Ingin Kukatakan Sesuatu

Sean Diusir dari Keluarga Besarnya!



Sean Diusir dari Keluarga Besarnya!

0Yoga mengamuk dan melemparkan rokok ke lantai sambil memaki Cahyadi, "Persetan! Jangan membuatku kesal dengan urusan Giana dan omong kosongmu! Kamu pikir aku tidak mau membalas dendam pada Sean? Kamu harus punya uang untuk bertarung! Kakek sudah tidak memberiku uang lagi, jadi dengan apa aku bisa bertarung melawannya?!"     
0

Yoga sudah seperti kura-kura yang bersembunyi dalam tempurung selama dua hari terakhir. Setelah pulang dari Jakarta ke Banten, Yoga tidak berani menemui Giana dan bahkan tidak berani membalas pesannya.     

Dua hari yang lalu, Yoga masih bersumpah untuk merebut Giana dari genggaman Sean. Tetapi, sekarang dia sudah tidak bisa lagi bertarung melawan Sean.     

Cahyadi tidak ingin pertempuran antara keluarga Yuwono dan keluarga Liono berakhir seperti ini, jadi dia pun terus berusaha menghasut Yoga, "Jika Kakek tidak memberimu uang, kamu bisa meminta pada orang tuamu atau meminjam dari Fendy. Setidaknya dia pasti memiliki beberapa puluh triliun."     

"Jika beberapa puluh triliun bisa membuat Grup Citra Abadi bangkrut, aku pasti sudah meminjamnya! Begitu terjadi sesuatu pada perusahaan Sean, ada begitu banyak petinggi dunia bisnis yang membantunya. Ini sudah seperti lubang tanpa dasar!" sergah Yoga.     

Setelah pertempuran bisnis dengan Sean kali ini, Yoga menyadari bahwa kekuatan keluarga Yuwono tidak bisa diremehkan.Banyak orang mengatakan bahwa kekuatan keluarga Yuwono sudah berpindah ke luar negeri sehingga kekuatan dalam negeri mereka tidak begitu baik. Ini semua hanyalah omong kosong!     

Tepat pada saat ini, ponsel Yoga dan Cahyadi tiba-tiba mendapat notifikasi secara bersamaan. Notifikasi itu berasa dari aplikasi keuangan yang sedang mereka perhatikan. Keduanya menyalakan ponsel di saat yang bersamaan dan kompak tercengang.     

Judul notifikasi tersebut adalah "Mengejutkan! Presdir Hartono menolak kerja sama dengan Grup Citra Abadi untuk Proyek 11.11!"     

Begitu notifikasi tersebut dibuka, muncul video wawancara Presdir Hartono.     

Presdir Hartono mengatakan bahwa Grup Citra Abadi memang telah mendatanginya untuk membahas kerja sama. Tetapi, karena uang yang dijanjikan belum juga tiba, Presdir Hartono curiga ada masalah keuangan besar di Grup Citra Abadi. Itu sebabnya dia ingin membatalkan kerja sama.     

Berita tersebut membuat Yoga terkejut dan bertanya-tanya, "Bukannya kamu bilang Presdir Hartono sangat mengagumi Kakek Sean? Bukannya ini sama saja dengan mencelakai Sean?!"     

Cahyadi tertawa dan menjawab, "Pasti sudah terjadi sesuatu, jadi Presiden Hartono pun meninggalkan Sean. Pasti terjadi sesuatu pada Sean!"     

Mata Yoga langsung berbinar. Sekarang belum waktunya pasar saham dibuka, jadi dia masih memiliki kesempatan untuk membuat pilihan. Bertarung dengan Sean lagi, atau mendengarkan kata-kata kakeknya untuk berhenti.     

Yoga, seorang bocah lelaki berusia awal dua puluhan, masih tidak bisa menahan hasratnya begitu teringat tubuh lembut dan wajah cantik Giana. Dia segera menghubungi Fendy.     

"Kak, pinjamkan aku dua triliun!"     

———     

Ketika Sean pergi ke kamar mandi satu jam yang lalu, dia duduk di kloset sambil memegang ponselnya dan menghubungi Presdir Hartono.     

"Presdir Hartono, saya ingin meminta bantuan Anda."      

Presdir Hartono tersenyum dan menjawab, "Membantu untuk mendukung pasar, kan? Tidak masalah. Kebetulan perusahaan kami juga sudah kembali ke pasar saham IHSG. Jangan khawatir. Dengan adanya saya di sini, harga saham perusahaan Anda tidak akan jatuh!"     

Perusahaan Presdir Hartono terdaftar di Bursa Efek IHSG lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Tetapi, karena Bursa Efek IHSG tidak mendukung proposalnya, Presdir Hartono membiarkan perusahaan tersebut terdaftar di pasar saham AS yang secara langsung menjadi IPO terbesar dalam sejarah saham AS.     

Bursa Efek IHSG menyesal. Presdir Bursa Efek IHSG kemudian melakukan reformasi untuk Presdir Hartono dan mengundangnya kembali. Bisa dibilang Presdir Hartono sangat penting bagi bursa efeK IHSG. Karena Sean dilindungi oleh Presdir Hartono, pada dasarnya tidak akan ada masalah besar yang terjadi pada Grup Citra Abadi.     

Sean malah menolak, "Tidak, Presdir Hartono. Saya ingin meminta Anda untuk membatalkan kerja sama Anda dengan Citra Abadi dan menyerang kami."     

———     

Pasar saham IHSG resmi dibuka pada pukul sepuluh pagi. Sean, Chintia, dan Giana duduk di kantor presdir sambil memperhatikan harga saham Grup Citra Abadi di layar LED besar.     

Harga saham Grup Citra Abadi anjlok di pembukaan pasar saham. Warna saham Grup Citra Abadi saat ini berwarna hijau.     

Giana sedikit cemas. Dia mengguncang lengan Sean dan bertanya, "Suami, apa yang terjadi? Kenapa harga saham kita turun? Aku tidak suka warna hijau. Cepat suruh Kakek untuk turun tangan dan membuatnya berubah menjadi warna merah."     

Jika harga saham naik, warnanya merah. Jika turun, warnanya hijau.     

Sean mendengus dingin dalam hati, Kamu tidak suka hijau? Lalu, kamu pikir aku suka warna hijau? Ini semua karena kamu mengkhianatiku dan berselingkuh dengan Yoga!     

Untuk menyingkirkan Giana sepenuhnya tanpa melanggar janjinya dengan Nenek Wanda, Sean hanya bisa menahan amarah di hatinya. Sean menepuk tangan Giana dan berkata dengan tenang, "Tidak apa-apa. Aku akan menelepon kakekku dan meminta 20 triliun lagi."     

"Iya, iya! Setelah kamu selesai membicarakan hal itu, aku juga ingin berbicara dengan Kakek. Aku ingin mengucapkan selamat pagi pada beliau. Oh, tidak. Sekarang sudah malam di sana. Aku ingin mengucapkan selamat malam pada beliau!" kata Giana dengan sangat senang, seperti seorang gadis kecil.     

Chintia menyandarkan tubuhnya yang tinggi dan pinggangnya yang ramping di meja mewah. Dia menghela napas dan membatin, Ini benar-benar pertarungan para dewa. Jumlah uang yang dilemparkan oleh keluarga Yuwono dan keluarga Liono beberapa kali lipat jumlahnya dari nilai Grup Citra Abadi sendiri!     

Tentu saja Chintia senang karena Grup Citra Abadi sudah menjadi fokus kalangan bisnis domestik, sementara dirinya yang awalnya hanya dikenal di kalangan bisnis Jakarta kini juga menjadi sosok terkenal di seantero Indonesia. Karena Chintia sudah dikenal di ibu kota, akan lebih mudah baginya jika ingin berganti pekerjaan di masa depan.     

Sean mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Charles, tetapi nomor kakeknya tidak bisa dihubungi. Dia pun mengerutkan keningnya dan bergumam, "Tidak terhubung."      

"Apa Kakek sudah tidur?" tanya Giana, lalu menyarankan, "Coba hubungi Pengurus Fairus."     

"Iya."     

Tepat ketika Sean hendak menelepon Pengurus Fairus, tanpa disangka Rosiana tiba-tiba mengetuk pintu dan masuk untuk memberitahu, "Presdir Sean, Tuan Fairus ada di sini untuk bertemu dengan Anda."     

Ternyata Pengurus Fairus dan Andy sudah datang ke perusahaan.     

Melihat mereka berdua, Giana berjalan dengan cepat dan menyapa mereka dengan ramah, "Pengurus Fairus, Tuan Andy, kalian datang rupanya. Baru saja Sean ingin menghubungi Anda."     

Tiada yang menyangka bahwa dua orang yang dulunya begitu merendah tiap kali bertemu kini bersikap berbeda dari sebelumnya.     

Andy berteriak pada Giana, "Pengurus Fairus apanya? Panggil Tuan Fairus!"     

Giana tertegun selama beberapa saat. Dia tidak mengerti mengapa Andy berkata seperti itu. Dulunya Giana dan Sean selalu memanggil Fairus seperti itu. Namun, Giana tahu bahwa Andy bukan orang baik-baik sehingga tidak berani bertengkar dengannya.     

Sean menghampiri mereka dan berkata, "Pengurus Fairus, Anda juga lihat kalau harga saham Grup Citra Abadi sudah jatuh. Aku baru saja menelepon kakekku, tapi tidak tersambung. Tolong pinjamkan aku dua triliun terlebih dahulu."     

Pengurus Fairus meletakkan tangannya di belakang punggungnya. Dia tidak lagi bersikap merendah seperti sebelumnya dan berkata dengan angkuh, "Tuan Muda Sean, Tuan Besar secara khusus mengirim saya untuk memberitahumu bahwa kamu telah menyia-nyiakan 20 triliun uang keluarga dalam seminggu terakhir. Tuan Besar sangat marah!"     

Tak hanya sampai di sana, Pengurus Fairus berkata lagi, "Tuan Besar tidak akan memberimu satu sen pun lagi. Selain itu, Sean, kamu sudah dikeluarkan dari keluarga besar. Kamu bukan lagi pewaris keluarga Yuwono!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.