Ingin Kukatakan Sesuatu

Chintia Yandra Datang



Chintia Yandra Datang

0Chintia Yandra berbaur dengan lingkaran kelas atas di Jakarta. Dia jelas mengenal semua orang kaya. Bahkan, para pria yang mengejarnya berbaris sangat panjang. Tapi, tidak pernah terdengar kabar sekalipun bahwa dia punya pacar. Mungkin Chintia Yandra memang menyukai wanita! pikir Sean.     
0

"Hei! Apa yang kamu pikirkan? Cepat jawab pertanyaanku! Mengapa datang ke perusahaan kami?" seru Rosiana dengan penuh amarah.     

Sean kembali tersadar dari lamunannya dan akhirnya menjawab, "Aku Sean Yuwono, presdir baru Grup Citra Abadi."     

Rosiana ternganga hingga mulutnya terbuka sangat lebar. Bahkan, sebutir telur sepertinya bisa masuk ke dalam mulutnya.     

"Maaf! Maafkan saya, Presdir Yuwono! Saya sangat bodoh!" Rosiana sontak meminta maaf, "Orang yang memiliki kunci dan membuka kantor pastilah Anda, Presdir! Maafkan saya. Wapresdir Yandra bilang ada orang mencurigakan yang datang, jadi saya…"     

Sean terkejut saat mendengarkan penjelasan Rosiana. Orang mencurigakan? batinnya. Sean langsung mengerti apa yang sedang terjadi dan memekik dengan kesal, "Sial! Orang keluarga Wangsa mengikutiku! Dasar segerombolan orang-orang yang menyebalkan!"     

"Sudahlah, kamu bisa pergi bekerja," kata Sean pada Rosiana, tak lupa sambil berpesan kepadanya, "Oh, ya. Aku dengar Wapresdir Yandra adalah direktur wanita tercantik di Jakarta. Jika dia datang, suruh dia datang ke kantorku sesegera mungkin. Aku ingin melihat, seberapa cantik wakilpresdir perusahaan kita?"     

"Baik," jawab Rosiana dengan patuh.     

Rosiana berjalan keluar dari kantor presdir dan pergi ke toilet di lantai dasar. Kemudian, dia segera menelepon Chintia.     

"Wapresdir Yandra."     

Chintia sudah dalam perjalanan menuju perusahaan saat ini. Dia menggunakan bluetooth di mobil Porsche-nya untuk berbicara dengan Rosiana Krisjanto, "Rosiana, bagaimana? Apakah kamu sudah memeriksa? Apakah ada orang yang mencurigakan di perusahaan?"     

Rosiana menjawab sambil berbisik, "Saya sudah memeriksa semuanya dan tidak ada orang yang mencurigakan, tapi ada seseorang yang selalu ingin kamu temui!"     

"Siapa?" Chintia bertanya dengan rasa ingin tahu.     

Rosiana adalah orang kepercayaan Chintia. Banyak hal pribadi yang dia katakan pada Rosiana.     

Rosiana menjawab, "Presdir Yuwono! Presdir grup kita! Dia sudah tiba di perusahaan dan dia bilang ingin bertemu denganmu!"     

"Apa? Presdir Yuwono sudah datang ke perusahaan?!" pekik Chintia kaget.     

Chintia sangat bersemangat hingga hampir menabrak Land Rover di depannya. Dia telah menantikan kedatangan presdir ini sejak lama. Akhirnya, dia menginjak pedal gas lebih dalam dan langsung meningkatkan kecepatan menjadi 100 km per jam. Dia terus menyalip dan mengemudikan mobilnya secepat mungkin agar bisa segera bertemu dengan Presdir Yuwono.     

Sepuluh menit kemudian, Chintia tiba di lobi dasar Gedung CBD. Cahyadi yang sudah tiba lebih awal segera memanggil Chintia begitu melihatnya, "Kakak Chintia!"     

"Tuan Pangestu?" Chintia Yandra mengenali Cahyadi.     

Cahyadi melangkah maju dan bertanya dengan prihatin, "Nona Yandra, saya khawatir Sean Yuwono akan menyakitimu, jadi saya segera datang untuk membantumu. Biarkan saya naik ke atas bersamamu!"     

Chintia pernah makan sekali bersama bersama ayah Cahyadi. Menurutnya, Cahyadi Pangestu adalah generasi yang lebih muda darinya sehingga tidak memenuhi syarat untuk bermain dengannya.     

Akhirnya, Chintia menolak, "Tidak perlu. Saya sudah memeriksa. Tidak ada orang yang mencurigakan di perusahaan. Karena saya ada urusan mendesak, saya naik duluan."     

"Eh... Jangan pergi, Kak Chintia! Percaya padaku! Sean Yuwono benar-benar di atas!" teriak Cahyadi dari belakang.     

Chintia mengabaikan Cahyadi dan segera naik lift ke atas. Begitu pintu lift terbuka, terlihat Rosiana dan beberapa rekan wanita sedang membicarakan sesuatu.     

"Wapresdir Yandra, kamu sudah datang!" panggil Rosiana yang tampak bersemangat.     

Chintia mengangguk pada Rosiana. Dia melirik Supervisor Departemen Investasi dan mahasiswa pascasarjana magang dari Departemen Hukum yang berada di sebelah Rosiana, lalu bertanya. "Mengapa kalian juga di sini?"     

Supervisor dan mahasiswa pascasarjana magang, keduanya sama-sama perempuan. Mereka juga sangat bersemangat seperti Rosiana.     

"Rosiana barusan bilang di group chat perusahaan bahwa CEO baru perusahaan kita sudah datang dan dia sangat tampan! Kami bahkan tidak sempat memakai riasan karena langsung lari datang ke sini!"     

Kedua perempuan ini mengontrak rumah di dekat perusahaan sehingga mereka bisa datang sangat cepat dengan berjalan kaki.     

Chintia terkejut dan bertanya dengan penasaran, "Oh? Setampan apa?"     

Rosiana menjawab dengan penuh semangat, "Lebih tampan daripada artis dan sangat muda, sepertinya berusia 23 tahun."     

"Muda sekali?" kata Chintia yang lagi-lagi sedikit terkejut. Dirinya saja sudah berusia 32 tahun, tetapi ternyata presdir itu jauh lebih muda darinya.     

Rosiana menggoyangkan tangannya dengan penuh semangat dan berbicara dengan antusias, "Dia jelas anak generasi kedua yang sangat kaya! Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa menjadi presdir? Siapa pun yang bisa menjadi pacarnya, pasti akan sangat bahagia!"     

Chintia memelototi mereka bertiga dan menegur, "Dasar kalian ini, gadis-gadis centil. Jangan pernah berpikir untuk mendekati Presdir Yuwono!"     

Rosiana membalas, "Kami mana mungkin pantas untuk Presdir Yuwono? Pasti hanya Wapresdir Yandra yang paling pantas. Oh, ya, Wapresdir Yandra. Presdir Yuwono bilang bahwa bila kamu sudah datang, dia memintamu untuk menemuinya di kantornya."     

Supervisor Departemen Investasi menambahkan, "Benar. Saya dengar Rosiana bilang Presdir Yuwono memujimu sebagai direktur wanita tercantik nomor 1 di Jakarta. Dia datang begitu pagi, siapa tahu karena ingin bertemu denganmu lebih cepat!"     

Terlihat sebuah senyum terbit di wajah cantik Chintia ketika dia mendengar perkataan ini. Namun, dia tidak ingin berperilaku seperti wanita centil seperti Rosiana dan yang lainnya.     

Chintia merapikan rambutnya dan berkata, "Aku sudah bertahun-tahun berkelana di dunia bisnis Jakarta. Tidak ada pria yang tidak bisa aku taklukan! Di mata kalian, seorang presdir sombong yang tidak bisa dijangkau. Bagiku, mereka hanyalah anjing penjilat yang menyedihkan!"     

Chintia melanjutkan dengan penuh percaya diri, "Hanya seorang anak laki-laki berusia 23 tahun! Kalian ikut denganku dan lihat bagaimana aku bisa membuatnya bertekuk lutut padaku hanya dalam tiga menit!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.