Ingin Kukatakan Sesuatu

Mimpi Yuana menjadi Istri Presdir!



Mimpi Yuana menjadi Istri Presdir!

0Yuana sendiri bukan seorang wanita yang baik. Sebelum Sean mengungkapkan identitasnya sebagai presiden direktur, Yuana bahkan jauh lebih kasar dan sinis dibanding Giana.      
0

Diam-diam Yuana jatuh cinta pada Sean selama tiga tahun? Bukankah itu lebih omong kosong?! Jika Sean benar-benar menjadi gelandangan miskin, setidaknya Giana menginginkannya sebagai ban serep. Sedangkan Yuana, dia tidak akan memandang Sean sama sekali.     

Apa yang Sean lakukan sekarang sangat kejam. Karena Yuana merasa bahwa mereka seharusnya bersama, Sean pun berpikir, Kamu sudah berdandan dan datang menemuiku untuk menunjukkan rasa cintamu padaku, jadi aku akan memenuhi keinginanmu itu!     

Pengkhianatan sang istri membuat Sean kehilangan akal sehatnya. Sekarang dia hanya ingin membalas dendam pada Giana dan keluarga Wangsa. Namun, sepuluh menit kemudian, Sean mendorong Yuana menjauh. Dia tidak membiarkan perilaku impulsif yang irasional ini berlanjut. Dia juga tidak ingin dirinya dan Yuana sampai ke tahap yang tidak bisa diubahnya lagi.     

Sean duduk di lantai dan menepuk dahinya dengan kedua tangannya. Suara hatinya yang terdalam mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang salah.     

"Ada apa?" ​​Yuana bertanya dengan lembut.     

"Aku tidak bisa melakukan hal-hal yang menghianati pernikahanku," kata Sean.     

"Tapi, Giana telah melakukannya," kilah Yuana.     

Sean menggelengkan kepalanya dan membalas, "Aku bisa bercerai, tapi aku tidak bisa membalas dendam padanya hanya karena dia telah melakukan hal seperti itu. Jika aku melakukan ini, lalu apa bedanya aku dan dia? Kalau begitu, kami berdua sudah sama-sama menelantarkan pernikahan kami."     

Sean tahu bahwa pada kenyataannya ada banyak pasangan menikah, terutama wanita, yang turut berselingkuh untuk balas dendam setelah tahu pasangannya berselingkuh. Namun, ini bukan cara yang benar. Wanita itu bisa memilih untuk bercerai, tetapi tidak boleh melakukan kesalahan yang sama.     

Setelah dididik dengan baik selama lebih dari 20 tahun, Sean tidak diizinkan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip seperti itu.     

Yuana sangat kecewa. Dia memasang kembali kancing gaunnya serta merapikan gaun elegannya yang berantakan, kusut, dan bahkan sedikit kotor. Setelah itu, dia berjongkok di depan Sean dan meraih lengan Sean sambil berkata, "Kakak Sean, aku akan menunggu sampai kamu bercerai. Sesudah bercerai, kita bisa bersama secara jujur dan terbuka!"     

Sean tertawa. Tentu saja dia akan bercerai dari Giana. Sean sudah memutuskan untuk mengakhiri pernikahan ini. Namun, berdasarkan rencananya, Sean akan membuat Giana berinisiatif untuk mengajukan perceraian terlebih dulu. Pada saat itu, Sean juga akan diusir dari keluarga besarnya dan menjadi orang biasa.     

Sean tersenyum dan berkata, "Aku khawatir saat itu kemungkinan kamu sudah tidak ingin bersamaku lagi."     

"Mana mungkin!" bantah Yuana, "Aku sudah menyukaimu selama tiga tahun. Jika kamu menceraikan Kak Giana, aku pasti akan merebutmu secepat mungkin!"     

Sean berhenti berdebat dengan Yuana mengenai hal ini dan bertanya, "Yuana, siapa lagi yang tahu soal Giana? Kenapa kamu tidak memberitahuku?"     

Yuana menjawab dengan jujur, "Aku tidak memberitahu siapapun baik itu kakakku, ayahku, maupun nenekku. Sebenarnya aku ingin mencari waktu yang pas untuk memberitahumu, tapi baru-baru ini perusahaanmu sedang diserang dan aku lihat kamu sangat sibuk. Jadi, aku berencana menunggu ini semua selesai, baru memberitahumu."     

"Oh," Sean mengangguk, "Untuk saat ini, jangan beritahu siapapun soal ini. Terutama, jangan sampai Giana tahu kalau aku tahu."     

"Iya, iya," Yuana menjawab dengan patuh, "Aku tidak akan memberitahu siapapun. Kakak tenang saja."     

Sean mengangguk lagi dan berkata, "Pulanglah dulu. Jika ada sesuatu yang aku butuhkan, aku akan menghubungimu. Mengenai yang barusan terjadi, maafkan aku…"     

Wajah Yuana dipenuhi dengan kebahagiaan saat dia membalas, "Untuk apa meminta maaf? Aku sangat senang. Tadi itu ciuman pertamaku!"     

Selama tiga tahun terakhir Sean tinggal di rumah keluarga Wangsa, dia tahu bahwa didikan keluarga Jayanata sangat ketat sehingga Yuana sama sekali tidak diperbolehkan berpacaran. Apa yang Yuana katakan barusan memang bisa dipercaya. Ironis sekali karena Sean tidak mendapatkan ciuman pertama Giana, melainkan ciuman pertama adik sepupunya.     

Ketika Yuana melangkah keluar dengan sepatu hak tingginya, suasana hati Sean sudah tidak terlalu buruk. Mungkin karena hal yang terjadi selama sepuluh menit tadi membuatnya merasa sedikit bersalah pada Giana.     

Setelah Yuana keluar dari kantor, dia pergi ke toilet untuk merias wajahnya lagi. Lipstik yang tadi dipakainya sebelum datang kini sudah sepenuhnya hilang karena bibirnya dicium Sean.     

"Kak Chintia."     

Saat Yuana sedang memakai lipstik di kamar mandi, dia bertemu Chintia. Yuana sangat senang bertemu Chintia karena Chintia adalah bawahan Sean yang paling membanggakan dan bahkan pernah menampar Giana. Musuh dari musuh adalah teman.     

Chintia melirik Yuana dan bertanya-tanya, Mengapa gaun Yuana begitu kotor? Yuana tampak seperti baru saja bergulat dengan seseorang di lantai. Selama ini, Chintia menilai Yuana sebagai seorang gadis yang mencintai kebersihan sehingga tidak mungkin Yuana berani keluar mengenakan pakaian kotor seperti itu.     

Bagaimanapun, para gadis memiliki harga diri yang tinggi. Chintia pun tidak enak untuk menanyakan hal itu.     

"Oh, Nona Yuana?" sahut Chintia.     

"Untuk apa Kak Chintia begitu formal seperti itu? Panggil saja aku Yuana," kata Yuana, "Ngomong-ngomong, kenapa ruang kantor Kakak pindah?"     

Chintia menjawab dengan dingin, "Berkat kakak sepupumu, kantorku yang dulu sudah menjadi milik Kak Giana-mu itu."     

"Kakakku benar-benar keterlaluan. Dia bahkan jarang datang ke perusahaan, jadi untuk apa merebut ruang kantor Kak Chintia?" komentar Yuana, "Tidak apa-apa, Kak Chintia. Jangan khawatir. Nanti aku akan memberitahu Kak Sean dan memintanya mengembalikan ruang kantormu."     

Chintia terkesiap karena tidak menyangka Yuana akan berbicara seperti itu. Tangannya yang terulur untuk mencuci tangan pun tiba-tiba terhenti. Chintia pun tak habis pikir, Cara bicara Yuana sudah seperti siapanya Sean saja. Dia kira Sean akan mendengarkan apa yang dikatakannya?     

Sekarang Yuana merasa sedang di atas awan karena Sean baru saja menciumnya dan juga karena masalah pengkhianatan Giana. Begitu Sean dan Giana bercerai, Yuana akan menjadi istri Sean sekaligus istri Presiden Direktur Grup Citra Abadi. Dengan begitu, tentu saja Yuana berhak menunjuk siapa yang bisa menggunakan kantor yang mana.     

Selagi Chintia masih tercengang, Yuana sudah selesai memakai lipstiknya. Sesudah itu, dia menepuk bahu Chintia dengan tangannya. Seperti orang tua pada anak kecil dan seperti atasan pada bawahan, Yuana berkata, "Kak Chintia, bekerjalah yang benar untuk Sean dan hasilkan keuntungan untuk perusahaan ini. Dengan begitu, Sean tidak akan mungkin memperlakukanmu dengan buruk."     

Setelah mengatakannya, Yuana pun pergi dengan penuh percaya diri.     

"Ada apa dengan si Yuana ini?" gumam Chintia heran.     

Chintia tidak tahu kenapa Yuana berlaku seperti itu. Jadi, setelah mencuci dan mengeringkan tangannya, dia pergi ke kantor Sean. Namun, Chintia teringat bahwa Sean baru saja mengamuk pada Rosiana dan tidak memperbolehkan siapapun mengganggunya. Dia pun berhenti di depan pintu untuk mengirimkan pesan Whatsapp pada Sean terlebih dahulu.     

[Chintia]: Presdir Sean, bisakah saya datang ke kantor Anda?     

Sean baru bangkit dari lantai ketika melihat pesan dari Chintia. Dia sudah tidak lagi dipenuhi amarah seperti saat baru tiba di kantor tadi. Sean pun membukakan pintu kantor dan memanggil, "Chintia, masuklah."     

Setelah Chintia masuk, dia segera berkata pada Sean, "Entah apa yang salah dengan Yuana, tapi tadi dia bilang ingin mengembalikan ruangan yang dipakai istri Anda pada saya lagi. Saya ingin meminta penjelasan pada Presdir Sean mengenai hal itu. Ini bukan permintaan saya. Saya juga tidak merasa tidak puas dengan ruang kantor saya yang sekarang."     

Sean duduk di kursi ruang kantornya dan berkata, "Oh, lebih baik kamu kembali saja ke ruanganmu yang dulu. Ruangan di sana luas dan posisinya strategis, jadi akan membantu kinerjamu."     

"Kalau begitu, istri Anda…" Chintia takut Giana akan tidak senang ketika tahu akan hal ini.     

Sean berkata, "Aku akan memberitahunya. Chintia, ingat, kamulah wakil presiden direktur perusahaan ini. Apa yang sudah kamu korbankan untuk perusahaan ini tidak akan bisa dibandingkan dengannya."     

"Aku adalah seseorang yang bisa memisahkan urusan pekerjaan dan masalah pribadi dengan sangat jelas. Untuk menghindari Giana mengambil sahamku lagi untuk menekanmu, aku sudah memutuskan untuk memberikan dua persen sahamku untukmu dan menjadikanmu pemegang saham terbesar kedua di perusahaan!" tukas Sean.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.