Ingin Kukatakan Sesuatu

Membuat Keluarga Liono Bangkrut!



Membuat Keluarga Liono Bangkrut!

0Melihat reaksi sensitif Giana, Sean bertanya, "Kenapa? Kamu kenal Yoga Liono?"     
0

Giana cepat-cepat menggelengkan kepalanya.     

"Tidak… Tidak kenal. Aku hanya pernah mendengar Cahyadi menyebutnya…" jawab Giana, kemudian kembali bertanya, "Suami, keluarga Liono menyerang perusahaan kita seperti ini. Tidak akan terjadi sesuatu pada perusahaan, kan?"     

Sean menjelaskan, "Berdasarkan laporan 43 halaman penjualan singkat itu, keluarga Liono ingin membuat Grup Citra Abadi bangkrut. Dengan kekuatan keluarga Liono mereka, akan sangat mudah untuk menjatuhkan perusahaan kecil seperti Grup Citra Abadi."     

"Sayangnya, Presiden Direktur Grup Citra Abadi adalah aku dan ini adalah tempat pelatihanku," kata Sean dengan percaya diri, "Tentu saja aku tidak akan membiarkan siapapun menjatuhkan Grup Citra Abadi."     

Melihat ekspresi khawatir Giana, Sean tersenyum dan menyentuh wajah Giana, lalu berkata, "Kenapa? Kamu takut mereka akan membuatku terpuruk hingga jatuh miskin? Jangan khawatir. Suamimu tidak selemah itu."     

Sean melanjutkan, "Kamu tidak perlu mengkhawatirkan masalah yang terjadi di Grup Citra Abadi. Kamu hanya perlu merawat bayi kita dengan tenang dan mengurus hal-hal yang berkaitan dengan Grand Giana. Kamu tidak perlu datang ke tempatku. Jika ada reporter yang menghubungimu lagi, kamu tidak perlu mengangkatnya."     

Giana turut tersenyum. "Baiklah. Aku percaya padamu, Suami. Kalau begitu, aku ke toilet dulu. Kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu."     

Begitu meninggalkan Sean dan tiba di toilet, Giana diam-diam menghubungi Yoga.     

Yoga berbicara pada Giana dengan nada yang sangat manis di telepon, "Sayang, apa kamu merindukanku setelah baru berpisah sebentar?"     

Giana berbisik, "Jangan bercanda! Yoga, aku tanya padamu. Apa kamu menyerang Grup Citra Abadi suamiku?"     

Yoga menjawab dengan bangga, "Benar, memang aku yang melakukannya. Hari ini saham Grup Citra Abadi suamimu turun 23% dan harga sahamnya juga menyusut banyak meski baru hari pertama. Selanjutnya, saham Grup Citra Abadi masih akan terus menurun dan dia akan segera menjadi gelandangan miskin!"     

Giana berkata dengan kesal, "Kenapa kamu melakukan ini?! Apakah karena bibimu? Aku sudah memberitahumu, suamiku bukan orang yang tidak bermoral seperti itu! Dia hanya mencintaiku seorang dan tidak mungkin melakukan apapun dengan bibimu!"     

Yoga berteriak dengan keras, "Ini bukan karena bibiku! Aku melakukannya untukmu!"     

"Untukku?" Giana tercengang.     

"Aku mencintaimu, Giana! Beberapa hari ini aku sudah jatuh cinta padamu! Aku ingin bersamamu! Aku ingin merebutmu dari Sean!" kata Yoga, "Itulah sebabnya aku ingin bertarung dan mengalahkannya demi memenangkanmu!"     

Giana tidak menyangka Yoga akan menjadi begitu impulsif dan ekstrem seperti ini.     

Awalnya, Giana sangat menikmati beberapa hari terakhir. Di rumah, dia mendapatkan cinta dari Sean suaminya. Saat bekerja di Grand Giana, dia senang mendapatkan pujian dari seorang pengagum seperti Yoga.     

Giana menyukai bagaimana rasanya memiliki dua pria sekaligus. Selain itu, dia berharap kehidupannya yang harmonis ini akan terus berlanjut. Tapi, dia tidak menyangka bahwa Yoga tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan tidak ingin terus menjadi ban serep. Giana sendiri juga tidak berani berharap seorang tuan muda konglomerat mau menjadi ban serepnya.     

Sikap Giana langsung berubah menjadi tegas, "Yoga, jangan serang Grup Citra Abadi lagi dan jangan mencari gara-gara dengan suamiku lagi! Aku sangat mencintai suamiku dan anak kami akan segera lahir, jadi aku tidak mungkin bersamamu! Jangan sok akrab denganku!"     

Setelah selesai berbicara dengan Yoga, Giana menutup telepon dan kemudian segera menghubungi Hilda.     

Giana buru-buru berkata, "Hilda! Terjadi masalah! Kamu sudah melihat berita? Hari ini saham Grup Citra Abadi turun lebih dari 20 persen dan ini semua perbuatan Yoga! Dia bilang bahwa dia melakukan ini semua untukku! Apa yang harus aku lakukan?"     

Hilda membalas, "Sayang, untuk apa panik? Seharusnya kamu senang karena ada dua lelaki yang memperebutkanmu! Menurutku, Yoga dan Sean memiliki kemampuan yang baik di bidang saham dan pasar bisnis. Biarkan saja mereka bertarung. Kamu tidak perlu memedulikannya. Kamu bisa bersama dengan siapapun yang nantinya menang, kan?"     

"Hah… Mana bisa begitu?! Aku sedang mengandung anak Sean, jadi tentu saja aku ingin bersama Sean. Tadi aku baru saja memberitahu Yoga bahwa aku tidak mungkin bersamanya dan menyuruhnya untuk tidak berbuat seperti itu," kata Giana.     

Hilda buru-buru mengingatkan, "Nona Besar, jangan terlalu yakin! Jika Yoga berhasil mengalahkan suamimu dan membuatnya jatuh miskin, apa kamu akan tetap bersama Sean?"     

Giana menjawab dengan sedikit ragu, "Tidak mungkin, kan? Sean terlihat sangat tenang. Kakeknya juga tidak mungkin akan hanya duduk dan menonton. Bagaimana mungkin keluarga besar seperti mereka bisa dijatuhkan dengan begitu mudah?"     

Hilda terus memengaruhi pemikiran Giana, "Memangnya kamu pernah bertemu dengan kakek Sean? Apa kamu tahu latar belakang keluarganya? Kamu bahkan tidak bisa memastikan keluarga Yuwono kaya raya atau tidak, kan? Bisa saja mereka menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan reputasi itu. Sedangkan, keluarga Liono adalah keluarga papan atas yang sudah nyata. Orang-orang di seluruh penjuru negeri juga mengetahuinya."     

"Sebaiknya kamu mengirim pesan permintaan maaf pada Yoga dan membuat rencana cadangan untuk dirimu sendiri," Hilda menyarankan dengan kukuh, "Apa kamu tahu berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk membuat saham Grup Citra Abadi turun sebanyak lebih dari 20 persen? Yoga bahkan rela bercucuran darah demi dirimu!"     

Sebelumnya Giana bisa mendapatkan Sean kembali berkat bantuan dan bimbingan Hilda. Sekarang pun dia juga masih paling percaya pada perkataan Hilda. Karenanya, Giana mengirim pesan pada Yoga di WhatsApp. Yoga dengan cepat membalasnya.     

[Giana]: Yoga, maafkan aku. Tadi aku sudah menyakitimu. Bukannya aku tidak menyukaimu, hanya saja aku sedang mengandung anak Sean, jadi aku khawatir kamu tidak akan menyukaiku.     

[Yoga]: Aku sudah pernah bilang, aku tidak keberatan meski kamu memiliki anak. Aku tidak peduli itu anak siapa. Aku bahkan akan menganggapnya sebagai anakku sendiri. Giana, aku pasti akan merebutmu dari tangan Sean!     

Giana tidak membalas pesan Yoga.     

———     

Begitu pasar saham IHSG dibuka, harga saham Grup Citra Abadi naik tajam. Tidak hanya berhasil memulihkan harga yang jatuh kemarin, tetapi juga meningkat sebanyak 5 persen. Namun, Yoga terus merilis berita yang tidak menguntungkan Grup Citra Abadi dan terus menekan harga sahamnya.     

Chintia memperhatikan pergerakan harga saham dan melaporkan pada Sean, "Presdir Sean, Yoga sudah membuat langkah lain. Lagi-lagi harga saham perusahaan jatuh!"     

Sean tersenyum dan berkata, "Dia ingin membuang-buang uang untukku rupanya."     

Segera sesudah itu, Sean menghubungi Pengurus Fairus dan bertanya, "Apa Kakek tahu tentang ini?"     

Pengurus Fairus menjawab. "Tuan Besar sudah tahu. Beliau berkata bahwa Grup Citra Abadi adalah tempat Tuan Muda menjalankan tugas. Jadi, entah berapa besar uang yang harus dikeluarkan, Tuan Muda harus tetap bertahan. Tuan Besar sudah menyiapkan 200 triliun agar Tuan Muda bisa melawan keluarga Liono."     

"200 triliun? Bukankah uang sebanyak itu bisa mengambil alih seluruh aset keluarga Liono?" Sean tertawa.     

Pengurus Fairus menjelaskan, "Benar. Tuan Besar berkata bahwa jika keluarga Liono berani bermain-main dengan Tuan Muda, mereka akan kehilangan aset ratusan triliun mereka dan berubah menjadi keluarga yang bangkrut."     

Sean mengangguk. "Oke. Kalau begitu, mari kita bermain dengan mereka!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.