Ingin Kukatakan Sesuatu

Kamu Tidak Layak Masuk!



Kamu Tidak Layak Masuk!

0"Sandi…!"     
0

Tidak peduli bagaimana Jayadi berteriak, Sandi mengabaikannya.     

Sandi tidak berani mencari masalah dengan Sean lagi. Dia telah dipukuli sampai dua kali oleh Sean hari ini. Bila sampai dipukul tiga kali olehnya, maka wajahnya ini akan hancur.     

Jayadi Wangsa adalah mantan ayah mertua Sean Yuwono, tetapi sekarang mereka tidak mempunyai hubungan lagi. Dia takut jika Sean tidak memandang bulu lagi dan bahkan mantan ayah mertuanya pun akan dipukulnya.     

Jayadi Wangsa berbeda dengan Jayanata Wangsa. Jayadi tidak mengenal gangster manapun. Jadi, dia mengambil telepon dan menelepon putrinya, Giana, "Giana, apakah kamu masih di Four Seasons Hotel?"     

Giana berkata, "Aku masih di Four Seasons Hotel, Ayah."     

"Aku di rumah nenekmu dan sudah memeriksa, ada satu barang yang hilang. Jam tangan Richard Mille bernilai 5 milyar rupiah hilang. Pasti Sean sudah mengambilnya," kata Jayadi.     

Mengetahui hal ini, Giana sangat marah dan langsung memaki, "Bajingan ini! Pantas saja dia punya uang untuk tinggal di hotel bintang lima, bahkan di kamar president suite!"     

Jayadi berkata kepada putrinya, "Giana, Nenek sangat marah. Dia menyuruhmu membawa Sean kembali. Ayah tidak ke sana lagi. Ayah serahkan padamu."     

———     

Setelah menutup telepon, Giana yang masih berada di Four Seasons Hotel merasa kesal. Dia berkata dengan geram, "Bagus sekali, Sean Yuwono. Kamu berani mencuri barang-barang nenekku. Lihat bagaimana aku akan menghabisimu!"     

Segera, Giana berjalan ke meja resepsionis dan bertanya, "Di mana kamar Sean Yuwono?"     

Melihat keadaan ini, Cahyadi Pangestu segera melangkah maju dan bertanya, "Giana, apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Apa yang aku lakukan? Tentu saja menangkap Sean dan membawanya pulang. Dia mencuri jam tangan seharga 5 milyar milik kakekku!" kata Giana dengan penuh amarah.     

Cahyadi tahu bahwa Sean tidak akan menurut dan pulang bersama Giana begitu saja. Saat itu, keduanya pasti akan bertengkar.     

Ini adalah hotel bintang lima. Keluarga Pangestu juga membuka hotel dan paling tidak suka dengan orang yang datang ke hotel untuk membuat keributan. Ditambah lagi, Cahyadi tidak berani mencari masalah dengan pemilik Four Seasons Hotel ini.     

Cahyadi meraih lengan Giana dan berkata, "Jangan mencarinya lagi. Panggil saja polisi."     

Giana menepis tangan Cahyadi dan membalas, "Mengapa kamu begitu penakut? Kalau kamu tidak berani pergi, aku akan pergi sendiri!"     

Giana telah mendapatkan nomor kamar Sean. Dia naik lift dan pergi ke pintu kamar president suite tempat Sean berada sendirian.     

Tok! Tok! Tok!     

Giana malas membunyikan bel pintu. Dia menggedor pintu keras-keras dengan kepalan tangan merah mudanya sambil berseru, "Sean Yuwono! Dasar pencuri! Cepat buka pintunya!"     

Pada saat ini, Sean baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya. Mendengar ketukan pintu, dia mematikan pengering rambut dan samar-samar mendengar suara Giana. Sean pun menggerutu, "Mengapa wanita ini masih datang untuk mencari masalah? Baru saja bercerai, sudah datang mencariku!"     

Sean meletakkan pengering rambut dan berjalan keluar untuk membuka pintu.     

Begitu pintu terbuka, terlihat Sean yang mengenakan jubah mandi. Rambutnya mengembang, disisir ke belakang, dan juga terlihat lembab. Dia jauh lebih tampan daripada model berponi sebelumnya. Dia juga terlihat lebih mengesankan. Selain itu, jubah mandi Sean tidak dipakai dengan benar. Otot-otot tubuh bagian atasnya terlihat dengan jelas.     

"Ternyata Sean memiliki otot perut…" gumam Giana pelan.     

Giana selalu menyukai pria dengan otot perut. Namun, setelah tiga tahun menikah dengan Sean, dia tidak pernah tahu bahwa mantan suaminya itu adalah pria dengan tubuh sempurna.     

"Jika tahu sejak awal, seharusnya aku menyuruhnya bertelanjang dada di rumah pada musim panas," gumam Giana lagi dengan sedikit menyesal. Meskipun Sean Yuwono tidak punya uang, dia tampan dan memiliki otot perut. Seharusnya waktu itu akan menyenangkan baginya untuk mencuci mata di rumah.     

"Ada apa?" tanya Sean dengan dingin.     

Saat ini, barulah Giana menjauh dari tubuh Sean dan bertanya dengan marah, "Sean, apakah kamu mencuri jam tangan Richard Mille dari rumah nenekku?"     

"Jam tangan Richard Mille apa?" Sean balas bertanya dengan tidak mengerti.     

Giana langsung menyambar, "Kamu masih berpura-pura tidak tahu! Nenekku kehilangan jam tangan bernilai 5 milyar rupiah. Pasti kamu yang mengambilnya! Kalau tidak, bagaimana bisa kamu punya uang untuk tinggal di kamar president suite bintang lima ini? Aku saja belum pernah tinggal di kamar president suite!"     

Sean tidak bisa menahan tawa. Keluarga Wangsa benar-benar luar biasa, pikirnya. Mereka tidak pernah berpikir bahwa Sean melakukan hal-hal baik. Tetapi, ketika mencari kambing hitam, semuanya selalu mencarinya.     

"Nona Wangsa, aku tidak pernah mengambil jarum atau benang dari keluarga Wangsa kalian, apalagi mencuri jam tangan apapun," kata Sean, "Silakan pergi."     

Giana merasa sedih ketika Sean memanggilnya 'Nona Wangsa'. Selama tiga tahun terakhir, Sean selalu memanggilnya 'Giana' dengan penuh cinta. Bahkan, terkadang pria itu memanggilnya 'Baby', 'istriku', atau 'dewi'. Tapi, sekarang Sean memanggilnya 'Nona Wangsa'.     

Giana merasa sangat sedih. Terdengar suara tangisan di dalam suaranya saat berkata, "Sean Yuwono, kamu sangat kejam! Mengapa kamu begitu tergesa-gesa melepaskanku? Apakah ada seorang wanita di kamarmu?"     

Tentu saja tidak ada wanita di dalam kamar Sean. Lagi pula, dia bukanlah pria nakal. Sean justru berkata, "Apakah ada wanita di kamarku atau tidak, Itu tidak ada hubungannya denganmu. Kita sudah bercerai."     

Giana sangat marah dan menunjuk Sean sambil menuduh, "Kita baru bercerai kurang dari satu jam, tapi kamu sudah mencari wanita lain! Bahkan, kamu menggunakan uang keluarga Wangsa kami! Kamu bersalah besar padaku!"     

Sean tertawa dan membalas, "Haha! Kamu saja boleh berselingkuh saat kita masih menikah, tapi aku tidak boleh mencari wanita lain setelah bercerai? Sebenarnya siapa yang bersalah pada siapa?!"     

Giana tidak dapat membalas kata-kata Sean. Dia tidak berbicara lagi dan langsung masuk ke kamar Sean. Dia ingin menarik keluar wanita yang berada di dalam sana dan menghadiahinya dengan tamparan. Namun, Sean tidak membiarkannya melangkah masuk ke pintu sama sekali.     

Sama seperti bagaimana Giana pernah memperlakukannya, Sean memperingatkan, "Nona Wangsa, kamu tidak layak masuk ke kamar president suite hotel bintang lima. Jika kamu tetap tidak pergi, aku akan memanggil satpam!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.