Ingin Kukatakan Sesuatu

Kakak-Beradik Memperebutkan Presdir Yuwono



Kakak-Beradik Memperebutkan Presdir Yuwono

0Hanya sebuah jam tangan Richard Mille? Hanya kaligrafi lukisan antik di ruang bawah tanah keluarga Wangsa? Sean tidak menginginkannya sama sekali!     
0

Satu-satunya yang tidak Sean relakan adalah Holly, anjing pudel yang dia pelihara selama tiga tahun, karena Holly adalah satu-satunya keluarga Wangsa yang tahu bagaimana cara bersyukur.     

Setelah Sean pergi, John dan para anak buahnya berjalan keluar dari kediaman nyonya besar keluarga wangsa dengan malu. Begitu John naik ke mobil, Sandi berlari mendatanginya. Ketika John dipukuli oleh Sean tadi, dia sama sekali tidak mengungkit nama Sandi. Sandi sangat berterima kasih padanya.     

"Kak John, apakah kamu… baik-baik saja?" tanya Sandi yang terlihat merasa bersalah.     

Melihat Sandi, John menjadi marah dan mendampratnya, "Ternyata kamu memberikanku buah yang tidak enak dimakan! Kamu harus menambahkan 1 milyar lagi untuk kompensasi biaya pengobatan kawan-kawanku!"     

"Uang bukan masalah, selama kamu bisa menghabisi Sean Yuwono," kata Sandi, "Kak John, kamu memiliki ratusan bawahan. Tidakkah kamu bersiap untuk membunuhnya?"     

John melambaikan tangannya. "Sudahlah, soal urusan Sean Yuwono ini, aku pasti akan mencari keadilan untukmu. Aku buru-buru. Pergi dulu!"     

John masuk ke mobil MVP, lalu mobil tersebut melaju cepat dan meninggalkan area Kelapa Gading. Sementara itu, John meludah ke luar jendela dan mengumpat.     

"Sial, dasar Sandi bodoh. Jika aku masih memiliki ratusan bawahan, mungkinkah aku akan datang sendiri hanya demi uang dua juta milyar darimu?"     

Sebenarnya, karena pemerintah sangat memperhatikan tindakan kriminal, bisnis besar dan kecil yang dikelola John semuanya disegel dalam dua tahun terakhir. Dia sudah sangat miskin hingga tidak bisa menghidupi para anak buahnya. Sepuluh preman yang dibawa John hari ini adalah sepuluh yang tersisa.     

Bagaimanapun, hari ini John telah dipermalukan oleh Sean di depan umum dan jarinya sendiri dipatahkan oleh Sean. Tentu saja dia akan membalas dendam.     

"Pesankan aku tiket ke Thailand segera!" John memerintahkan bawahannya. Dia akan pergi menemui Tuan Andy.     

———     

Sean kembali ke perusahaan dan mengadakan rapat pagi yang hanya dihadiri para petinggi perusahaan. Rapat pagi ini terutama untuk membahas apakah Grup Citra Abadi akan berinvestasi dalam High Class Private House Project.     

Para petinggi perusahaan, termasuk Chintia Yandra, pada dasarnya setuju untuk berinvestasi sebesar 150 milyar rupiah. Alasannya karena pertama, dananya tidak besar dan kedua, proyek ini sangat bagus. Setelah pembangunan selesai, High Class Private House Project pasti akan menarik keluarga-keluarga kelas satu dari Jakarta dan bahkan dari tempat-tempat lain. Grup Citra Abadi juga dapat menambahkan syarat seperti ini di dalam kontrak: 'Syarat yang diperlukan untuk membeli High Class Private House Project adalah harus memiliki kerja sama komersial dengan Grup Citra Abadi'.     

Grup Citra Abadi memiliki bermacam-macam industri dan banyak industri yang tidak memiliki daya saing yang kuat. Jika bisa mendapatkan bantuan dari para keluarga kelas atas ini, tidak diragukan lagi akan membuat mereka menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, proyek ini tidak hanya bermanfaat bagi keluarga Wangsa, tetapi juga bermanfaat bagi Grup Citra Abadi.     

Lagi pula, pada dasarnya High Class Private House Project adalah ide Sean Yuwono. Dia tidak perlu meragukan idenya sendiri.     

Di ruang rapat, Sean duduk di kursi presiden direktur dan berkata, "Baiklah. Karena semua orang setuju, mulai sekarang mari kita bekerja sama secara resmi dengan Century City Real Estate. Chintia, suruh keluarga Wangsa… Minta Century City Real Estate mengirim seseorang untuk menjelaskan secara rinci tentang rencana mereka untuk proyek ini. Saya juga akan memeriksa persiapan mereka."     

"Baik, saya akan menghubungi mereka," jawab Chintia.     

Setelah rapat selesai, Chintia langsung menelpon Jayanata Wangsa.     

———     

Saat ini, seluruh keluarga Wangsa masih berada rumah Nenek Wangsa di Perumahan Kelapa Gading. Mereka semua sedang mendiskusikan apakah Tuan Besar Wangsa meminta Giana untuk menikahi Sean Yuwono karena keterampilannya yang luar biasa.     

Tiba-tiba Jayanata menerima telepon dari Chintia Yandra. Hal itu membuatnya sangat bersemangat.     

Jayanata segera memberitahu Nenek Wangsa, "Ibu, Wapresdir Yandra baru saja meneleponku dan mengatakan bahwa Presdir Grup Citra Abadi sudah setuju untuk memberikan 150 milyar untuk kita! Tetapi, dia ingin aku pergi dan berbicara langsung dengannya. Dia ingin melihat bagaimana persiapan kita terhadap proyek ini."     

Nenek Wangsa ikut bersemangat dan menjawab, "Baiklah! Bekerja sama dengan Grup Citra Abadi adalah lompatan besar untuk Century City Real Estate kita!"     

Setelah itu, Nenek Wangsa berpesan kepada putranya, "Jayanata, kamu harus bekerja dengan baik. Tinggalkan kesan yang baik kepada Presdir Yusono. Selanjutnya kita akan terus bekerja sama dengan Grup Citra Abadi!"     

Jayanadi menjawab, "Aku akan menampilkan yang terbaik di depan Presdir Yuwono."     

Yuana berbisik, "Ayah, perhatikan baik-baik Presdir Yuwono. Aku dengar dia tampan dan masih muda, tidak sama dengan para presdir yang lain."     

Giana melihat wajah Yuana yang genit. Dia tahu apa yang dipikirkan sepupunya itu sehingga dia berkata, "Yuana, meskipun Presdir Yuwono tampan, dia sudah memiliki kekasih. Apakah kamu lupa bahwa Wapresdir Yandra dan Presdir Yuwono adalah sepasang kekasih?"     

Yuana memutar bola matanya dengan tidak senang. "Memangnya ada urusannya denganmu? Mereka hanya kekasih, belum menikah. Aku lebih muda dari Chintia Yandra dan tubuhku juga lebih bagus darinya. Mengapa aku tidak bisa merebut Presdir Yuwono?" ujar Yuana.     

Sandi ikut membantu adiknya berbicara, "Benar, aku mendukung adikku. Giana, aku dengar kamu ditampar oleh Chintia Yandra. Jika adikku mau merebut pacar Chintia Yandra, seharusnya kamu mendukungnya, itu baru benar!"     

Bahkan, Nenek Wangsa turut mengangguk dan berkata, "Gagasan Yuana sangat tepat! Di dunia ini, pria baik sangat langka. Jika kamu ingin mendapatkannya, maka harus merebutnya. Yuana, kali ini kamu dan ayahmu pergi ke Grup Citra Abadi untuk bertemu dengan Presdir Yuwono."     

"Ah! Benarkah? Terima kasih, Nenek! Semoga Nenek panjang umur!" seru Yuana dengan kegirangan. Dia sangat bersemangat dan langsung mencium wajah keriput Nenek Wangsa.     

Keluarga Jayadi Wangsa yang berada di samping tampak sangat sedih. High Class Private House Project jelas diusulkan oleh Giana duluan, tetapi hari ini Jayanata yang mengambil alih.     

Giana merasa tidak puas dan berkata, "Aku juga ingin pergi."     

Lana buru-buru membantu putrinya berbicara, "Iya, benar. Biarkan Giana pergi juga. Putriku tidak bisa apa-apa, tetapi untuk kecantikannya, dia adalah gadis tercantik di Jakarta! Lagi pula, sekarang Giana sudah bercerai dan dia juga ditampar si wanita jalang Chintia Yandra. Aku mendukung Giana untuk merebut Presdir Yuwono dari Chintia Yandra!"     

"Cih!" Yuana berdecih dengan marah, "Bagaimana kalau kalian bercermin dulu? Seorang wanita yang sudah bercerai. Menurutmu, apakah Presdir Yuwono akan mencari wanita yang sudah pernah menikah?"     

Nenek Wangsa ikut membela Yuana, "Yuana benar. Meskipun Giana lebih cantik, aku berencana untuk menjodohkan Presdir Yuwono dengan Yuana. Giana, kamu lebih baik bersama dengan Cahyadi Pangestu itu saja."     

Giana merasa sedih. Dulu, ketika dia berselingkuh, dia merasa sangat bangga karena menemukan pria seperti Cahyadi Pangestu. Tetapi, dibandingkan dengan Presdir Yuwono, sekarang Cahyadi Pangestu terlihat lebih rendah.      

———     

Jayanata dan Yuana segera datang ke Grup Citra Abadi bersama-sama. Karena Sean Yuwono sedang bertemu dengan tamu lain, dia meminta Sekretaris Krisjanto untuk menyuruh mereka menunggu di ruang tamu dan berpesan untuk tidak menyajikan teh untuk mereka berdua.     

Anggota keluarga Wangsa, terutama Jayanata Wangsa, sangat kejam pada Sean Yuwono. Hari ini mereka datang ke tempat Sean. Dia tidak mungkin melayani mereka dengan teh dan air yang enak.     

Sementara itu, chongsam seksi menunjukkan keindahan tubuh Yuana yang menunggu di ruang tamu dengan sangat baik. Penampilannya itu itu tidak hanya memperlihatkan sisi anggunnya, tetapi juga membuat pria tidak bisa mengendalikan diri. Namun, Yuana tampaknya justru tidak puas dengan gaun ini.     

Yuana memprotes Jayanata, "Ayah, mengapa kamu ingin aku memakai chongsam? Selain belahan besar di bagian kaki, yang lainnya terbungkus rapat. Apakah kamu tidak tahu seberapa bagus tubuh putrimu? Huh."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.