My wife is a boy

Kunjungan para sahabat



Kunjungan para sahabat

0"Udah siap?" Tanya Panji setelah selesai mengikatkan tali sepatu Algis.     
0

"Ehmmmm" Algis mengangguk.     

"Harusnya gak pakek sepatu mas,gak pakek alas kaki kan bagus buat kesehatan" ujar Algis memberitahu Panji.     

"Kamu itu lagi hamil,lebih baik pakek sepatu,kalo gak pakek alas kaki kamu nanti kena kuman atau bakteri gimana,kita kan mau jalan-jalan keluar"     

"Kalo jalan pagi bumil itu banyak yang gak pakek alas kaki loh mas" menyebut dirinya sendiri bumil, Algis menyerah kalah ketika Panji mengatakan di dunia ini gak ada sebutan pakmil adanya bumil jadi Algis harus mau menerima itu sekalipun dia laki-laki.     

"Aku tahu Gis,tapi aku gak mau resiko di jalan itu banyak kuman banyak batu kalo kamu injak tanpa alas kaki gimana"     

"Mas Panji selalu menang.." gerutu Algis tak terima usulnya di tolak.     

"Udah dehhh...nurut sama suami ya..." Panji mengusak pucuk rambut Algis.     

Mereka berdua lalu keluar rumah untuk jalan pagi,kata dokter,Algis di sarankan untuk olah raga dan olahraga yang paling aman untuk orang hamil adalah rutin jalan pagi. Jalan pagi untuk orang hamil itu sangat banyak manfaatnya, selain untuk menghilangkan setres,jalan pagi juga berfungsi untuk menjaga kesehatan jantung,mengurangi rasa sakit pada punggung dan nyeri lainnya.     

Algis tidak bisa pergi ke tempat olahraga ibu hamil,ya tidak mungkin Algis akan pergi ke tempat itu,akan jadi berita satu negara jika Algis ketahuan,dia laki-laki tapi hamil.Yang bisa Algis lakukan hanya jalan kaki pagi hari bersama Panji jika pria itu ada waktu luang.Jika Panji harus berangkat kerja pagi sekali,Nur biasanya yang akan menemani Algis jalan pagi.Selain itu Algis juga rutin berenang dan hal hal lain yang bisa ia lakukan di dalam rumah.     

"Jangan cepat-cepat jalannya Gis,nanti kesandung jatuh" kata Panji mengingatkan. Maklum perut Algis kian membesar,Algis mulai tidak bisa melihat ke bawah ke ujung kakinya karena terhalang perutnya yang mulai besar.     

"Mas..." Algis menghentikan langkahnya supaya sejajar dengan langkah Panji. Pria itu sengaja jalan melambat agar Algis tidak tertinggal,namun Algis justru jalan lebih cepat darinya.     

"Ada apa?"     

"Mama semalam telpon loh"     

"Ngomong apa?"     

"Katanya Mama mau bikin acara buat Algis mas.."     

"Acara apa lagi sih..."Panji mulai bosan,kenapa Mamanya itu kerap sekali sibuk membuat acara ini dan itu.     

"Tujuh bulanan mas..."     

Kandungan Algis sekarang memasuki usia tujuh bulan.Algis tak lagi kuliah ia mengambil cuti panjang.     

"Acara apa lagi sih itu?"     

"Tujuh bulanan itu acara syukuran,buat orang hamil anak pertama tujuannya buat doain anak kita sehat,pinter lahirnya lancar Gitu mas.."     

"Gak perlu kita melakukan itu Gis,bikin acara seperti itu kan mengundang banyak orang,kamu gak mau kan semua orang tahu kamu hamil"     

"Algis gak bisa nolak keinginan Mama mas, gak tega kecewakan Mama.Tujuan Mama kan baik"     

"Aku tahu,tapi acara itu gak bisa di terapkan sama kamu.Kamu harus nolak jangan mau.Sesekali kamu tolak permintaan Mama yang aneh-aneh Gis.Kalo kamu turuti terus Mama akan makin menjadi"jelas Panji.     

"Algis gak bisa mas..."     

"Kalo gitu biar aku yang ngomong sama Mama"     

"Tapi mas Janji..yang lembut ngomong sama Mama jangan kasar ya mas" pinta Algis. Soalnya Panji itu hanya lembut sama dirinya saja. Jika sama orang lain sekalipun orang tuanya Panji berubah dingin dan ketus.     

Mereka berdua melanjutkan langkah mereka berkeliling kompleks perumahan. Panji sengaja membeli rumah di komplek rumah elit,yang penghuninya sibuk mencari uang tidak ada waktu untuk bergosip apa lagi memperhatikan tetangga mereka.     

Jadi mereka berdua memang jarang bertemu dengan tetangga kanan kiri mereka. Semua hidup masing masing tanpa ada urusan sama sekitar.     

"Selamat pagi..." sapa seorang nenek yang berpapasan dengan Panji dan Algis.     

"Selamat pagi nek..."jawab Algis ramah     

Panji dan Algis berhenti sebentar karena pasangan kakek dan nenek itu berhenti berjalan untuk menyapa mereka berdua.     

"Kamu semakin hari semakin cantik,kandungan mu sehat kan.." kata si nenek sambil tersenyum ramah pada Algis.     

Pasangan kakek dan nenek itu mengenal Algis,mereka sering bertemu jika sedang jalan pagi seperti sekarang ini.     

"Terimakasih nek,iya kandungan saya sehat" jawab Algis tanpa berani menyebut namanya.     

Jika menyapa nenek dan kakek itu Algis tak pernah menyebut namanya,takut ketahuan dia laki-laki,yang nenek itu tahu Algis itu seorang perempuan.     

"Kamu harus menjaga istrimu yang cantik ini ya..."kata si nenek sambil melihat kearah Panji. Panji tersenyum canggung.     

"Kalo begitu nenek duluan ya.... sudah jalan-jalan dari tadi"     

"Iya nek hati hati " kata Algis sambil melihat pasangan kakek nenek itu pergi menjauh.     

"Istri ku yang cantik.."goda Panji     

"Jangan gitu Mas..."     

"Kan bener kamu cantik..."     

"Algis bukan perempuan"     

"Pengen banget di bilang ganteng.."     

"Emang salah?" mulai sensi     

"Karena kamu gak ganteng,semua orang bilang cantik dan manis"     

"Algis ganteng titik" kata Algis lalu melanjutkan langkahnya agak cepat.     

"Heiiii... jangan cepat-cepat jalannya" Panji menghentikan langkah Algis dengan menarik pergelangan tangan pemuda manis itu.     

"Iyaaa kamu ganteng..ganteng banget..."     

"Gitu dong.." senang Algis     

Akhirnya ada seseorang yang menyebutnya ganteng meskipun harus sedikit ngambek dulu. Yang penting kan ada yang bilang ganteng.     

xxxx     

Algis duduk manis depan TV,dia sedang nonton talk show favoritnya yang tayang setiap jam sore. Pemuda manis itu senyum-senyum sendiri mendengar obrolan si pembawa acara dengan bintang tamunya.     

Matanya fokus kearah TV sedang bibir mungilnya sibuk mengunyah potongan buah apel dalam piring di atas meja tepat di depan Algis.Selain buah apel ada juga beberapa potong kue.Nafsu makan Algis memang meningkat,apa lagi ngemil,dia selalu ingin ngemil.Alhasil berat badannya naik pesat.Sekarang pipi Algis terlihat makin chuby,badannya gembul terlihat lucu bagi siapa saja yang melihat.     

"Ting tong...." suara bel pintu depan bunnyi.     

"Mbak Nur liat siapa yang datang mbak.." teriak Algis. Dulu Algis bukan tipe orang yang suka menyuruh,jika dia bisa mengerjakan sendiri.Tapi sekarang Algis udah susah mau banyak gerak,apa lagi gerak dari duduk lalu berdiri.Susah sekali menurutnya.     

Tak lama kemudian pelayanan bernama Nur membuka pintu ruang tamu.     

Berdiri Bastian dan Maura tersenyum ramah kearah Nur.     

"Algis ada mbak.." tanya Maura basa basi     

"Ohh den Algis ada,masuk mbak,mas.."     

Maura dan Bastian masuk kedalam rumah mengikuti langkah pelayannya Algis itu.     

"Den Algis,ada temen-temen den Algis di ruang tamu"     

Algis menoleh kearah Nur lalu mengecilkan suara tv-nya.     

"Maura dan Bastian?"     

"Sepertinya begitu Den,saya hapal mukanya tapi nama namanya kurang paham"     

Dengan susah payah Algis bangkit berdiri lalu berjalan kearah ruang tamu sambil mengelus perutnya yang besar.     

"Maura...Bastian.." teriak Algis girang ketika melihat dua sahabatnya mengunjunginya.     

Bastian dan Maura berdiri bersamaan,wajah mereka kaget, melongo,mulut menganga tak percaya.Lama gak lihat Algis pemuda manis itu kenapa berubah dratsis seperti ini.mau tertawa tapi takut dosa. Masa iya tertawaan teman yang sedang hamil.     

Algis mulai mencebikkan bibir.     

"Kok bengong gitu.. Algis kelihatan aneh ya"     

"Ehhhh enggak... enggak.Kaget aja gue Gis lama gak liat Lo, pangling gue" Maura gak bohong dia memang pangling liat Algis yang sekarang.Kenapa jadi gede gitu badannya,batin Muara.     

"Lo di suntik apaan sih..sama si Panji bisa berubah jadi kayak gini"kali ini Bastian yang bicara.     

Maura mendelik kearah Bastian. Ngomong gak di filter sama sekali.     

Tapi Algis gak ngambek, dia justru terkekeh.     

"Algis banyak makan,lagi hamil juga,kembar lagi.Jadi wajar badan Algis begini"     

"Whattttttttt???!!!!!! kembar?????" kaget Maura dan Bastian hampir bersamaan.     

"iyaaa.."     

"Ya ampun ponakan gue kembar. Kembar berapa Gis?"     

"Dua Ra..emang mau berapa?"jawab Algis terkekeh geli     

"Kali aja tiga atau empat Gis" sahut Bastian gak kira-kira.     

"Lo dari tadi ngomong asal mulu gak dapat jatah kelon seminggu Lo ya" sungut Maura     

"Maaf ya..pacar gue ada tiap malam sama gue. Emang Lo yang di ghosting Nio.Di tinggal pulang ke Melbourne" Balas Bastian tanpa ampun.Sekarang Bastian udah gak risih mengakui Radit sebagai pacarnya.Meski hanya depan Maura.     

Kedua mata Algis mengerjap.Lama gak kuliah gak ketemu dua Sahabatnya sepertinya dia ketinggalan banyak cerita.     

"Duduk sana aja yuk sambil makan" ajak Algis pada kedua sahabatnya.Makan terus,mudah mudahan dua sahabatnya gak bikin Algis kalap ngemil.     

"Jadi Maura pacaran sama Nio? " Tanya Algis sambil memakan kuenya.     

"Enggak kok" jawab Maura tak bersemangat. Dasar Bastian bikin orang bad mood aja.     

"Berhenti makan Gis,gue ngeri liat badan Lo sekarang"     

"Namanya orang hamil kan gini Bas.Nanti kalo bayinya udah lahir, Algis bisa olahraga buat kecilin badan lagi"     

Bastian mendesah. Gak bisa di bayangkan jika ia berada di posisi Algis. Punya rahim dan bisa hamil.Kira kira seperti apa bentuk badannya.     

Tapi dalam hati Bastian juga iri,dengan begitu sahabatnya itu bisa memiliki keturunan.Algis beruntung sekali bisa memiliki anak dari orang yang dia cintai.     

Bastian jadi berandai-andai.Andaikan dia dan Radit bisa memiliki anak sendiri yang lucu-lucu.     

Bastian terkesiap,ia menggelengkan kepala. Membuang jauh-jauh pikiran gilanya itu.     

"Kenapa Lo Bas..." heran Maura.     

"Gak ada .."jawab Bastian tak memberi celah Maura untuk lanjut bertanya.     

"Mas Panji belum pulang kerja ya Gis?" tanya Maura, matanya melihat kesekeliling rumah sahabatnya.     

"Belum...kalo gak banyak kerjaan biasanya jam lima sore udah pulang"     

"Oh ya... Maura dan Bastian kenapa baru sekarang kesini, Algis kan kangen"     

"Baru sempat Gis...tugas kuliah makin padat "     

Algis tersenyum tipis. Sorot matanya menyiratkan rasa iri di hatinya. Dia juga masih ingin kuliah tapi keadaan dirinya gak memungkinkan untuk kuliah.     

"Jangan sedih gitu mukanya,kalo Lo udah lahiran,Bisa lanjut kuliah lagi"kata Bastian seakan tahu isi hati sahabatnya.     

"Semangat Gis...duh gue gak sabar pengen liat dua ponakan gue,pasti manis kayak ibunya, ganteng kayak bapaknya. Ya kan Bas"     

Bastain menjitak kepala Maura. Gadis itu meringis kesakitan.     

"Ibu mana? Algis tuh laki-laki"     

"Orang yang melahirkan itu di sebut ibu Bas"     

"Tapi itukan untuk perempuan"     

"Mau laki-laki atau perempuan kalo melahirkan ya di sebut ibu"     

"Aturan dari mana itu"     

"Dari gue"     

"Dasar sinting"     

"Gue gak sinting,gue cantik"     

"Amit amit gue mau muntah"     

"Ada yang bilang gue cantik"     

"Siapa?Nio? masih percaya Lo sama tu cowok"     

Maura terdiam tak bisa menyahut lagi.     

Algis tak tahu apa yang terjadi antara Nio dan Maura. Kenapa Maura terlihat sedih jika Bastian menyebut nama Nio.     

Bersambung...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.