur Grup Citra Abadi tersebar di internet dan menjadi berita utama di bidang keuangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.