Ingin Kukatakan Sesuatu

Mengetahui Kebenaran!



Mengetahui Kebenaran!

Grup Citra Abadi sendiri hanyalah sebuah perusahaan kecil yang bernilai puluhan miliar. Sementara, keluarga Yuwono dan keluarga Liono harus menggunakan aset seharga ratusan triliun untuk bersaing. Keluarga Liono ingin membuat Grup Citra Abadi mati, sedangkan keluarga Yuwono ingin membuat Grup Citra Abadi tetap hidup.     

Dua hari kemudian, kedua belah pihak melemparkan banyak uang dalam permainan bidang industri Grup Citra Abadi di pasar saham. Masing-masing bahkan sudah berinvestasi puluhan triliun. Namun, ketika pasar saham ditutup pada hari Jumat, harga saham Citra Abadi Group masih kuat. Pada hari inilah Yoga menerima telepon dari kakeknya, Yuangga Liono.     

"Kakek…" Yoga tidak berani menjawab telepon dengan suara yang terlalu keras. Saat ini dia sedang bertarung melawan Sean dan sudah menggunakan 12 triliun aset keluarga.     

Yuangga memaki Yoga dari seberang telepon, "Kakek perintahkan kamu kembali ke Banten! Jangan melawan Sean lagi! Memangnya berapa harga seluruh Grup Citra Abadi yang kecil itu? Hanya untuk membuat perusahaan ini bangkrut, kamu bahkan sudah menghabiskan 12 triliun! Dasar bodoh!"     

Yoga sangat ingin menjelaskan terlebih dahulu, "Kakek, aku…"     

Yuangga langsung memotong dengan tegas, "Tidak usah bicara lagi! Begitu pasar saham dibuka pada hari Senin, kamu harus segera melikuidasi semua saham yang ada di tanganmu! Seperti yang sudah Kakek katakan, sementara ini kita tidak ingin bertarung melawan keluarga Yuwono!"     

Yoga menutup telepon dan menggertakkan giginya, lalu berteriak dengan frustrasi, "Ahhh!!!"     

Yoga melemparkan iPhone yang dipegangnya ke lantai dan meraung, "Kenapa kakek Sean bisa mendukung dan memberinya uang yang tak terbatas jumlahnya, sementara kakekku tidak bisa?! Keluarga Liono kami sama sekali tidak takut pada mereka!"     

Yoga merasa jika pasar saham dibuka pada hari Senin, maka investasi dan kerugian yang telah dialaminya pasti sudah permanen dan tidak akan mungkin bisa didapatkan kembali. Jika begini, apa yang sudah dilakukannya sampai tahap ini menjadi sia-sia. Namun, dia tetap harus mendengarkan apa yang dikatakan Kakek.     

"Aku kalah!!!"     

Yoga berlutut di lantai dengan penuh amarah. Rambutnya acak-acakan. Saat ini dia terlihat seperti orang gila dan sama sekali tidak seperti seorang tuan muda kaya raya.     

Setelah beberapa saat, Yoga tiba-tiba mengangkat kepalanya dan tatapan matanya terlihat sangat kejam.     

"Sean, kamu sudah mempermalukan bibiku. Meskipun aku memang tidak berhasil merebut istrimu, setidaknya Cahyadi pernah menginjak-injak harga dirimu! Haha! Aku yakin kamu masih tidak tahu apa-apa. Kami kira Cahyadi dan istrimu tidak melakukan apa-apa malam itu, kan?"     

Yoga memungut ponselnya lagi dan menemukan rekaman suara 1 GB yang tersimpan di folder rahasia ponselnya. Sebuah senyuman jahat yang licik terbit di wajahnya.     

"Baiklah. Sesungguhnya aku tidak ingin melakukan hal tercela seperti ini. Tapi, karena aku tidak bisa mengalahkanmu, aku tidak bisa membiarkanmu hidup bahagia! Aku akan membuatmu menikmati suara istrimu yang luar biasa itu!"     

———     

Keesokan paginya pada pukul empat pagi, Sean perlahan membuka matanya karena ingin ke kamar mandi. Dia memiliki kebiasaan untuk mengecek ponselnya terlebih dahulu. Tepat pada saat itu, Sean melihat surel anonim di kotak masuknya. Dia langsung kebingungan begitu melihat judul surel itu.     

[Suara nyanyian Giana yang luar biasa!]     

Sean merasa ini sangat aneh. Tentu saja dia tahu bahwa suara nyanyian istrinya sangat indah. Bagaimanapun juga, Giana memang mengambil kuliah jurusan musik.     

Sean menoleh dan melirik Giana yang sedang tidur di sampingnya sambil berpikir, Mungkinkah Giana yang mengirimnya?     

Karena takut membangunkan Giana, Sean memakai headset-nya dan memutar rekaman suara itu.     

Empat puluh menit kemudian, amarah Sean sudah mencapai puncaknya. Wajahnya memerah, tinjunya terkepal, dan tatapan matanya kejam. Dia sudah tidak sabar untuk membunuh orang. Rekaman suara ini sama sekali bukan suara nyanyian Giana, melainkan bukti bahwa Giana dan Cahyadi menyewa kamar.     

Giana! Kamu berbohong padaku! Sean meraung histeris di dalam hatinya. Meskipun tidak ada video rekaman, audio itu sudah pasti suara Giana. Sean duah menghabiskan waktu yang cukup lama bersama Giana sehingga dia tahu betul suara lembut Giana yang seperti kicauan burung.     

Sean menatap sisi samping wajah Giana yang sedang tidur pulas di sebelahnya. Giana masih terlihat sangat cantik. Namun, saat ini Sean benar-benar ingin menampar wajah yang membuat banyak pria terpesona itu.     

Sean mengangkat tangannya, tetapi menurunkannya lagi. Dia tidak bisa melakukannya.     

Di satu sisi, Sean menyimpan perasaan untuk Giana. Dia selalu menyayanginya dan tidak akan pernah menyakitinya. Sean juga tidak pernah memukul wanita manapun seumur hidupnya karena ini merupakan prinsip hidupnya.     

Di sisi lain, sekarang Giana sedang hamil dan mengandung anak Sean. Karena Sean adalah seorang ahli bela diri, dia takut kehilangan kendali. Bisa-bisa setelah menampar Giana, dia akan terus menamparnya. Giana yang lemah sama sekali tidak akan mampu menahan kekuatan Sean. Bahkan, bisa-bisa anak di dalam kandungannya akan keguguran.     

Sean tidak memukul Giana dan bahkan tidak berniat untuk mempertanyakan mengapa Giana berbohong padanya. Itu karena sebenarnya masih ada satu alasan yang lebih penting.     

Jika saat ini aku memukul atau membangunkannya, dan bertanya mengapa dia berbohong padaku, dia pasti punya banyak alasan untuk disampaikan. Dia pasti akan berlutut dan memohon padaku lagi seperti terakhir kali. Pasti aku akan luluh lagi. Bisa-bisa, aku akan merasa tidak tega lagi! Bahkan jika hatiku sekeras batu sekalipun, Giana juga tidak akan pernah menceraikanku! Selain itu, aku juga sudah berjanji pada Nenek Wanda bahwa jika bukan Giana yang menceraikanku terlebih dulu, aku tidak akan menceraikannya!     

Benar. Alasan mengapa saat ini Sean tidak bisa mengajukan perceraian secara tegas seperti waktu itu adalah karena janjinya pada Nenek Wanda sebelum meninggal.     

Sean adalah seseorang yang sangat menghargai janji. Karena dia sudah berjanji pada Nenek Wanda, dia pasti tidak akan mengingkarinya. Namun, Giana sudah menipu dirinya seperti ini. Selain itu, perselingkuhan Giana merupakan fakta yang tidak dapat dibantah lagi.     

Sean benar-benar tidak menginginkan wanita pengkhianat seperti Giana. Sekarang, dia harus bertahan dan berpura-pura tidak tahu tentang ini semua. Kemudian, dia akan mencari cara untuk membuat Giana berinisiatif mengajukan perceraian.     

Diam-diam Sean pergi ke kamar mandi, kemudian menghubungi kakeknya yang berada di Inggris. Di sana, waktu di sana sudah menunjukkan sekitar pukul 10 malam.     

"Apa Kakek sudah tidur?" tanya Sean.     

Terdengar sedikit tangisan dalam nada bicara Sean. Dia merasa sudah diperlakukan dengan sangat tidak adil. Sean tidak bisa bertanya dengan tegas pada istrinya sendiri mengapa dia dikhianati. Dia juga tidak bisa melampiaskan emosinya.     

Kakek Sean bernama Charles Yuwono. Hanya sedikit orang yang tahu nama ini. Semua pemimpin bisnis domestik yang pernah bertemu dengannya hanya memanggilnya dengan sebutan Tuan Besar Yuwono.     

"Sean, kamu sangat jarang menghubungi Kakek duluan. Apa yang terjadi?" tanya Charles. Dari suara Sean, dia sudah bisa menebak bahwa suasana hati cucunya itu sedang sangat tidak stabil.     

Sean berkata, "Maaf, Kakek. Aku tidak bisa menyelesaikan misi pelatihan Grup Citra Abadi ini."     

"Apa ini karena serangan keluarga Liono?" tanya Charles, "Nak, jangan khawatir. Meskipun Kakek tidak berada di dalam negeri, Kakek masih memiliki banyak teman baik di sana. Hanya keluarga Liono saja, tidak perlu kamu khawatirkan. Grup Citra Abadi tidak akan runtuh."     

Tanpa disangka, Sean berkata, "Aku sudah tidak ingin menjadi Presiden Direktur Grup Citra Abadi lagi. Aku ingin menyerah pada pelatihan kali ini."     

"Kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Charles kebingungan.     

Akhirnya Sean memberitahu kakeknya mengenai semua yang terjadi antara dirinya dan Giana. Setelah Charles mendengar ini semua, dia juga menghela napas panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.