My wife is a boy

Suka duka



Suka duka

0Segala sesuatu tak semudah dengan apa yang di bayangkan,Betul apa kata ibunya betul apa kata Mama,merawat dan menjaga bayi itu tidak mudah. Sekarang Panji dan Algis merasakannya.Setiap malam mereka harus begadang,bangun tengah malam untuk membuatkan susu,mengganti popok terkadang juga harus gantian gendong si kembar jika mereka rewel tengah malam.     
0

Awalnya Panji dan Algis tetap tidur di kamarnya,memasang alarm untuk mengingatkan mereka waktunya melihat kedua bayi mereka. Namun lama lama hal itu di rasa tidak tepat.Karena beberapa kali, karena terlalu lelah Panji dan Algis tidak mendengar alarm berbunyi,hasilnya si kembar sampai menangis minta susu atau menangis karena tidak nyaman dengan popok yang harus di ganti.     

Akhirnya Panji membeli kasur lagi,dan diletakkan di kamar si kembar,mereka memilih tidur dengan kasur tanpa ranjang tepat di bawah ranjang bayi mereka. Supaya bisa mendengar jika si kembar menangis di malam hari.     

"Oekkkk..oekkkk" salah satu dari si kembar terdengar menangis,jam menunjukkan pukul dua dini hari.     

"Mas... bangun mas... si kembar nangis.." Algis menggoyangkan bahu Panji,tanpa membuka mata.     

"Minta susu Gis, bikinin...." jawab Panji,tetap memejamkan mata.     

"Mas aja, Algis capek banget mas..."     

"Aku baru aja tidur Gis,besok ada meeting aku harus bangun pagi sekali"     

Algis tak menyahut pemuda itu terlelap tidur lagi. Dia gak bohong,Algis memang lelah sekali dari pagi hingga malam dia yang mengurus si kembar,sesekali di bantu si Nur,tapi Nur punya pekerjaan sendiri membersikan rumah dan memasak,tak banyak membantu.     

"Oeeekkkkkk.....oeeekkkkk " suara tangis makin kencang.     

Panji langsung terjaga,ia mengucek matanya lalu bangkit berdiri menghampiri kedua bayinya. Rupanya yang bangun dan menjerit menangis adalah vishaka.     

"Kenapa sih anak Papa ini,haus ya.."dengan rasa kantuk yang berat Panji membuatkan susu untuk vishaka.     

mendengar suara sang Papa bayi perempuan yang sudah berusia tiga bulan itu langsung berhenti menangis,mulutnya terbuka tertawa lucu melihat kearah Papanya.     

Panji lalu memberikan botol susu kearah bibir mungil vishaka.     

Bibir mungil bayi perempuan itu langsung bergerak imut menghisap botol susu yang Panji berikan.     

Kenyang minum susu Vishaka lama lama kembali terlelap tidur.     

Baru saja Panji akan kembali merebahkan tubuhnya di dekat Algis suara tangis anaknya terdengar lagi.     

Panji gak jadi tidur,pria itu bangkit berdiri lagi,kali ini Virendra yang menangis.Sudah di kasih susu tapi Virendra masih saja menangis.     

Panji berinisiatif untuk memeriksa popoknya.     

Panji mendesah pelan ketika membuka Pampers bayi laki-lakinya itu.     

"Gis....Algis...." Panji membangun kan Algis, menggoyangkan bahu pemuda itu. Algis menggeliat,perlahan membuka mata.     

"Gis.. Virendra pup.."     

"Ya di bersihkan mas pakek tisu basah"     

Panji terdiam tampak ragu. Selama ini dia paling menghindari jika di suruh membersihkan ketika anaknya buang air.     

Melihat ekspresi Panji,Algis tersenyum gemas. Ia tahu suaminya itu belum terbiasa,masih jijik padahal kan anak sendiri.Tapi Algis maklum.Dia tidak merasa kesal justru melihat ekspresi Panji yang seperti itu,Algis jadi gemas.     

"Biar Algis yang bersihkan kalo gitu,mas istirahat lagi,besok pagi pagi banget mas kan harus kerja" Algis beranjak dari kasurnya.     

"Aku aja Gis...aku mau coba"     

"Mas yakin??"     

Panji mengangguk yakin.     

"Algis tungguin kalo gitu..."     

Dengan ragu dan berhati hati Panji mulai membuka popok bayinya.Panji langsung memalingkan wajah dan memejamkan mata ketika melihat bokong anaknya.     

Sambil membuka sudut matanya sedikit, Panji berusaha meraih tisu basah yang sudah ia siapkan.     

"Lepas dulu popoknya mas" kata Algis mengingatkan.     

Panji melakukan apa yang Algis katakan,setelah melepas popok bayinya,Panji mulai membersihkan bagian bokong bayinya.     

"Ahhhhh....bersihhhhh..." girang Panji ketika ia selesai membersihkan Virendra,bayi laki-laki itu kembali tertidur ketika kembali merasa nyaman.     

Algis tersenyum lalu,berjalan ke kamar mandi untuk membilas popok Virendra di sana.Sebelum membuang ke tong sampah Algis selalu memastikan popok anaknya tidak ada kotorannya.     

Panji mengikuti Algis untuk membilas tangannya.     

"Gis...apa kita perlu babysitter?"     

"Kenapa?mas mulai capek ya..."     

Panji mengeringkan kedua tangannya dengan handuk kecil.Lalu mengikuti langkah Algis masuk ke kamar si kembar lagi.     

"Aku khawatirkan kamu Gis...badan kamu makin hari makin kecil gini"     

Algis membaringkan tubuhnya diatas kasur lagi,Panji mengikuti.Pria itu membaringkan tubuhnya di samping Algis.     

"Algis kuat mas,Algis lebih senang rawat dan jaga mereka tanpa membayar babysitter,bukannya Algis gak percaya sama mereka,tapi Algis saat ini ingin punya waktu penuh untuk si kembar"     

"Tapi kamu jadi gak punya waktu untuk ku Gis.." Panji memasang wajah cemberut.     

"Mas kok iri sama anak sendiri.."     

"Yang butuh kamu gak hanya si kembar,aku juga butuh kamu.."     

Algis mendekatkan tubuhnya kearah Panji lalu memeluk tubuh besar pria itu.     

Apa yang di katakan Panji adalah benar,dulu ketika anak-anak mereka belum lahir,Panji adalah prioritas utama Algis.Segala keperluan pria itu Algis yang menyiapkan.     

Tapi sekarang jangankan untuk menyiapkan keperluan Panji, mengurus tubuhnya sendiri Algis sudah enggan.Dulu dia bisa mandi berlama lama sekarang,asal basah saja.Pakai baju pun hari hari hanya kaus dan celana seadanya. Algis yang dulu penampilannya selalu mirip idol itu sudah tak ada lagi.     

"Maafkan Algis mas...." lirih pemuda manis itu,ia merasa bersalah sudah mengabaikan pria kesayangannya.     

"Aku tahu anak-anak kita adalah yang paling penting untuk mu saat ini Gis,but please...kamu juga harus sayang sama raga mu.Aku gak mau kamu maksain diri, akhirnya kamu jatuh sakit,apa pun bentuknya kita tetap butuh babysitter Gis.Kamu juga harus melanjutkan kuliah mu kan.."     

Algis terdiam, pemuda manis itu membenamkan wajahnya pada dada bidang suaminya.     

"Tapi Algis gak mau kalo anak-anak nanti gak lebih dekat sama kita mas.."     

"Tidak kita serahkan sepenuhnya pada babysitter Gis, kita tetap yang akan merawat dan menjaga mereka. Babysitter hanya di butuhkan agar kamu bisa istriahat"jelas Panji lagi.     

"Algis gak bisa putuskan malam ini mas, tapi akan Algis pertimbangkan"     

"Iya aku mengerti"     

Panji memeluk tubuh Algis semakin erat.Lalu kemudian menciumi telinga dan tengkuk leher pria bertubuh mungil dalam pelukannya itu.Panji rindu menyentuh tubuh Algis yang selalu semerbak wangi seperti bunga.     

"Mas..... " lirih Algis ketika dirasakan Panji semakin liar menciuminya.     

Panji menatap sayu kedalam mata Algis.Tatapan matanya penuh hasrat dan gairah yang sekian lama ia pendam.Sejak kelahiran si kembar Panji belum pernah menyentuh Algis lagi.     

"Boleh kan malam ini..." kata Panji,suara pria itu mulai terdengar berat.     

"Tapi mas Panji besok kan harus berangkat kerja pagi sekali,kalo capek gimana"     

"Itu urusan ku, sekarang aku tanya,aku boleh menyentuh mu apa gak"     

Algis manusia biasa,meskipun hari-harinya sekarang sibuk mengurus anak-anaknya,tapi dia juga rindu akan sentuhan panji.     

Pemuda manis itu menganggukan kepala, memberikan izin pada pria kesayangannya untuk kembali menyentuh tubuhnya.     

"Mas...."     

"Hmmmm..."     

"Buang luar ya mas,jangan buang di dalam,Algis belum mau hamil lagi."     

Panji tersenyum mempesona.     

"Aku tahu" jawab Panji seiring dengan bibirnya yang melumat lembut bibir mungil Algis     

Rasanya masih sama lembut,manis dan memabukkan. Panji tak akan pernah bosan untuk mencium bibir mungil ini.     

Sambil tanpa berhenti menciumi setiap inci kulit Algis, Panji mulai meraba,mengelus tubuh yang kini kembali ramping bahkan cenderung kurus dalam waktu hanya tiga bulan.     

Perlahan panji mulai melucuti celana piyama Algis beserta pakaian dalamnya.     

"Bajunya jangan mas..."     

"Kenapa??" bingung Panji.     

"Ini di kamar anak-anak" kata Algis mengingatkan.     

"Kita pindah ke kamar kita kalo begitu"     

Tanpa menunggu kata setuju dari Algis,Panji langsung membopong tubuh yang terlihat rapuh itu pindah ke tempat tidur mereka. Supaya mereka bebas bercinta tanpa melakukan itu di depan anak-anak mereka.     

Panji membaringkan tubuh Algis diatas ranjang king size mereka.     

Pria itu kembali naik keatas tubuh ramping Algis,kembali mencumbu pemuda itu,menciumi,mengigit samar kulit putih Algis, meninggalkan kan tanda kemarahan di leher dada bahkan bagian selangkang Algis tak luput dari gigitan Panji.     

Algis mengerang,menarik rambut pria yang kini berada diantara kakinya,Panji menghisap,mengulum di bagian bawah sana.     

"Mas.....eugghhhhh" lenguh Algis tak tahan dengan rasa nikmat yang menderanya.     

"Mas...please..."mohon Algis setengah merintih lirih.     

Ia tak tahan lagi dia ingin di puaskan lebih dari ini,dia ingin Panji berhenti bermain di bawah sana dan segera memasuki dirinya untuk menuntaskan hasrat yang meletup seperti lahar panas membakar tubuhnya.     

Namun sayang Panji kali ini tak menuruti permintaan Algis. Sudah tiga bulan Panji berpuasa tidak menyentuh tubuh ramping dan wangi ini.Dia tak akan bermain cepat,dia akan menikmati tiap inci tubuh pemuda di bawahnya ini. Semoga kedua bayinya tak akan terbangun jika ia belum selesai.     

Panji kembali bermain main dibawah sana,ia menjulurkan lidahnya lalu menjilat menyecap bagian bawah itu dengan rakus.Algis kembali di buat menggelinjang tak karuan tubuhnya meliuk erotis mendesah berkali kali.     

"Ahhhhh...hah...hah.... mas..Panji please...." mohon Algis lagi dengan nafas tersengal senggal seperti habis marathon lima kilometer.     

Tak bisa menahan lagi,Algis frustrasi Panji belum juga berhenti menyiksanya.Dia ingin lebih,tubuhnya ingin di masuki segera.     

Panji berlutut,menghela kedua kaki Algis membuka jalan untuknya masuk kedalam tubuh Algis,melakukan penyatuan raga setelah tiga bulan puasa.     

"Ahhhhhhhh..." Desah Algis panjang kala milik Panji yang gagah perkasa itu tenggelam sepenuhnya kedalaman bagian bawah tubuhnya.     

"Gerak mas ... please mas Panji..." rengek Algis dengan nada suara serak erotis.     

Panji tersenyum menawan.Pria itu membungkukkan tubuhnya lalu menciumi bibir mungil pria di bawahnya.     

Sambil mencium,Panji mulia menggerakkan pinggulnya dengan kecepatan konstan.Pasangan di mabuk gairah itu melebur menjadi satu. Tubuh mereka menyatu, kulit mereka bersentuhan satu sama lain menyalurkan gairah yang lama mereka pendam tiga bulan ini.     

Panji terus bergerak,menghentak semakin dalam dan semakin cepat,membuat Algis tak henti mendesah,merintih nikmat.     

Kedua tubuh mereka saling berpelukan ketika mereka mencapai titik puncak secara bersamaan.Peluh membanjiri tubuh mereka nafas terengah seakan mereka baru saja marathon berkilo kilo jauhnya.     

Tak lama kemudian,suasana menjadi sunyi. Mereka berdua langsung tertidur masih dalam posisi berpelukan,bahkan belum sempat membersihkan diri.     

xxxx     

Ketika pagi tiba...     

"Algis aku telat tolong siapkan pakaian ku " teriak Panji dari dalam kamar mandi.Pria itu bangun kesiangan.     

Algis bergegas berjalan ke lemari untuk menyiapkan pakaian Panji.Belum selesai ia menyiapkan keperluan Panji. salah satu anaknya menjerit menangis.     

"Oeeekkkkkk...oooeeeekkkkkk"     

"Iyaaaa sayang.... tunggu Ayah"     

Agar ada pembeda, Algis mengajari anaknya memanggilnya ayah.     

Algis meninggalkan lemari,ia berlari kekamar anaknya,lalu mengangkat tubuh Vishaka mengendong si imut itu sambil memberikan susunya.     

"Algis ini kok gak ada celana dalam ku,di mana Gis..."     

"Algis lupa mas...ambil di laci bawah mas..." teriak Algis dari kamar anaknya.     

"Gis ini celana dalam mu..." teriak Panji lagi     

"Astaga mas... laci yang sebelah kanan"     

"Dasinya belum ada juga..."     

"Ambil di tempat biasa mas" Algis masih sibuk menenangkan Virendra. Tadi Vishaka yang menangis sekarang gantian Virendra.     

"Algis dompet ku di mana?"     

"Gis.....ponsel ku di mana"     

"Gis....."     

"Algis...."     

Dan masih banyak lagi.Algis butuh babysitter titik.     

Bersambung....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.