My wife is a boy

Merasa iba



Merasa iba

0Mobil yang di kendarai pak Tory melaju dengan kecepatan sedang menembus jalan kota yang mulai padat.Jika menjelang sore lalu lintas memang menjadi lumayan padat bahkan terkadang hingga terjadi macet.Itu karema jam kantor telah selesai,waktunya orang orang yang sibuk bekerja di kantor untuk pulang.     
0

"Den Algis kita mau langsung pulang atau mau mampir dulu"tanya pak Tory pad Algis yang duduk di belakang     

"Ehmm...kita mampir ke toko kue dulu deh pak,Algis mau beli kue dulu"     

"Baik Den.."jawab pak Tory sambil menganggukkan kepala.     

Sejak hamil Algis memang terkadang suka ingin makan kue kalo malam.Makanya dia akan menyempatkan diri untuk beli kue tiap pulang kuliah.     

Sesampainya di depan toko kue Algis turun dari mobil dan berjalan masuk ke toko kue,pak Tory menunggu Algis di dalam mobil sesuai dengan perintah Algis.     

Selang beberapa menit Algis keluar dari toko dengan membawa sekotak kue dalam plastik,di depan teras toko kue Algis melihat keributan antara dua orang,Seorang pria bertubuh tinggi besar dengan seorang wanita,Algis berhenti sejenak dia seperti mengenal wanita yang sedang berdebat dengan pria bertubuh besar itu.     

"Maaf saya tidak sengaja" ucap si wanita dengan tatapan memelas.     

"Gak semua masalah bisa di selesaikan dengan kata maaf Mbak,kamu harus ganti saya juga udah gak punya uang buat beli kue lagi"kata si pria bertubuh besar.     

"Tapi saya gak punya uang,saya lupa bawa dompet"     

"Ahhh alasan aja sih ni orang,cakep tapi pelit banget.Gak mau tahu mbak harus ganti kue saya ini,saya mau belikan buat buat istri saya"     

Si wanita cantik itu tampak bingung dan panik.     

"Sandra...."panggil Algis,pemuda itu melangkah mendekati wanita yang langsung menoleh kearahnya dan benar tenyata Sandra.     

"Algis..."Sandra sedikit terkejut melihat Algis menghampirinya.     

"Ada apa?" tanya Algis     

"Ini aku nabrak mas ini,kue nya jadi jatoh dan rusak,aku mau ganti tapi ternyata aku lupa gak bawa dompet ku" jelas Sandra.     

"Ya sudah ganti pakek uang Algis aja"Algis mengeluarkan dompet dari saku celananya.     

"Berapa Mas harga kuenya"     

"Tiga ratus ribu" jawab pria bertubuh besar itu dengan wajah masam.     

Algis lalu mengulurkan uang seratus ribuan tiga lembar pada pria bertubuh besar itu.Setelah menerima uang dari Algis orang itu bergi berlalu begitu saja.     

"Terimakasih ya Gis" kata Sandra.Tatapan matanya tak seperti pertama kali mereka bertemu,tatapan mata Sandra sekarang lebih melembut.     

"Gak apa-apa Algis kebetulan habis beli kue,Sandra mau beli juga?"     

"Niatnya sih gitu,tapi gimana aku gak bawa dompet"     

"Pakai uang Algis dulu kalo Sandra mau beli"     

"Ahh jadi repotin kamu nanti Gis,gak apa-apa,palingan teman ku akan marah karena kue nya gak jdi beli"     

"Tuh kan kasian kalo gak jadi beli,pakek uang Algis aja"     

Sandra merasa tak enak hati tapi akhirnya dia menerima tawaran Algis untuk memimjam uang Algis supaya bisa beli kue buat temannya.     

Algis kembali berjalan masuk kedalam toko kue buat menemani Sandra.     

Mereka kebali berdiri depan teras setelah Sandra mendpatkan apa yang ia cari.     

"Makasih banyak ya Gis"     

"Sama-sama"jawab Algis sambil mengulas senyum.     

"Bisa minta nomer rekening mu Gis biar aku ganti uang mu"     

"Eh gak usah gak apa-apa"tolak Algis.     

"Ahh iya,kamu kan punya kekasih yang kaya raya jadi uang segitu gak seberapa buat kamu kan"     

Algis hanya tersenyum tipis menanggapi kata kata Sandra     

"Ehmm sorry kalo aku gak sopan ngomongnya, by the way..aku minta maaf ya Gis,kalo waktu itu aku bikin kamu kesal sama sikap aku.Aku harap kamu gak ambil hati apa yang aku omongin ke kamu waktu itu"     

"Algis udah lupain itu ,kalo gitu Algis pulng dulu ya"     

"Ehh Gis tunggu dulu.."     

Algis mengurungkan niatnya untuk melangkah pergi.     

"Kamu bisa anterin aku pulang gak,aku gak punya uang untuk bayar taxi,kira kira kita searah gak ya"     

"Sandra kesini tadi naik apa?"     

"Tadi ada teman yang searah kesini tapi dia sudah pergi lebih dulu"     

Algis terdiam sejenak.     

"Kalo gak bisa gak apa-apa aku bisa naik ojek saja " kata Sandra dengan wajah sedih.     

"Algis antar aja,sandra tinggal di mana?"     

"Gak jauh kok"Sandra tersenyum senang.     

Akhirnya Algis harus mengantar sandra dulu pulang ke apartementnya.Sesampainya di apartemen, Sandra memaksa Algis untuk mampir sejenak, Algis sudah berusaha menolak dengan alasan kasihan sopir harus menunngu lama.Namun Sandra terus memaksa.     

"Masuk lah Gis"Sandra membuka pintu apartementnya.     

Algis melihat kesekeliling isi apartemen Sandra yang tak banyak barang terkesan kosong.     

"Aku gak suka banyak barang..jadi jangan. heran apartemen ku kosong seakan gak ada isi nya" kata Sandra seakan tahu isi hati Algis.     

"Duduklah.."Sandra mempersilahkan Algis duduk si sofa.     

Algis duduk di sofa.     

Tak lama Sandra datang dari arah dapur dengan membawa dua minuman kaleng dingin.     

"Sorry gak ada apa-apa di kulkas cuma ada ini"     

"Gak apa-apa Sandra,oh ya Sandra tinggal sendiri di sini"     

"Iya.. di kota ini aku kerja,jadi aku sewa apartemen ini buat tempat tinggal"     

"Orang tua sandra di mana?"     

"Ada di kota xxx,aku kerja buat hidupin mereka"     

Algis terdiam, ada rasa iba merayapi hatinya. Seorang gadis sendirian di kota besar bekerja untuk menghidupi keluarga. Algis gak menyangka Sandra yang awalnya terlihat wanita ambisius ternyata dia seorang tulang punggung keluarga.     

"Jangan menatap ku dengan tatapan kasihan seperti itu Gis"     

"Ahh tidak, Algis gak tau kalo Sandra tulang punggung keluarga"     

"Tentu aja kamu gak tau,kita baru kenal" Sandra tersenyum kecut.     

"Apa Mas Panji tau??" entah kenapa Algis justru bertanya seperti itu. Dia hanya ingin tahu saja.     

"Entahlah...dia tahu atau pura-pura tidak tahu yang jelas dia banyak membantu ku,dia selalu memberi ku uang kalo aku minta,lumayan bisa aku pakai buat uang sekolah adik adik ku"     

"Lalu sekarang...??"     

"Sekarang dia dengan mu bagaimana aku bisa minta uang darinya hahha " Sandra tertawa,jenis tawa menghibur diri sendiri.     

Algis tidak tertawa tersenyum pun tidak. Yang ada hanya tatapan iba.     

"Kalo Sandra butuh sesuatu bisa bilang ke Algis,ya Algis gak punya banyak tabungan tapi,bisa Sandra pakai dulu jika perlu"     

Seperti itu Algis,mudah iba pada orang lain, kalo sudah begitu maunya ingin membantu jika dia bisa.     

"Makasih Gis,tapi aku takut,jika aku merepotkan mu ,Panji akan membunuh ku"     

"Tidak...Mas Panji gak perlu tau tentang ini, dan juga ini kan uang Algis" apakah Algis sedang belajar main rahasia.     

"Baiklah...jadi kita sekarang teman ya Gis,maaf sikap ku sebelumya aku hanya belum bisa terima kenyataan,tapi sekarang aku sudah iklas jika Panji memilih bersama mu"     

Algis tersenyum.     

"Algis udah gak permasalahan itu, meskipun Sandra pernah dekat dengan Mas Panji itukan dulu.Algis gak permasalahan, kita bisa berteman seperti biasa"     

Sungguh baik hati Algis,selalu berpikir positif pada siapapun.     

"Sebagai tanda kita berteman,kita foto yuk Gis"     

"Boleh..."     

kemudian mereka berdua mengambil foto Selfi menggunakan ponsel Sandra.     

"Sandra ini udah sore,Algis pulang ya" pamit Algis setelah dia merasa cukup lama di apartemen Sandra.     

"Ohh iyaa,maaf ya udah menyita waktu mu"     

" Gak masalah Sandra.."     

Setelah berpamitan,Algis meninggalkan apartemen Sandra.Dan setelah kepergian Algis,Sandra kembali melihat ke layar ponselnya, melihat fotonya dan Algis si pemuda manis itu. Lalu kemudian ia menekan tombol send pada layar ponselnya.     

xxxx     

Disela-sela kesibukannya,Panji meraih ponselnya diatas meja ketika mendengar Ado notif pesan masuk dari ponselnya,ia membuka menu whatsapp.     

Kedua matanya mendelik tak percaya ketika melihat pesan yang ia terima. Dari nomernya Sandra dia mendapat kirima. foto Algis berdua dengan Sandra di apartemen Sandra. Gadis itu mengirimkan foto itu dengan di bumbuhi sederet kalimat yang membuat Panji geram bukan main.     

"Madu ku sama cantiknya dengan ku" begitulah bunyi kalimat di bawah foto yang di kirimkan Sandra.     

Panji seketika mengeram murka,ia mengepalkan tangan.giginya bergemulutuk menahan emosi. Ia kemudian menggulir ponselnya dan menekan satu nama.     

"Yes bro..." Suara Nio dari ujung telepon.     

"Lo di mana???!!!!"     

"Aku di rumah, kenapa??"     

"Kenapa Lo bilang!!!!??? Gue udah bilang Lo awasi Algis kemana aja. Kalo Lo gak mau lakuin itu pulang Lo ke mellbouren" teriak Panji di telepon.     

"Aku udah awasi seperlunya,gak mungkin dong aku mau jadi penguntit"     

"Gimana Lo awasinya,sekarang aja Lo di rumah!!!" teriak Panji lalu menutup telepon dengan kesal.     

Sedetik kemudian Panji menyambar jas kerjanya lalu ia membuka pintu kantornya. Panji harus pulang.Untuk pertama kalinya kekasihnya itu tidak mendengar larangannya.Baru kemarin Algis di ingatkan untuk tidak menemui Sandra. Kenapa tak mau dengar.     

"Cindy..saya mau pulang batalkan semua acara saya setelah ini"jam kantor telah usai namun Cindy lembur,atas permintaan Panji. namun sekarang Panji tiba-tiba ingin membatalkannya.     

"Tapi Pak,Bapak ada acara pertemuan dengan rela..."     

"Saya bilang batalkan,apa kamu gak denger???!!! kamu juga bisa pulang sekarang." potong Panji dengan nada suara meninggi dan tatapan tajam.     

"I-iya Pak...."Cindy menjawab dengan gemetar.     

Panji kemudian melangkah pergi meninggalkan kantor. Untuk segera pulang.Memarahai sepupunya yang tidak mau menjalankan tugas yang ia berikan.     

Ia juga harus memarahi kekasihnya Algis. Ahhh tidak,ia mana bisa memarahi kekasihnya yang manis itu.     

Dasar Sandra sialan. Ia kira Sandra akan berhenti mengganggunya,ternyata tidak. Gadis itu justru ganti cara,tak lagi menerornya,ternyata dia menyusun rencana untuk mendekati Algis.     

Panji mengusap wajahnya.Cerdas sekali Sandra itu,dia bisa membaca peluang. Dia menggunakan Algis untuk mengganggunya. Itu bahaya jika Algis melihat foto-fotonya bersama Sandra tamat lah sudah.     

Panji memutar otak bagaimana caranya dia menjauhkan Algis dari Sandra. Bagaimana dia bisa menyingkirkan Sandra untuk pergi dari hidupnya.Jika dia biarkan terus Sandra bisa menjadi duri dalam daging. Gadis itu akan menyusahkan dirinya.Dan apa tadi yang Sandra katakan.Madunya.Gadis gila, siapa yang akan beristri dua seperti yang Sandra pikiran itu.     

Intinya Algis sudah cukup. Ia tak mau yang lain lagi.     

Bersambung...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.