My wife is a boy

Menyadari kesalahan



Menyadari kesalahan

0Hidup itu sudah rumit jadi jangan membuatnya semakin rumit.Jalani hidup sesaui isi hati jangan selalu menyangkal dengan keinginan hati,jika tidak merugikan orang lain lalu kenapa harus mengabaikan apa yang hati inginkan.     
0

Jangan mencoba membahagiakan orang lain jika hati sendiri saja tidak bahagia. Seperti Radit pria itu belakangan ini hatinya tidak bahagia,lebih sepi lebih jauh merana dari sebelumnya ketika dia belum bertemu pemuda galak di Bastian,pemuda yang mencuri hatinya dengan sikap galaknya itu.     

Radit meneguk minuman alkohol di tangannya,belakangan ini Radit kembali ke hobinya yang dahulu,mencari kesenangan di luar sepulang kerja.Pria itu tertekan karena menahan rindu berat pada cintanya yang pergi darinya.     

Pergi karena kesalahannya sendiri,karena sikapnya yang tak bisa memilih antara Bastian dan Vanya. Ini bukan perkara cinta yang mana,jawaban sudah jelas Radit mencintai Bastian titik. Tapi...inilah manusia Radit itu berhati baik,walau kadang terlihat narsis dan lebay tapi dia pria baik dan hangat.Dan hal itulah yang membuatnya berada dalam situasi yang rumit.     

Sebenarnya tidak rumit,hanya Radit saja yang membuatnya menjadi rumit. Andai saja Radit bisa menentukan sikap dia tidak akan harus kehilangan cintanya.     

Radit kembali meneguk minuman beralkohol,sambil berpikir apa yang harus dia lakukan supaya bisa membawa Bastian kembali padanya namun tidak mengabaikan Vanya. Ahhh gadis itu,kenapa dia sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri,kenapa selalu saja membuatnya khawatir,kenapa dia tidak mencari seseorang yang bisa menjaga dan melindunginya.     

Disaat Radit sedang berkutat dengan pikirannya, tiba-tiba saja ada dua orang laki-laki dan perempuan sedang bertengkar di dekat Radit. Sepertinya mereka adalah pasangan.     

Radit tersenyum mengejek,sangat miris melihat pasangan yang bertengkar di depannya itu.Apa mereka tidak malu bertengkar didepan umum.Saling berteriak dan mengumpat satu sama lain di tengah banyak orang jadi tontonan orang satu bar.     

"Kenapa kamu seperti ini?!" Si pria menarik tubuh si wanita yang sedang duduk sambil meminum minuman alkohol ditangannya.     

"Apa peduli mu??!! pergilah aku muak melihat mu" kata si wanita dengan nada tinggi dan tatapan muak.     

"Aku mohon mengertilah,ayo kita pulang,jangan minum-minum begini" bujuk si pria.     

"Pulang kemana??"     

"Pulang ke rumah kita"     

"Hahahan...rumah kita??aku harus pulang ke rumah yang di dalam rumah itu ada wanita lain.Kamu gila??!!!apa kamu pikir aku ini malaikat yang bisa mengerti dengan semua sikap sok pahlawan mu itu"     

"Sudah aku katakan,dia hanya sementara,aku kasihan melihatnya terlunta-lunta dengan membawa anak kecil,sedang suaminya tidak bertanggung jawab"     

"Dia itu mantan kekasih mu!! dan kamu menampungnya di rumah kita tanpa bertanya pada ku lebih dulu. Dia punya orang tua,dia punya kakak dia punya adik,lalu kenapa harus kamu yang membantunya, kenapa harus tinggal di rumah kita,kamu melindunginya menjaganya tapi tidak kah kamu tahu hal itu menyakiti hati ku. Aku tidak melarang mu berbuat baik pada orang lain,tapi jaga juga perasaan ku,aku ini istri mu" kata si wanita kali ini dengan diiringi isakan tangis yang terdengar sesak dan memilukan.     

"Aku kasihan padanya, mengertilah"     

"Kalo begitu urus saja dia,jika kamu begitu baik sama dia karena kasihan padanya kalo begitu jangan hanya sama dia saja,kamu tolong semua wanita yang meninggalkan rumah bersama anaknya,masih banyak di luar sana orang yang lebih menderita dari dia,angkut mereka bawa mereka semua ke rumah kita"     

Mendengar kata-kata si wanita itu hati Radit mencelos.Dia seperti tertampar.     

Pertengkaran pasangan suami istri itu membuatnya bercermin pada dirinya sendiri.Dia membawa Vanya tanpa berbicara dahulu pada Bastian,bukankah Bastian itu pasangannya. Membawa Vanya masuk dalam hubungan mereka dengan alasan kasihan.     

Banyak gadis di luar sana yang mengalami broken home yang lebih menyakitkan dari Vanya.Benar apa pun bentuknya broken home semua menyakitkan,namun setidaknya orang tua Vanya tidak menelantarkan gadis itu begitu saja. Mereka tetap peduli pada Vanya memenuhi kebutuhan Vanya tanpa kekurangan.     

Jadi kenapa Radit harus membawa Vanya masuk kedalam hubungannya dengan Bastian. Jika ia berada di posisi Bastian mau kah dia melihat Bastian terlalu dekat dengan orang lain,pada Maura saja ia khawatir takut gadis itu menaruh hati pada Bastian. Apa lagi saat mendengar Bastian akan tinggal bersama atasannya itu.Radit bangkit berdiri lalu membayar tagihannya.Lalu bergegas pergi.Dia harus pulang!.     

Radit mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalan.Ia ingin segera sampai ke apartemennya,untuk berbicara pada Vanya. Untuk memberikan pengertian pada gadis itu. Mejelaskan pada Vanya jika hatinya mencintai Bastian,dia tidak ingin mengorbankan perasaan orang yang dia cintai lagi.     

Sesampainya di depan pintu apartemennya Radit langsung membuka pintu dan menyebut nama gadis yang beberapa hari ini tinggal bersamanya.     

"Vanya..."panggil Radit seiring dengan ia membuka pintu apartemen.     

Vanya bangkit dari duduknya menolehkan kepala kearah datangnya suara itu.     

Radit melangkah perlahan kearah Vanya gadis itu berpakaian rapih, rambutnya tergerai panjang,riasan tipis menghias wajahnya membuat gadis itu terlihat cantik.Di sebelah kakinya tergeletak tas kecil.     

"Aku menunggu mu dari tadi,kamu pasti minum-minum lagi" kata Vanya, tatapan matanya tak lagi minta dikasihani. Sorot matanya kembali hidup seperti Vanya gadis ceria yang selama ini Radit kenal.     

"Van...." lirih Radit sedikit tak mengerti kenapa ada tas di dekat Vanya.     

"Radit....aku mau pulang" kata Vanya pelan tetap dengan senyuman di bibir merahnya.     

"Maafkan aku,aku merepotkan mu,membuat mu dalam posisi yang sulit. Maafkan aku,menggunakan kelemahan mu untuk memiliki mu menahan mu di sisi ku" Kata Vanya dengan bibir bergetar.     

"Aku egois,demi diriku sendiri aku tidak memikirkan perasan mu tidak memikirkan perasan Bastian.A-aku begini karena aku ingin memiliki mu,tapi ternyata gak ada yang baik kalo maksain perasaan sama orang lain.Maafkan aku Radit..." buliran bening membasahi wajah putih Vanya.     

Radit berhambur kearah Vanya lalu memeluk tubuh gadis itu.Vanya makin menangis tersedu.     

"Kamu harus bahagia,bawa Bastian pulang kesini lagi.Aku tahu kamu merindukan cowok galak itu"     

Radit masih belum bisa bicara,tapi ada rasa lega dalam hatinya.Vanya dengan kedewasaannya bisa merelakan dirinya.Ia tak perlu susah-susah memberi pengertian pada gadis yang ia anggap seperti adiknya sendiri.     

"Jangan merasa kasihan lagi sama aku,jangan merasa bersalah aku gak apa-apa" Vanya melepas pelukan Radit.     

"Tadinya aku berpikir,tidak apa-apa kamu menganggap ku sebagai adik mu,asalkan aku bisa bersama kamu.Tapi ada yang bilang ke aku,untuk apa aku memiliki mu kalo aku hanya bisa memiliki tubuh mu gak dengan hati mu .Aku juga bukan gadis kecil lagi, harusnya aku lebih bisa menata hati,semua punya masalah hidup bukan aku satu satunya orang yang punya beban hidup.Jadi aku mutusin pulang hari ini" jelas Vanya sambil mengusap air matanya.     

Radit memegang kedua sisi kepala Vanya lalu menarik kepala gadis itu untuk mendekat,satu kecupan sayang Radit berikan pada kening Vanya. Sebuah tanda rasa sayang seorang kakak pada adiknya tidak lebih.     

"Kamu udah dewasa sekarang" Akhirnya Radit bersuara.     

"Aku tetap sayang kamu Van,kamu itu seperti adik ku.Mulai sekarang kamu harus kembali jadi Vanya yang ceria dan cerdas seperti yang aku kenal.Suatu hari pasti ada orang yang bisa menjaga,melindungi mu juga mencintaimu dengan tulus"     

Vanya mengangguk mengerti.     

"Kamu mau pulang sekarang? aku antar.."     

"Gak usah..aku udah hubungi Papa,bentar lagi juga Papa datang,lagian kamu juga harus cepet jemput Bastian. Dia itu cowok tampan, dia cukup populer di kampus jangan sampai dia berpaling dari kamu,apa lagi bosnya itu.Dia lumayan lebih ganteng dari kamu.Hati-hati." ujar Vanya mengingatkan Radit.     

Radit sedikit terpengaruh,wajahnya berubah cemas. Melihat itu Vanya tertawa pelan.     

"Muka mu jangan panik gitu,aku tau dia bukan playboy kayak kamu"     

Tak lama kemudian,datang seorang laki-laki paruh baya bertubuh tinggi dan berwibawa.     

"Papa..." Vanya berlari kearah Papanya lalu memeluk Papanya erat.     

"Sudah siap" tanya sang Papa.     

Vanya mengangguk sambil bergelayut manja. Radit tersenyum bahagia melihat Vanya bisa kembali seperti itu.Sungguh gadis manja,gumam Radit dalam hati.     

Pria bertubuh tinggi besar itu melepas pelukan sang putri,lalu melangkah mendekati Radit.     

"Maafkan kalo Vanya merepotkan mu,saya sangat berterimakasih kamu mau menjaga Vanya beberapa hari ini" ucap Papa Vanya yang merupakan rektor kampus tempat Bastian kuliah.     

"Tidak apa-apa,saya sudah anggap Vanya seperti adik saya sendiri" jawab Radit sembari mengulas senyum.     

"Kamu pemuda yang baik,sangat beruntung orang yang bisa memiliki mu"     

"Kalo begitu saya permisi" pamit si pak rektor.     

Vanya mengambil tasnya,sekali lagi gadis itu memeluk Radit.     

"Jaga diri baik-baik,dan mulai kuliah lagi jangan sampai tidak" Radit mengusak pucuk kepala Vanya.     

"Oke..." Vanya memberi kode oke.     

Gadis itu lalu mengikuti langkah Papanya, meninggalkan apartemen Radit.     

"Byeee...."Vanya melabaikan tangan.     

Radit mengulas senyum lalu membalas melambaikan tangan.     

Setelah kepergian Vanya, apartemen Radit kembali terasa lengang seperti sedia kala.     

Radit melepas dasi dan jasnya lalu melempar keatas sofa. kemudian ia membaringkan tubuhnya terlentang di sofa.Ia Manarik nafas panjang lalu menghembuskan pelan.     

Apartemen kembali sunyi sepi.Bastian meninggalkannya, Vanya kembali kerumah orang tuanya.Hati Radit begitu terasa lega,Vanya pulang kerumahnya beban di hatinya menjadi berkurang.Tapi kan masih ada masalah hidup satu lagi. Membujuk cintanya untuk kembali padanya,meyakinkan pemuda galak itu untuk memaafkan dan mau pulang ke apartemen mereka lagi.     

Begitulah,bagi Radit apartemen ini sudah menjadi rumah mereka berdua.Tempat mereka berteduh menghabiskan waktu bersama, merajut cinta mereka yang sempat terberai.     

Radit merogoh ponselnya,lalu menggulir layar ponselnya untuk membuka menu google.     

"Cara membujuk istri pulang kerumah" ketik Radit pada kolom pencarian google.     

Sedetik kemudian muncul bebrapa judul artikel. Radit membaca satu persatu.     

8 CARA MEMBUJUK ISTRI SETELAH DI PUKUL.     

Radit mengerutkan kening,siapa yang memukul istri.Ia lalu membaca judul lainnya lagi.     

CARA MEMBUJUK ISTRI YANG NGAMBEK     

CARA MEMBUJUK ISTRI NGAMBEK PULANG KE RUMAH MERTUA     

Radit menggulir layar ponselnya mencari judul artikel yang meyakinkan. Akhirnya pilihannya jatuh pada judul ketiga.     

"Membujuk istri ngambek pulang kerumah mertua" Radit menekan pada judul artikel tersebut.     

Bersambung...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.