My wife is a boy

Nama buat si kembar



Nama buat si kembar

0Dua orang suster datang keruangan Algis membawa kedua bayinya.     
0

"Selamat pagi Mas Algis dan Pak Panji" sapa salah satu suster dengan senyuman ramah.Kedua bayi kembar laki-laki dan perempuan itu di baringkan pada dua ranjang bayi yang bersebalahan.     

"Pagi suster.." jawab Algis.     

"Bayinya sudah bisa di bawa kesini,keduanya sehat sehat semua" kata suster memberitahu.     

Algis tersenyum bahagia melihat kedua bayinya yang terlihat imut.     

Algis masih tidak percaya dia sekarang menjadi orang tua,dia punya anak.Semua seperti mimpi.     

"Jangan telat untuk memberikan susu pada mereka ya Mas Algis,pastikan dua atau tiga jam sekali"     

"Suster...boleh saya gendong"     

"Tentu saja boleh...Mas Algis mau gendong yang mana,yang mirip Mas Algis apa yang mirip papanya" tanya si suster.     

Algis dan Panji saling pandang,apa maksud si suster dengan mengatakan "yang mirip papanya" bukan kah mereka berdua semua papa kedua bayi itu.     

"Ehhh...maksud saya yang mirip dengan pak Panji" ralat si suster dengan wajah canggung.Merasa tidak enak hati.     

"Saya mau gendong yang cewek suster.."     

lalu kemudian suster mengangkat bayi perempuan dari ranjang bayinya,lalu memberikan pada Algis.     

Algis terlihat hati-hati sekali,ia gugup merasa takut menggendong bayinya,takut gendongannya membuat bayinya tidak nyaman.     

"Pak Panji mau gendong juga?" tanya si suster.     

"Ha...." Panji tampak ragu.     

"Kalo belum berani tidak apa-apa"Suster seakan mengerti akan keraguan Panji.     

Algis memandangi bayi dalam gendongannya,kulitnya putih seputih susu,dengan bulu mata yang lentik dan bibir mungil.Algis mengusap lembut sudut bibir bayinya,secara reflek bayi itu menggerakkan kepalanya, mulutnya terbuka seperti sedang mencari botol susunya.     

Algis tersenyum gemas melihat reaksi yang di tunjukkan si mungil.     

Ketika Algis sedang terbuai dengan bayinya yang imut, pintu ruangan terbuka.Datang kedua orang tua Algis datang kembali untuk menjenguk Algis.     

Bu Ambar tersenyum saat melihat Algis menggendong bayinya. Walau masih terlihat kaku tapi Algis terlihat sangat bahagia.     

"Kalo begitu saya permisi dulu ya Mas Algis" pamit si suster.     

"Iya suster terimakasih" jawab Algis sambil tersenyum.     

Kedua suster lalu melangkah pergi meninggalkan ruang perawatan Algis.     

"Kamu gimana, gak ada keluhan apa-apa kan" Tanya Bu Ambar.Wanita itu duduk di tepi ranjang putra kesayangannya.     

"Algis baik-baik saja Bu.."     

"Syukurlah,kalo gitu.Ibu juga pengen gendong cucu ibu" Bu Ambar bangkit berdiri lalu mengangkat bayi laki-laki dari dalam ranjang bayi.     

"Bapak mau gendong juga..."tanya Bu Ambar pada suaminya.     

"Bapak masih takut,kalo udah besar saja" Bu Ambar dan Algis tertawa. Sedangkan Panji,kalo saja memungkinkan dia ingin melakukan tos dengan mertuanya itu. Pasalnya Panji juga gak punya keberanian untuk menggendong bayi yang masih sangat mungil itu.     

"Mau dikasih nama siapa Gis..."tanya Bu Ambar.     

"Mama boleh nyumbang nama gak Gis..."suara Bu Rina dari arah pintu ruangan bersama suaminya.     

Bu Rina sengaja membatalkan semua acaranya hari ini,wanita itu ingin segera bertemu dengan kedua cucunya.     

"Boleh Ma...." jawab Algis mengiyakan.     

"Gak bisa...mereka anak Panji. Jadi harus Panji yang kasih nama" sahut Panji tegas     

Bu Rina langsung berwajah sinis. Anak semata wayangnya itu mulai mengajak ribut.     

"Kamu gak denger Algis aja izinin" ketus Bu Rina.     

"Tapi Panji lebih berhak yang memberi nama" Panji tak mau kalah.     

"Mama gak mau tahu...mama juga harus kasih nama"     

"Mama gak bisa begitu, Mama maksa"     

Kedua ibu dan anak itu lanjut berdebat perkara nama.     

"Mas Panji.... sudah gak apa apa mas" lerai Algis.     

"Tapi ini anak anak kita Algis,kamu juga berhak kasih nama" Panji masih bertahan pada pendiriannya.     

"Mama juga gak boleh maksa gitu ma.." Tegur Pak Suryadi ikut menimpali.     

"Tapi Mama pengen kasih nama mereka aja pa,kenapa Panji pelit sekali,kasih nama saja gak boleh apa lagi pinjam mereka untuk menginap di rumah kita pasti makin gak boleh sama Panji" kata Bu Rina dengan wajah memelas dan menyedihkan.Membuat semua orang di situ merasa iba kecuali Panji tentu saja. Dia sudah hapal sama sikap Mamanya yang pemaksa itu.     

"Kalo begitu satu satu,Panji kasih nama yang cowok Bu Rina kasih nama yang cewek,gimana adil kan" ujar Bu Ambar memberi solusi.     

Akhirnya setelah melakukan pembicaraan dan pertimbangan.Mereka berdua Ibu dan anak itu memutuskan kan tidak ada yang memberi nama pada kedua bayi itu. Biar adil Algis lah yang memberi nama.     

Dan kedua bayi kembar itu di beri nama Vishaka Prameswari Winata.Vishaka di ambil dari bahasa sansekerta yang berarti bintang sedangkan Prameswari berarti ratu,sedangkan Winata adalah nama belakang keluarga besar Suryadi Winata orang tua Panji.Lewat nama itu Algis berharap gadis kecilnya itu kelak jika dewasa menjadi Bintang yang bersinar di kehidupannya, menjadi ratu bagi pasangannya.     

Untuk anak laki-laki,Algis memberi nama Virendra Aryasatya Winata. Virendra berarti berani, junjungan dan Aryasatya di ambil dari bahasa sansekerta yang berarti kemuliaan.Kata orang nama adalah doa,Algis berharap nama yang ia berikan akan membawa kebaikan untuk anak-anaknya.     

xxxx     

Setelah di rumah sakit selama tiga hari,Algis di izinkan pulang.Untuk beberapa hari Bu Ambar dan Bu Rina menginap di rumah Algis secara bergantian untuk membantu Algis selama pemuda manis itu belum pulih sepenuhnya.Selain itu Algis dan Panji harus belajar cara merawat bayi dari orang tua mereka.Masalahnya Panji dan Algis sepakat tidak menggunakan jasa babysitter.     

Dua orang tua baru itu ingin menikmati masa masa mengasuh kedua bayi mereka tanpa ada bantuan dari babysitter,mereka yakin pasti bisa.Sebelumnya kedua orang tua mereka sudah mengingatkan mengurus bayi baru lahir itu tidak gampang,tidak ada salahnya membayar babysitter.     

Namun Panji dan Algis tetap menolak,mereka berdua ingin mengasuh bayi mereka sendiri. Bu Ambar dan Bu Rina pasrah membiarkan Panji dan Algis dengan keputusan mereka. Nanti juga akan merasakan betapa repotnya,jika tidak sanggup pasti akan berpikir ulang.     

"Ibu pulang ya Gis....jaga bayi kamu baik-baik,lakukan semua seperti yang biasa ibu lakukan,kalo ada apa-apa telpon ibu ya.." kata Bu Ambar berpamitan,hari ini Bu Ambar akan pulang kerumahnya.Algis sudah bisa banyak bergerak dan mulai terbiasa merawat kedua bayinya.     

"Terimakasih ya Bu,ibu pasti capek banget selama menginap di sini"     

"Kamu ngomong apa sih,ini udah tugas ibu jadi orang tua"     

"Gis...."     

"Iya Bu...."     

"Kamu sekarang bukan Algis yang dulu lagi, sekarang kamu sudah punya suami,punya anak.Kamu jadi orang tua sekarang,jadi prioritas utama dalam hidup kamu sekarang suami dan anak-anak mu,paham??"     

Algis mengangguk, lalu memeluk ibunya.     

Kedua Ibu dan anak itu berpelukkan untuk sesaat.     

Bu Ambar melepas pelukannya,lalu naik ke taxi yang sudah menunggu di halaman rumah.     

Algis melambaikan tangan ketika taxi mulai berjalan meninggalkan pelataran rumahnya.     

Setelah kepergian ibunya Algis kembali ke kamar si kembar di lantai atas,kamar si kembar tepat bersebelahan dengan kamarnya.Didalam kamar itu ada pintu penghubung, Panji sengaja mendesain seperti itu supaya sewaktu-waktu bisa masuk kekamar anak-anaknya tanpa harus keluar dari kamar.Jika si kembar sudah besar bisa di buat kan kamar yang lain,yang jauh dari kamar orang tuanya. Kalo kata Bu Rina supaya tidak mendengar suara-suara aneh dari kamar orangtuanya.     

Algis masuk kekamar si kembar,kedua bayi imut dan menggemaskan itu tertidur lelap,Algis memandangi kedua bayi itu,mengusap lembut pipi mereka berdua secara bergantian.     

"kalian tidur terus kalo siang hemmm..." Algis mengusap pipi bayi perempuan yang bernama Vishaka.     

"Kalo Papa kerja kalian tidur terus, kalo papa pulang pasti bangun ngajak main..." Algis terus mengajak bicara.Kedua bayinya menggeliatkan badan,bibir mungil mereka menguap.     

Algis tertawa pelan melihat respon imut kedua bayinya.     

"Den Algis..." panggil Nur     

Algis menoleh kearah pintu.     

"Teman-teman den Algis datang"     

"Suruh masuk mbak.."     

"Mereka nunggu di ruang tamu den"     

"Ya udah bentar lagi Algis turun"     

Nur kembali menutup pintu lalu pergi dari kamar si kembar.     

Algis keluar turun ke lantai bawah untuk menemui sahabatnya, ternyata yang datang tidak hanya Maura dan Bastian. Ada Radit diantara dua sahabatnya itu.     

"Bayik gue yang sekarang punya bayik" teriak Maura sambil berhambur memeluk Algis.     

"Ehhh sorry ya Gis kita selalu telat ngunjungin Lo...baru sempat kesini"     

"Gak apa-apa,Algis baru dua minggu juga di rumah"     

"Ini kado dari kita berdua Gis.." Bastian menyodorkan bingkisan kado besar kearah Algis.     

"Besar banget Bas,dalamnya apa ya.."Algis membolak balik kado yang Bastian berikan     

"Terimakasih ya.... Bas,mas Radit terimakasih sudah sempatin ke sini"     

"Iya kakak ipar,dari pada ada orang ngambek lebih baik gue ikut serta"     

Algis melirik kearah Bastian sambil tersenyum.     

Bastian mendelik, memberi tatapan membunuh kearah Radit.     

"Si kembar di mana?"tanya Maura     

"Ada di kamarnya,kalian mau lihat?"     

"Iya dong,oh ya ini kado dari gue buat si kembar"     

Algis menerima kado dari Maura.     

"Terimakasih ya Ra, ayok ke atas kalo mau liat si kembar"     

Ketiganya mengikuti langkah Algis menuju kamar bayi.     

"Uluh uluh....imut banget Gis mereka"ujar Maura ketika sudah berada di kamar bayi dan melihat langsung si kembar yang masih saja tertidur pulas.     

"Pengen gendong tapi takut..."     

Algis tertawa     

"Mas Panji juga belum berani gendong,takut katanya"     

"Nama mereka siapa?"     

"Yang cowok Virendra yang cewek Vishaka"     

Maura gemas melihat dua bayi kembar itu.     

"Gak heran sih Lo bisa punya anak imut imut gini,Lo aja manis banget,mas Panji ganteng banget.Kalian bibit unggul banget pokoknya..."     

Algis terkekeh geli mendengar kata-kata Maura.     

"Apa Lo lihat lihat" ketus Bastian,saat memergoki Maura melirik kearahnya dan Radit.     

"Apaan sih Lo Bas...sewot banget sama gue"     

"Lo lirik-lirik gue,Lo mau ngomong apa ha?"     

"Idih...PD banget Lo,sapa juga yang lirik lirik kearah elo" sangkal Maura.     

Padahal dia emang melirik kearah Bastian.Jika tidak ada Radit di sisi Bastian Maura ingin berkata "Kapan nyusul punya bayi".     

Bersambung...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.