My wife is a boy

Pesta rumah baru



Pesta rumah baru

0Menikah sudah, melakukan liburan singkat sudah.Dua hal yang ingin Algis dan Panji lakukan di Melbourne sudah mereka lakukan. Waktunya mereka kembali ke Indonesia.     
0

Kembalinya mereka keindonesia tidak sendiri, kedua orang tua Nio ikut bersama mereka.Sudah di jadwalkan jika urusan pekerjaan Om Pras selesai mereka akan berkunjung ke Indonesia seperti yang Bu Rina minta.     

Sebab Bu Rina akan mengadakan pesta untuk Panji dan Algis.Kalo Bu Rina menyebutnya syukuran untuk kehamilan Algis.Namun sepertinya semua tak seperti yang Bu Rina harapan.Pesta tetap di gelar namun tidak di rumahnya yang besar bak istana itu.     

Panji dan Algis memutuskan untuk mengadakan pesta di rumah baru mereka sekalian pindahan. Kan sudah menikah, sudah jadi pasangan yang sah jadi mereka harus pindah rumah dan memulai hari hari mereka sebagai pasangan suami-istri,sekali lagi anggap saja begitu.Algis kan gak dengar.     

Bu Rina menerima dengan hati iklas sekalipun awalnya wanita paruh baya itu menolak, dia tetap ingin pesta diadakan di rumahnya.Namun Akhirnya Bu Rina mau mengalah setelah suaminya memberi pengertian.Tidak boleh mencampuri urusan rumah tangga Panji dan Algis. Sekarang mereka berdua punya kehidupan sendiri,sebagai orang tua hanya bisa memantau dan mengingatkan.Namun keputusan akhir tetap di tangan Panji dan Algis.     

Namun ide Bu Rina untuk mengadakan garden party tetap dipakai oleh kedua pengantin baru itu.Di halaman belakang rumah baru mereka yang besar pesta akan di gelar.Bukan sebuah pesta besar hanya pesta kecil yang akan dihadiri kerabat dekat keluarga Panji dan Algis serta sahabat-sahabat mereka.Ada pula undangan untuk beberapa relasi bisnis Panji yang kiranya tidak mempermasalahkan hubungan seperti yang mereka jalani.     

Panji mengunakan jasa perusahaan dekorasi taman. Tak butuh waktu lama, halaman belakang rumah baru pasangan pengantin baru itu seperti di sulap.Sesuai dengan waktu yang di tentukan sekitar pukul tujuh malam halaman belakang rumah Panji sudah selesai di hias sedemikian rupa.     

Kolam renang tampak indah bercahaya di penuhi oleh puluhan lilin terapung.Selain itu di halaman tertata rapih meja berbentuk memanjang dengan di tutup mengunakan taplak meja warna putih menjuntai hingga sampai ke tanah.Di lengkapi sederet kursi di kedua sisi meja.     

Di atas meja itu berjejer menu makanan pembuka dengan sentuhan lilin menambah kesan mewah dan elegan.Menu makan akan berganti sesuai dengan waktu,tak hanya makanan pembuka,koki mahal dari hotel berbintang yang Panji miliki siap memberi pelayanan makan malam utama dan desert dengan menu yang sudah Algis tentukan.     

Selain itu halaman belakang rumah baru pasangan pengantin baru itu,di hiasi oleh lampu lampu bohlam sebagai hiasan gantung serta menambah penerangan.     

Algis berdiri di pinggir kolam, pemuda manis itu tersenyum melihat halaman rumahnya beberapa tamu juga sudah mulai berdatangan.     

Panji datang menghampiri Algis,memeluk dari belakang tubuh yang bagian perutnya mulai membuncit.     

"Apa yang kamu pikirkan,kenapa senyum-senyum begitu?"     

"Algis bahagia Mas..."     

"Oh ya...hal mana yang membuat mu bahagia?"     

"Algis bahagia sejak bersama mas Panji hingga detik ini"     

"Begitupun aku Gis, hal terindah yang pernah aku miliki selama hidup ku adalah kamu"     

Algis tersenyum,lalu memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah Panji.     

"Apa suami ku ini sedang menggombal?"     

Panji berdecak tak suka.     

"Aku gak gombal,aku bukan tipe pria seperti itu"     

Algis tertawa pelan lalu mencubit hidung mancung suaminya.     

"Gitu aja sensi" goda Algis.Masih dalam pelukan Panji.     

"Waduh.. pengantin baru,dunia bagai milik berdua yang lain nebeng" Suara Maura mengejutkan Algis dan Panji.     

Maura datang berjalan kearah Algis,gadis itu tampak cantik dengan balutan gaun malam yang sangat pas di tubuhnya.Maura tidak datang sendiri di sampingannya ada Nio.Saudara sepupu Panji itu terlihat tampan dengan vneck t-shirt slimfit warna putih di padukan dengan blazer hitam.     

Entah bagaimana ceritanya Maura dan Nio bisa datang bersama. Harusnya kan Nio datang dengan kedua orangtua Panji dan orangtuanya.Barangkali mereka berdua janjian datang ke pesta Algis berdua.     

"Ini Gis..kado kecil buat pernikahan kalian semoga suka ya..."Maura memberikan kado yang ia bawa untuk Algis.     

"Wahhhh... Terimakasih ya Ra..." senang Algis.     

"Iyaaa sama sama,semoga pernikahan kalian langgeng sampai kakek nenek eh salah kakek kakek hehhee"     

Algis memukul lengan Maura pelan.     

"Semoga jadi ibu dan istri yang baik juga ya Gis" goda Maura.     

"Algis bukan perempuan"     

"Hahaha..oh iyaaa maksudnya semoga jadi Papa dan suami yang baik Algis" ralat Maura dengan kerlingan mata.     

"Jangan godain gitu lah...." Nio menarik pelan telinga Maura.     

"Kenapa sihh gue kan bercanda" cicit Maura.     

"Ayoo cari makan aja" Nio menggandeng pergelangan tangan Maura lalu membawa gadis itu kearah meja yang sudah penuh dengan makanan pembuka.     

Melihat Maura sedekat itu denga Nio Algis mengerjap beberapa kali.     

"Sejak kapan mereka sedekat itu mas?" tanya Algis pada Panji suaminya.     

"Sejak mereka tidur bersama"jawab Panji sekenanya.     

"Mas Panji ini...aahhhh...."     

"Emang bener kan"     

Algis jadi gemas. Pemuda manis itu mencubiti perut Panji membuat pria itu berusaha menghindari cubitan Algis.     

xxxx     

Seiring berjalannya waktu tamu undangan mulai berdatangan mulai dari keluarga Panji dan keluarga Algis serta Radit dan Bastian pun hadir diatara mereka. Dua sejoli itu sudah berbaikan sudah kembali tinggal bersama di apartemen Radit.     

Pesta dimulai,diawali dengan pembukaan yang di wakili oleh pembawa acara, di lanjutan ucapan terimakasih oleh Panji dan Algis untuk keluarga teman dan orang-orang terdekat mereka yang mendukung mereka.     

Diantara semua orang itu ternyata hadir juga di pesta itu Yudha dan Arga, dua orang yang di undang khusus oleh Pak Suryadi untuk mengabadikan setiap momment pesta Panji dan Algis.Sebenarnya hanya Yudha sang fotografer,sedangkan Arga adalah seorang CEO agency model yang dulu menjadi tempat bernaungnya Ajeng. Namun setelah nama gadis itu melejit di dunia permodalan Ajeng pindah agency yang lebih besar lagi untuk mengembangkan karinya.     

Yudha berdiri berdampingan dengan Arga,mereka tampak sibuk berdiskusi tentang pengambilan gambar yang dilakukan oleh Yudha supaya mendapatkan hasil terbaik untuk memuaskan klien sultan yang mebayar mereka.Disaat sedang sibuk berdiskusi sesorang memanggil Yudha.     

"Yudha....." panggil Ajeng. Gadis itu baru menyadari jika Yudha juga datang ke pesta adiknya.     

Ajeng terseyum senang saat melihat Yudha setelah sekian bulan tidak melihat atau ada komunikasi dengan sahabatnya itu.     

Ajeng berlari kecil lalu berhambur memeluk Yudha,tak peduli dia menjadi pusat perhatian orang yang ada di pesta itu.     

"Kamu kemana aja Yudha,kamu gak bisa di hubungi.Aku nyariin kamu, apartemen kamu juga kosong" kata Ajeng. Gadis itu membenamkan wajahnya pada dada bidang Yudha.     

Pria yang dulu selalu ada untuknya,Pria yang sempat mendamba akan balasan cinta darinya. Namun kala itu Ajeng tak bisa membalas cinta pria baik ini, polemik perjodohan dan cita-citanya membuat Ajeng tak kunjung membalas perasaan Yudha.     

Dan ketika Ajeng terlepas dari jerat perjodohan,ketika cita-citanya mendapatkan dukungan dari orang tuanya disaat yang sama Yudha menghilang dari pandangan matanya begitu saja.     

Yudha tertegun.Wajahnya tampak bingung.Dia sendiri tak menyangka jika akan bertemu dengan Ajeng di tempat ini. Setelah Ajeng meninggalkannya dan memilih menerima perjodohan itu.Yudha meninggalkan Indonesia dia keliling dari satu negara ke negara lain untuk melupakan gadis pujaan hatinya.     

Barulah Yudha kembali ke Indonesia ketika sahabatnya si Arga menghubunginya dan memintanya untuk kembali.Ada satu pekerjaan besar katanya.Yudha menurut saat Arga memintanya kembali ke Indonesia dia juga tidak bertanya siapa klien mereka ketika menerima pekerjaan itu.     

Baru saja Yudha menyadari bahwa kliennya adalah pria yang dulu di jodohkan dengan Ajeng yang seharusnya menjadi suami Ajeng bukan suami dari pemuda manis yang ia tahu adalah adik Ajeng.Apakah Arga memintanya untuk kembali karena sahabatnya itu ingin menunjukkan langsung padanya bahwa gadis pujaannya dulu tak pernah menikah dengan pria itu.     

Yudha masih terpaku diam, hatinya terenyuh,namun bukan karena gadis pujaannya dulu.Yang kini ada dalam pelukannya.Entah ada setitik rasa tersentuh namun ia tak tahu tersentuh karena apa.     

"Apa kamu baik-baik aja yud...?" tanya Ajeng tetap membenamkan wajahnya pada dada bidnag Yudha.     

"Iya aku baik-baik saja" jawab Yudha sembari mengusap lembut punggung ramping gadis yang pernah memenuhi semua ruang hatinya.     

Di samping Yudha berdiri Arga,pria bertubuh lebih kecil dari Yudha itu tersenyum tulus melihat sahabatnya bisa bertemu lagi dengan gadis pujaan hatinya.Perlahan ia melangkah mundur memberi ruang pada dua insan itu untuk saling melepas rindu.     

Arga memutar tubuhnya untuk pergi menjauh,namun belum sempat ia melangkah menjauh seseorang menahannya,meraih pergelangan tangannya.Memintanya untuk jangan pergi meski tak ada kata yang terucap.     

Arga menoleh, melihat kearah Yudha. Pria itu tak melepas pelukan Ajeng namun ia juga tak membiarkan Arga pergi darinya.     

Mereka bertiga tak menyadari jika pose mereka seperti sebuah kisah cinta segitiga dalam versi nyata.     

Semua mata memandang takjub kearah mereka bertiga. Bahkan merebut perhatian tamu undangan yang tadinya memusatkan perhatian mereka pada pasangan pengantin baru.     

Pemain band yang di undang Panji pun seakan tahu saja sedang ada adegan membingungkan di tengah pesta.Tanpa di minta mereka menyanyikan satu lagu yang membuat tiga orang di tengah pesta itu larut dalam suasana dan pikiran masing-masing.     

"Aku tak bisa memiliki menjaga cinta mu, walau sesungguhnya aku mencintaimu, memiliki mu,aku tak ingin kau terluka mencintai aku, hapus lah air mata mu"     

Lagu dari milik Dygta dinyanyikan merdu oleh vokalis band yang di undang oleh Panji.     

"Akibat meninggalkan pernikahan dengan ku dulu, kakak mu kali ini akan patah hati sungguhan " bisik Panji ke telinga Algis.     

Algis cemberut tak suka,Panji seperti senang melihat kakaknya dalam situasi seperti itu.     

"Aku harap dua pria di depan itu bisa bersatu dan hidup bahagia seperti Mas Panji dan Algis" kata Maura dengan wajah bahagia.     

Nio menggelengkan kepala pelan.Dia harus mulai biasa dengan kebiasaan Maura yang seperti ini,suka sekali dengan hubungan laki-laki dan laki-laki.     

"Hah.... bertambah lagi pria yang akan menjadi homo" desah Bastian.     

Radit yang duduk di samping Bastain tergelak.     

"Gak apa-apa dong yang,biar Lo punya temen curhat nanti"     

"Curhat apa...??"     

"Curhatan para uke"jawab Radit dengan senyum menggoda.     

Bastian mendengus tak suka.     

Bersambung...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.