Ingin Kukatakan Sesuatu

Rencana Perceraian Sean!



Rencana Perceraian Sean!

0Charles menghela napas sebelum berkata, "Sean, sebenarnya Kakek sudah menduga hal seperti ini akan terjadi saat memutuskan untuk membiarkanmu menikah saat itu. Seorang wanita adalah rintangan yang harus dilalui seorang pria dalam kehidupannya. Mengalami pengkhianatan belum tentu merupakan sesuatu yang buruk dalam hidupmu."     
0

"Kakek hanya tidak menyangka ternyata kamu memiliki perasaan yang begitu dalam pada Giana," lanjut Charles, "Hah... Sebenarnya saat itu Kakek tidak ingin kamu menikahinya. Kakek ingin mencarikan gadis biasa untukmu, tapi kakak keduamu bersikeras memilihkanmu wanita dengan kecantikan tiada tara. Menurutnya, kamu akan cukup sengsara menjadi menantu yang tinggal di rumah mertua selama tiga tahun sehingga memilih seorang istri yang cantik adalah suatu keharusan. Jika tidak, kamu akan menderita."     

"Tapi, lihatlah sekarang. Maksud baik kakak keduamu malah melukaimu," kata Charles,     

Memang benar bahwa setiap pria menyukai wanita yang cantik. Hanya saja, standar kecantikan setiap orang berbeda-beda. Jika Giana tidak begitu cantik dan tidak memiliki postur tubuh yang begitu indah seperti itu, Sean juga tidak akan begitu menyukainya selama tiga tahun ini.     

Saat ini Sean baru menyadari bahwa semua wanita cantik adalah mawar berduri yang hanya bisa dikagumi, tapi sama sekali tidak cocok untuk dibawa pulang. Apalagi, ketika kamu sedang tidak cukup berkuasa, cepat atau lambat wanita itu pasti akan berpaling ke yang lain.     

Lagi pula, godaan bagi wanita cantik benar-benar berat. Semua wanita cantik juga manusia biasa. Mereka masih bisa menahan satu godaan, tapi bagaimana jika godaan itu datang berulang kali? Itu bisa membuat mereka terbang ke awan-awan!     

Karena Sean terdiam, Charles bertanya, "Jadi, apa rencanamu, Sean? Menceraikannya? Saat ini dia belum menjadi ahli waris harta warisan keluarga kita. Dengan kemampuan keluarga Yuwono, dia tidak akan mungkin berani menolak meskipun kita memaksanya menandatangani surat perceraian. Hanya saja, sekarang dia sedang mengandung anak keluarga Yuwono. Anak ini harus tetap bersama kita! Tentu saja saat anak itu lahir, kita harus melakukan tes paternitas!"     

Semua tetua pasti sangat mementingkan anak-anak. Bahkan, beberapa keluarga konglomerat akan menikahkan putra mereka dengan menantu cantik. Setelah disuruh melahirkan setidaknya dua atau tiga anak dalam tiga tahun, menantu itu bahkan akan langsung diusir. Semuanya hanya demi melahirkan anak untuk keluarga mereka saja.     

Giana memiliki bakat super dalam kecantikan, musik, dan seni. Gen seperti inilah yang diinginkan oleh keluarga Yuwono. Charles tidak peduli dengan karakter Giana. Selama dia melahirkan anak dari keluarga Yuwono, anak itu harus diserahkan pada keluarga Yuwono.     

Sean merasa bahwa anak itu tidak bersalah. Dia tidak akan tega membunuh kehidupan yang bahkan belum lahir ke dunia dengan tangannya sendiri. Karena itu, Sean juga memiliki pemikiran yang sama dengan kakeknya. Mereka sama-sama ingin Giana melahirkan anak ini.     

"Kakek, aku tidak bisa langsung menceraikannya," jawab Sean, "Beberapa waktu yang lalu, sebelum Nenek Wanda meninggal, aku berjanji padanya untuk tidak akan menceraikan Giana, kecuali Giana sendiri yang berinisiatif untuk menceraikanku terlebih dulu."     

"Jadi, maksudmu?" Charles agak tidak mengerti arah pembicaraan Sean.     

"Giana adalah seorang wanita yang mementingkan harga dirinya. Begitu aku jatuh miskin, dia pasti seratus persen akan berinisiatif untuk menceraikanku terlebih dulu," terang Sean, "Jadi, aku harap Kakek mengeluarkanku dari keluarga Yuwono!"     

Charles terkejut mendengar permintaan ini. Bagaimana bisa Charles tega mengusir cucunya sendiri dari keluarga Yuwono?!     

"Oke, Kakek akan mengikuti permainanmu ini," jawab Charles, "Bukankah kebetulan keluarga Liono ingin mencari gara-gara denganmu? Kalau begitu, Kakek tidak akan membantumu menjaga harga saham Grup Citra Abadi lagi. Sementara, kamu berpura-pura saja sudah dikalahkan oleh keluarga Liono."     

"Baik!"     

Alasan ini sangat bagus dan tidak akan membuat Giana curiga.     

Bagaimanapun, Sean berterima kasih pada Yoga atas serangannya. Jika tidak, dia tidak tahu alasan apa yang harus dipikirkannya untuk menyingkirkan Giana si wanita tidak tahu malu itu.     

Setelah menutup telepon, Sean segera mencuci muka dan menyikat giginya. Namun, saat sedang menyikat giginya, suara rekaman suara Giana yang luar biasa itu seolah menggema di telinganya. Sean sangat marah hingga menggosok giginya sampai berdarah.     

"Cih!" Sean memuntahkan air bercampur darah dan pasta gigi, lalu berkata pada cermin, "Giana, aku sangat percaya padamu, tapi kamu sudah sengaja menipuku selama ini!"     

Sebenarnya, masalah di antara Giana dan Cahyadi bukanlah sesuatu yang tidak termaafkan. Hanya saja, hal yang membuat Sean begitu benci adalah kebohongan Giana.     

Setelah selesai cuci muka dan gosok gigi, Sean kembali ke kamar tidur untuk berganti baju dan bersiap berangkat kerja ke kantor agar tidak perlu melihat Giana sepanjang hari. Sekarang, begitu Sean melihat Giana, dia sangat ingin menginterogasi dan memukulnya.     

"Suami, kenapa kamu bangun sepagi ini?" tanya Giana sambil menggosok matanya dan menatap Sean. Akhir-akhir ini dia bangun pagi hanya demi berkencan dengan Yoga. Karena itu, begitu mendengar sesuatu berbunyi di kamarnya, dia akan langsung terjaga.     

Sean memberitahu dirinya sendiri, Jangan tunjukkan bahwa kamu sudah mengetahui yang sebenarnya, Sean. Jika tidak, kamu tidak akan bisa bercerai dari Giana!     

Sean tidak menatap Giana dan hanya mengiyakan sekadarnya. Giana melihat waktu dan berkata, "Sudah waktunya aku bangun juga. Suami, buatkan aku segelas air madu."     

Sejak keduanya menikah lagi, tradisi lama mereka sudah kembali. Setiap pagi, Sean akan membuatkan Giana secangkir air madu agar Giana bisa menjaga kecantikan wajahnya. Namun, saat ini Sean tidak ingin melakukannya sama sekali.     

Setiap pagi aku membuatkanmu air madu dan membelikanmu masker wajah terbaik dari Swiss untuk mempertahankan kecantikanmu. Apa itu semua agar kamu bisa merayu pria di luar sana? Sean merasa sangat marah di dalam hatinya.     

Giana sama sekali tidak menyadari perubahan psikologis Sean dan berkata dengan tidak sabar, "Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu diam saja? Cepat buatlah. Aku sudah haus."     

Sean terpaksa menekan amarah di dalam hatinya dan menjawab, "Oke."     

Sean keluar dan membuatkan air madu dengan suhu 60 derajat, lalu membawanya ke kamar Giana. Giana tidak bangun dari tempat tidurnya dan langsung meminumnya di sana.     

Setelah menelan dua teguk air madu, Giana berkata dengan gembira, "Aku benar-benar bahagia! Setiap hari aku bisa minum air madu yang dibuat langsung oleh suamiku!"     

Di dalam hatinya, Sean merasa jijik pada Giana, Cih! Tentu saja kamu bahagia! Di rumah kamu memiliki seorang pria dan di luar kamu juga memiliki seorang pria! Begitu banyak pria yang merengkuhmu dan memperlakukanmu seperti seorang putri. Bagaimana mungkin kamu tidak bahagia?!     

"Sesuatu terjadi di perusahaan. Aku harus pergi," kata Sean, bersiap untuk pergi.     

"Tunggu sebentar," Giana tiba-tiba menghentikan Sean, "Kamu belum menciumku!"     

Sejak kembali menikah, Sean dan Giana memiliki tradisi baru. Setiap bangun tidur, mereka harus mencium satu sama lain. Tradisi ini disebut dengan morning kiss. Tidak hanya Giana, tetapi juga semua wanita dan terutama wanita-wanita asing. Mereka akan melakukan tradisi morning kiss ini dengan pasangan mereka ketika bangun di pagi hari.     

Begitu Sean teringat akan pengkhianatan Giana, bagaimana bisa dia mencium wanita itu lagi? Namun, dia mau tidak mau melakukannya agar tidak membuat Giana curiga.     

"Aku pergi dulu. Mungkin aku akan kembali larut malam."     

Setelah Sean buru-buru memberikan morning kiss, dia berjalan keluar dari kamar mereka yang berada di lantai tiga. Bukannya langsung meninggalkan rumah, dia justru pergi ke kamar mandi yang berada di lantai pertama.     

Sean menggosok giginya lagi. Mencium Giana membuatnya merasa mual.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.