My wife is a boy

Melbourne



Melbourne

0Kehamilan Algis menginjak usia keempat bulan.Sesuai dengan semua yang telah di rencanakan kedua keluarga sebelum kandungan Algis membesar, Panji Algis harus sah menjadi pasangan secara hukum, karena pernikahan mereka tidak bisa di daftarkan di negara sendiri mereka memutuskan untuk mendaftarkan pernikahan mereka berdua ke negara yang melegakan pernikahan sejenis. Negara yang mereka pilih adalah Australia.Sejak tahun 2018 negara kanguru itu telah melegalkan pernikahan sejenis.     
0

Selain karena di Australia Panji memiliki Om dan Tante yang tinggal di sana dan menjadi warga negara Autralia,Algis memang sejak awal ingin mengunjungi negara itu.     

Setelah mengurus segala dokumen dan persyaratan yang di perlukan, serta konsultasi kepada dokter Aldi, dokter yang memantau kehamilan Algis.Mereka berdua terbang ke Australia berdua untuk melangsungkan pernikahan mereka di sana. Tidak ada keluarga dari pihak Panji dan Algis yang ikut menyertai mereka berdua.Mereka hanya pergi berdua saja.     

Di Australia mereka tinggal dengan orang tua Nio,yang berada di kota terbesar kedua Australia,yaitu Melbourne.Awalnya Panji ingin menginap saja di hotel,Namun tante Mella melarang keras. Mereka berdua harus tinggal di rumah Tante Mella. Walau dengan rasa sedikit kesal mau tak mau Panji menurut, membawa Algis tinggal di rumah Tante Mella. Padahal kalo menginap di hotel Panji akan merasa bebas.     

"Algis..." suara Tante Mella menyambut Panji dan Algis ketika mereka berdua baru saja turun dari taxi.     

Wanita cantik yang memasuki usia empat puluh tahunan itu datang menghampiri Algis lalu memeluk tubuh ramping itu.     

"Akhirnya Tante bisa lihat kamu lagi sweety"kata Tante Mella sambil memeluk tubuh Algis.     

"Tante apa kabar" tanya Algis setelah terlepas dari pelukan Tante Mella.     

"Tante sehat,gimana perjalanan kalian,pasti kamu lelah banget ya...ayoo masuk, kamu harus istirahat Algis,kasian bayi kamu ini"Tante Mella memegang samar perut Algis yang mulai terlihat membuncit.     

Mereka masuk kedalam rumah Tante Mella.Rumah Tante Mella tak sebesar rumah keluarga Panji. Hanya satu lantai namun memiliki halaman depan dan belakang yang lumayan luas.     

"Ini kamar kalian Tante sudah siapkan kamar untuk kalian berdua" kata Tante Mella dengan sangat antusias dan senyum bahagia.     

"Harusnya kami berdua menginap di hotel saja" gerutu Panji sembari membawa masuk koper miliknya dan Algis.     

"Ehhh masih saja gak terima kamu Panji, tante kan pengen lama ketemu Algis selama kalian di sini,lagian kalian hanya lima hari di sini"     

"Kalo gitu jangan salahin kita kalo tiap malam Om dan Tante akan dengar suara-suara yang mengganggu tidur kalian" ucap Panji dengan wajah datar.     

"Hah??? apa???!!!" Tante Mela sempat tertegun. Namun sedetik kemudian.     

"Ahhhhh hhaaaaa...iya iya aku paham, kalian bisa melakukan itu sesuka kalian ahahhaha" Tante Mella tertawa canggung.     

"Kasihan sekali kamu Algis semoga kamu selalu kuat melayani keponakan Tante itu" goda Tante Mela.     

Algis tersipu malu wajahnya merona merah seperti tomat.     

"Sudah ngobrolnya cepat kesini dan makan siang" kata Om Pras dari arah dapur. Pria itu mengeluarkan loyang segi empat berbahan beling dari dalam oven lalu ia letakkan diatas meja makan.     

Diatas meja makan sudah tersusun rapi Empat piring dan satu botol wine sebagai pelengkap makan siang mereka.     

Tante Mela berjalan ke arah meja makan di ikuti Panji dan Algis.Mereka duduk saling berhadapan.     

"Om Pras pandai masak ya..." Puji Algis saat melihat hidangan lasagna makanan ala Italia di meja makan.     

"Om kamu jago kalo masak makanan Italia Gis karena dia doyan banget" kata Tante Mella.     

"Ahhh biasa saja,kamu coba saja Gis enak apa tidak" kali ini Om Pras yang berbicara.     

"Sepertinya enak Om" kata Algis sembari mendudukkan bokongnya pada kursi ruang makan     

Om Pras memotong lagsana dalam loyang beling itu menjadi empat bagian lalu membagikan tiap potongan ke masing masing piring.     

"Besok kalian berdua akan ke kantor catatan sipil,semua berkas kalian sudah om daftarkan jadi kalian hanya datang lalu tanda tangan saja,apa perlu Om antar kalian besok"     

"Gak perlu Om,Panji bisa sendiri"Jawab Panji sambil menyuap kan satu sendok lagsana kedalam mulutnya.     

"Oke lah,kamu juga sudah hapal jalan kota ini jadi om gak perlu antar kalian"     

Seperti Nio yang lahir dan besar di Melbourne tapi pemuda itu hapal kota tempat tinggal Panji dan fasih berbahasa Indonesia karena dari kecil sering berkunjung ke Indonesia,sama halnya dengan Panji karena memiliki kerabat yang tinggal di Melbourne Panji pun juga sudah tak asing dengan kota ini. karena sejak kecil dia sering berkunjung liburan di kota Melbourne.     

"Besok kalian akan sah menjadi suami istri,Ehmmm maksud om kalian sah menjadi pasangan.Tapi itu secara hukum Australia.Dan di Indonesia pernikahan yang di lindungi hukum hanya pernikahan laki-laki dan perempuan,jadi jika kalian pulang ke Indonesia status kalian otomatis tadak terpakai dalam hukum Indonesia. Jadi Algis....jika kedepannya Panji menyakiti mu atau anak mu,kamu harus datang kemari dan tuntut hak mu melalui hukum Australia"Jelas Om Pras.     

Algis mengerjap beberapa kali,lalu menoleh kearah Panji.     

"Hal seperti itu tidak akan terjadi" kata Panji datar tanpa ekspresi.     

"Siapa tahu saja,Algis tetap harus jaga jaga kan"     

"Algis percaya sama Mas Panji om Pras,mas Panji gak akan telantarkan Algis dan anak Algis"     

"Anak kita Algis,aku ayahnya"ralat Panji tak terima.     

"Tapi Algis yang mengandung Mas.."     

"Tapi aku yang kerja keras bikin kamu mengandung Gis.."     

"Tapi kan Algis nanti yang lahirin Mas jadi anak Algis"     

"Tapi kalo gak ada benih dari ku, kamu gak akan hamil kan..."     

Algis terdiam. Kalah.     

"Iyaaa anak kita..." kata Algis Akhirnya.     

Om Pras dan Tante Mela tersenyum gemas melihat Panji dan Algis.     

xxxx     

Pernikahan adalah ikatan atau kesepakatan dua hati dalam sebuah janji untuk hidup bersama.Janji untuk saling melengkapi satu sama lain,melindungi satu sama lain dan janji untuk selalu bersama sampai batas waktu yang tak bisa ditentukan.     

Panji dan Algis keluar dari gedung catatan sipil dengan senyum mengembang di bibir mereka,rona kebahagiaan terpancar jelas dari wajah mereka berdua. Bagaimana mereka tidak bahagia jika detik ini kedua insan itu resmi menjadi pasangan dalam satu ikatan pernikahan.     

Masih di depan halaman gedung, Panji melingkarkan kedua lengan kekarnya pada kedua kaki Algis lalu mengangkat tubuh ramping itu tinggi,membuat Algis terkejut namun juga tertawa bahagia. Algis mengalungkan kedua lengannya pada leher Panji, ia menundukkan kepala agar bisa menatap wajah Panji yang mendongak ke atas menatapnya dengan sorot mata penuh cinta.     

"Turunin mas.... malu di lihat banyak orang.."     

"Siapa yang peduli di sini Gis,kalo pun mereka lihat,biarkan orang lain tahu betapa bahagianya aku hari ini"     

Tak ada hari yang lebih bahagia dari hari ini bagi Panji, ketika namanya dan nama Algis tertulis dalam satu ikatan yang di sebut pernikahan.     

Perlahan Algis merosot turun dari gendongan Panji,namun tubuh mereka tetap saling peluk.     

"Aku mencintaimu mu Gis..." kata Panji lembut.     

"Algis juga mencintai Mas Panji"     

Keduanya saling menatap satu sama lain,kedua tatapan mereka penuh cinta dan binar bahagia.     

Setelah itu mereka bergandengan tangan meninggalkan tempat bersejarah bagi kisah cinta mereka berdua.Untuk memulai kehidupan baru mereka sebagai pasangan,mangarungi samudra pernikahan.Yang mungkin saja badai cobaan akan menerpa ikatan pernikahan mereka.     

xxxx     

Panji dan Algis hanya lima hari di Melbourne,mereka tidak bisa berlama lama karena pekerjaan Panji yang tidak bisa di tinggalkan. Selain itu Algis juga masih dalam keadaan hamil yang mengharuskan selalu di pantau oleh dokter kandungan yang selama ini merawatnya.     

Di hari ketiga mereka gunakan untuk berkeliling mengunjungi beberapa tempat wisata di Melbourne.Salah satunya adalah Brigthon beach,pantai paling terkenal di Melbourne,bukan karena hemparan pasirnya atau lautnya. Brigthon beach terkenal karena Bathing boxesnya. Deretan rumah-rumah kecil berbentuk kotak yang di cat dengan warna-warna bendera negara di dunia.     

Panji dan Algis jalan-jalan di pantai itu sekedar untuk berfoto dengan pemandangan Bathing boxes yang terkenal di pantai itu.     

"Mas..." panggil Algis lembut saat mereka berdua sedang menyusuri pantai Brighton.     

"Hmmmm..."     

"Habis ini kita mau kemana?"     

"Kamu gak capek...kita jalan besok lagi"     

Algis menggeleng cepat.     

"Masih mau jalan-jalan,Algis pengen liat Hosier Lane" Hosier Lane adalah gang sempit yang terkenal dengan sebutan street artnya.     

"Kalo gitu kita ke visitor center dulu,mau lihat tempat itu kan,Hosier Lane gak jauh dari visitor center kok"     

"Mau mas.."kata Algis sambil mengangguk senang.     

Hosier Lane merupakan sebuah gang sempit lebar sekitar tiga meter dengan panjang sekitar lima ratus meter, merupakan tempat para seniman jalanan menumpahkan kreasinya pada dinding di tempat itu.Di sebagian kota besar mencoret-coret tembok tidaklah di benarkan. Namun di sekitar Melbourne masih ada tempat seperti itu. Para wisatawan lokal atau turis di izinkan menumpahkan kreasinya mencoret tembok dengan banyak warna.     

Sebelum mengunjungi street art Panji membawa Algis untuk mampir dulu di Melbourne visitor center, di tempat itu ada pelataran luas yang di gunakan para pengunjung untuk sekedar duduk-duduk santai sambil melihat atraksi jalanan atau juga memberi makan burung.     

Kebetulan saat itu hari sudah mulai sore.Puas melihat atraksi jalanan.Algis berdiri di tengah pelataran visitor center sambil memberi makan burung yang mendekat kearahnya.     

Pemuda manis itu terlihat bahagia dan menggemaskan. Panji duduk di kursi yang tak jauh dari Algis berdiri,pria itu sibuk mengambil gambar pemuda yang sangat ia cintai itu dengan kamera digital yang ia bawa.     

"Mas....ayo kita ke Hosier Lane,nanti keburu gelap" Algis menarik-narik pergelangan tangan Panji.     

"Besok saja gimana?"     

"Gak mau,mas Panji kan tadi bilangnya iya"     

"Tapi ini udah mau gelap Gis.."     

"Makanya ayok Mas,katanya Deket dari sini.Ayoo mas..." Algis kembali menarik tangan Panji.     

"iya..iya..."     

Dari pelataran Melbourne visitor center,mereka berdua pindah mengunjungi Hosier Lane.Sesampainya di gang sempit itu Algis terpukau dengan coretan tembok penuh warna pada dinding. Sebagai mahasiswa seni lukis Algis bisa melihat keindahan tiap warna yang di torehkan pada dinding.Walau terkesan asal dan saling tindih namun buat Algis karya itu sangat indah.     

Selagi Algis menikmati karya bebas seniman jalanan di street art itu, Panji sibuk mengambil foto istrinya. Sebut saja istrinya toh yang bersangkutan tidak mendengar.Dia tidak akan protes.     

Bersambung....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.