My wife is a boy

Pembalasan



Pembalasan

0"Sandra,kita mau kemana?" tanya Algis ketika mobil Sandra jauh dari rumahnya,dan arahnya memasuki daerah yang sepi dan berkelok.     
0

Sandra tak menjawab, pandangannya tetap fokus,lurus kedepan.     

Algis melihat kesekeliling,ia tak tahu daerah mana ini.Perasaannya jadi tidak enak,ia menyesal ikut Sandra begitu saja tanpa memberitahu siapapun,ia bahkan tidak membawa ponselnya.     

"Sandra ini tempat apa?" tanya Algis lagi.Ketika mobil yang Sandra kendarai berbelok kesebuah bangunan klinik namun sudah terbengkalai tidak di gunakan lagi.     

Sandra sebelumnya mengatakan akan mengajak Algis kerumah sakit untuk membayar uang perawatan adiknya.Namun nyatanya Sandra membawa Algis ke tempat yang mengerikan.     

Jantung Algis berdetak cepat,rasa takut mulai merayapi hatinya.     

"Sudah sampai ayo turun" ajak Sandra seiring dengan ia mematikan mesin mobilnya.     

"Ini tempat apa? kenapa Sandra membawa Algis ke sini,Bukanya tadi Sandra bilang kita akan kerumah sakit"     

Sandra menyunggingkan senyum sinis di sudut bibirnya.     

"Ini juga rumah sakit,bekas rumah sakit jiwa lebih tepatnya,ayoo turun aku akan tunjukan siapa suami mu itu sebenarnya"     

"Kenapa dengan Mas Panji,apa Sandra bohong?? apa Sandra sedang menculik Algis sekarang?"     

Sandra menatap Algis dengan tatapan tajam.     

Gadis itu lalu turun dari mobilnya.menelpon seseorang.     

Tak lama setelah itu datang tiga orang pria bertubuh tinggi dan berbadan kekar menghampirinya.     

"Bawa pemuda itu kedalam" kata Sandra memberikan perintah.     

Di dalam mobil Algis mulai panik.     

Seorang pria membuka pintu mobil dan memaksa Algis untuk keluar dari dalam mobil.     

"Lepas!!" ronta Algis,ketika tangan besar pria itu mencengkeram pergelangan tangannya yang kurus.     

"Jangan melawan,cepat turun!" bentak pria itu dengan suara garang.     

"Sandra...ada apa ini sebenarnya?!" teriak Algis tak terima.     

Sandra melangkah mendekati Algis.Jarinya yang kurus itu mencengkeram rahang Algis hingga membuat Algis mendongak kerahnya.     

"Melakukan pembalasan" desis Sandra.     

"Bawa dia,jika melawan seret, pukul juga boleh" Sandra kemudian memutar tubuhnya lalu berjalan masuk ke sebuah bangunan yang mirip klinik tidak terpakai.     

Apa karena ini kah,Panji selalu melarangnya untuk tidak berdekatan dengan Sandra, karena takut Sandra melukainya.Tapi kenapa,kenapa Sandra harus melukainya.Apa hanya karena dia tidak bisa menerima kenyataan jika Panji meninggalkannya."Mas Panji tolong Algis" seru Algis dalam hati.     

Dua pria suruhan Sandra mengapit tubuh rampingnya dari dua sisi,Algis di paksa masuk,sedikit di seret karena Algis berusaha menolak.Tapi tenaganya tak cukup kuat melawan dua tenaga pria bertubuh besar yang memegangi tangannya.     

Algis di bawa masuk ke sebuah ruangan, kosong,dalam ruangan itu ada matras kecil,dua pria itu langsung mendorong Algis kearah matras. Algis tersungkur,ia meringis sakit. Lalu kemudian dua orang pria itu mengikat kedua tangan dan kaki pemuda manis itu.     

Algis hanya bisa meronta tanpa bisa melawan sedikitpun.Melihat Algis di ikat seperti itu Sandra tersenyum puas.     

"Hei.....kalian bertiga...siapa diantara kalian yang suka laki-laki?" tanya Sandra pada ketiga pria yang bertubuh besar itu.     

Tiga pria itu saling pandang mereka bertiga kemudian tersenyum menyeringai,sorot mata mereka tiba-tiba berubah liar penuh nafsu busuk.     

Algis mulai gemetar,keringat dingin mulai mengucur dari keningnya. Dia teringat Panji teringat anak-anaknya.Teringat semua orang-orang yang dia sayangi Jika mereka menyentuhnya Lebih baik dia mati dari pada harus kembali kerumahnya.Wajah mungil kedua bayi kembarnya melintas di benaknya,"Maafkan ayah Virendra,vishaka"     

Algis menyesali kebodohannya harusnya dia tidak percaya pada Sandra.Harusnya dia menurut pada Panji untuk menghindari gadis ini.Sekarang dia di sini,membayangkan hal buruk yang akan segera terjadi padanya.     

"Sandra....apa salah Algis sebenernya, kenapa Sandra berbuat seperti ini?"     

Sandra tertawa mirip seorang penyihir.     

"Salah mu? salah mu karena kamu begitu di cintai Panji"     

"Cinta tidak bisa di paksakan Sandra,mas Panji tidak mencintai Sandra,mana bisa Sandra memaksakan perasaan pada mas Panji"     

"Mudahnya kamu bicara seperti itu,kamu bisa bicara seperti itu karena kamu tidak pernah merasakan apa yang aku rasakan.Apa kamu pernah di tinggalkan begitu saja ha??apa kamu pernah di perkosa dengan brutal?? haahha pasti gak pernah ya..hidup mu terlalu indah Algis,ayo rasakan sedikit derita ku,biar kamu tau gimana rasanya jadi aku"     

Sandra mengambil sesuatu dari tas nya,lalu menebarkan belasan lembaran foto-fotonya bersama Panji di atas sofa yang pernah ia ambil saat Panji mengunjungi apartemennya.     

"Nah... lihat itu,lihat baik-baik.Aku serasi kan dengan Panji,harusnya dia jadi milikku hahaaaa"     

Sandra tertawa mengerikan.     

Algis melihat kearah belasan foto yang berserakan di dekat tubuhnya.Foto Panji sedang mendidih Sandra di sofa,ada juga Sandra berada diatas Panji,foto mereka berguling di lantai saling berciuman.Algis memejamkan matanya tak mau melihat foto-foto itu lagi.     

"Kenapa??? kamu harus lihat,bandingkan dengan diri mu aku jauh lebih baik kan,aku wanita,aku lebih pantas menjadi istrinya. Dari pada dia menjadi pria homo karena memilih hidup dengan mu.Menjjijikan!!!!"     

Sandra meraih rambut hitam Algis lalu menarik rambut itu kuat hingga membuat Algis mendongak,sambil meringis kesakitan.     

"Kamu mau tahu hal mengerikan apa yang Panji lakukan padaku???dia melakukan hal mengerikan itu karena melindungi mu,dia pikir aku akan menyakitimu,padahal saat itu aku bahkan tidak menggores kulit mu sedikit pun.Tapi dia memperlakukan ku seperti jalang"     

"Sekarang kamu harus merasakan apa yang Panji lakukan pada ku hahahaha"     

Sandra kembali tertawa.     

"Bos... kapan kami bisa melakukannya?" tanya salah satu pria bertubuh besar pada Sandra.     

"Ohhh kalian sudah tidak sabar ingin menikmati tubuhnya,perkosa dia buat dia sampai tidak bisa berdiri dengan kedua kakinya" perintah Sandra.     

Algis gemetar ketakutan,ia menggeleng menolak,memohon,berharap Sandra menarik perintahnya,tubuh kecilnya meronta ketika tangan-tangan biadab itu mulai menggerayangi kulitnya.     

"Sandra jangan lakukan ini Algis mohon" Algis berharap ada belas kasihan dari gadis itu. Algis masih berkeyakinan Sandra gadis baik,Sandra adalah tulang punggung keluarga, adik-adiknya membutuhkannya.Dia tidak akan tega melakukan hal ini padanya. Bahkan disaat seperti itu Algis masih menganggap Sandra sebenarnya orang baik.     

"Sandra lepaskan Algis,jangan lakukan ini" mohon Algis lagi.     

"Aku juga memohon seperti itu ketika Panji memperkosa ku seperti binatang!!!!!"teriak Sandra,ia menatap nanar kearah Algis.     

Algis terpaku diam.Ia memandang tak percaya kearah Sandra.     

Tidak.Mas Panji nya tidak akan melakukan perbuatan seperti itu pada Sandra.Pria kesayangannya dulu memang suka main-main dengan wanita,tapi Algis tidak percaya jika Panji sampai melakukan perbuatan seperti itu.     

xxxx     

Panji mencengkeram kerah baju Radit menarik hingga membuat pria itu berjinjit karena ikut tertarik.     

Melihat itu Bastian berusaha melepaskan cengkraman tangan Panji pada kerah baju Radit.     

"Kasih tau gue,wanita apa yang Lo bawa ke gue dulu ha???!!!!"teriak Panji.Pria itu jadi menyalahkan sahabatnya atas apa yang di lakukan Sandra.     

"Mana gue tahu,setahu gue dia wanita baik-baik.Kenapa Lo jadi salahin gue.Bukanya Lo yang tidur sama dia dulu" Radit melepas cengkraman tangan Panji.     

Dia memang merasa bersalah telah mengenalkan Sandra pada Panji.Tapi dia juga tidak mau di salahkan sepenuhnya,atas apa yang terjadi pada Algis saat ini.     

Panji sengaja meminta Radit dan Bastian datang ke rumahnya,dia tidak berani memberitahu hilangnya Algis pada keluarganya.     

Panji duduk bersimpuh di lantai,sambil menangis tersedu dia harus mencari Algis kemana. Kenapa Sandra terus mengganggu hidupnya,kenapa wanita itu selalu datang lagi dan lagi. Dia tidak bisa melapor pada polisi jika membawa polisi Panji takut Sandra akan menggila dan melukai Algis.Lagi pula ada hal yang harus ia tutupi tentangnya dan Sandra.     

"Sudahlah bukan waktunya untuk saling menyalahkan,apa gak ada yang bisa kita pakek buat lacak keberadaan Algis, ponselnya,apa Algis gak bawa ponselnya?" kata Bastian menengahi.     

"Ponselnya ada di kamar" jawab Panji dengan suara putus asa.     

Mereka bertiga kembali terdiam ,tidak ada petunjuk kemana Sandra membawa Algis pergi.     

"Ting..tong..."     

Panji langsung bangkit berdiri,berlari membuka pintu. Mungkin saja itu Algis kembali.     

Saat pintu terbuka berdiri seorang pria yang Panji tak kenal.     

"Aku yakin kamu pasti Panji" kata pria itu.     

"Siapa kamu?" tanya Panji dingin menusuk.     

"Aku Edo temannya Sandra"     

Mendengar pria itu mengenalkan diri sebagai teman Sandra Panji langsung menubruk pria itu hingga terhuyung kebelakang.Hampir saja Panji melayangkan satu tinjunya kearah pria itu.Untung saja Radit dan Bastian berhasil menghentikan gerakan Panji.     

"Bajingan!!katakan di mana wanita jalang itu membawa Algis ku!!!!!???" teriak Panji.     

"Kalian ikutlah,aku tahu di mana Sandra membawa Algis"     

Pria bernama Edo itu tidak berbohong. Mobil yang di pakai Sandra adalah mobil milik nya,di dalam mobil itu ada satu alat yang terpasang dan terhubung dengan ponselnya.Jadi Edo tahu kemana saja Sandra membawa mobilnya itu.Edo adalah teman Sandra.Pria yng selalu menolong Sandra dalam hal apa pun.Dia juga tahu bagaimana Sandra tergila-gila pada Panji yang jelas-jelas tidak mencintainya.     

"Nur saya pergi kunci semua pintu jangan bukakan pintu untuk siapapun selain keluarga.Bantu Erna menjaga si kembar. Mengerti??"     

"Iya den Panji saya mengerti"     

Setelah itu Panji dan yang lain semua masuk kedalam mobil Panji.     

Dalam hitungan detik mobil melesat dengan kecepatan tinggi membelah jalan.Mengikuti petunjuk arah dari Edo.     

"Ji..Lo bisa kurangin kecepatan dikit gak"Radit menahan mual.     

Rasanya tak sanggup jika harus diajak ngebut oleh Panji.Tau begini lebih baik dia yang menyetir.     

"Diamlah atau gue lempar Lo ke jalan" desis Panji tak peduli dengan keluhan Radit.     

Panji gak punya banyak waktu dia harus segera datang menjemput Algis.Dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk pada Algis. Dia sudah pernah berjanji pada dirinya sendiri,pada orang tua Algis,dia akan menjaga dan melindungi Algis,tak akan membiarkan Algis terluka.     

"Yang ...." Radit meremas tangan Bastian.     

Pemuda berambut sebahu itu memeluk Radit,mencoba mengurangi rasa ketakukan Radit,karena Panji mengedarai mobil seperti kesetanan.     

Bersambung...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.