My wife is a boy

Merasa bersalah



Merasa bersalah

0Setelah menyelesaikan kelasnya Maura gadis itu segera melarikan diri dari dua sahabatnya.Ia sengaja menghindari Algis dan Bastian.Dua orang itu pasti akan menuntut penjelasan soal kejadian di resort waktu itu,dan dia belum punya kata-kata untuk menjelaskan pada mereka berdua.Apa yang akan ia jelaskan pada dua sahabatnya itu. Apa dia akan mengatakan dia dan Nio mabuk karena dia patah hati melihat Bastian berciuman di depannya.Ahhhh mana mungkin dia jujur seperti itu.     
0

Hanya akan menambah kerumitan saja. Lagian sekarang ini Maura merasa dihianati oleh hatinya sendiri. Gimana tidak di hianati, selama ini kan dia pecinta hubungan bxb,harusnya dia senang melihat Radit dan Bastian berciuman bukankah moment seperti itu yang selama ini dia buru.Harusnya dia mengambil foto atau video moment itu dan membagikannya ke akun Instagram miliknya.Bukannya merasa terluka,kan ini namanya fujo palsu,penghianat.Seorang fujo tidak akan nyempil berada diantara pasangan bxb sebagai pengganggu.     

Maura berguling,merasa bersalah pernah merasa terluka melihat Radit dan Bastian berciuman,gadis itu memukul pelan dadanya sendiri. "Jangan jadi penghianat,berlabuhlah pada orang yang tepat oke" ujar Maura pada hatinya sendiri.     

Maura kembali berguling di lantai gazebo kampus. Ya..gadis itu sedang berada di halaman samping gedung fakultas seni ia sendirian berada di situ,niatnya menenangkan diri sambil menghindari Algis dan Bastian.     

Biasanya Maura dan dua sahabatnya jarang sekali berada di gazebo kampus mereka lebih suka kumpul di bawah pohon besar yang ada kursinya,tempat biasa mereka berkumpul.Tapi hari ini Maura sedang dalam misi menghindari sahabatnya jadi dia memilih tempat yang jarang di kunjungi dua sahabatnya itu.     

Maura meraih ponselnya,lalu membuka menu musik.Dari dalam tas selempangnya Maura mengeluarkan headset miliknya lalu memasang headset itu ke kedua telinganya.ia lalu menekan play pada menu musik itu. Maura tidur terlentang sambil memejamkan mata mendengarkan lagu yang baru saja ia putar.     

"Mau bilang cinta tapi takut salah...bilang tidak ya...bilang tidak ya.....     

Mau bilang sayang tapi bukan pacar....tembak tidak ya...tembak tidak ya..." lagu milik Al Ghazali melantun tepat di bagian lirik itu.     

Maura bangkit dan duduk,langsung menekan stop pada lagu yang terasa menyindir dirinya.     

"Kenapa jadi ada lagu ini sih" gerutu Maura pada diri sendiri.     

Jarinya kemudian menggulir layar ponselnya untuk mencari lagu yang bisa membuat suasana hatinya lebih membaik. Bukan lagu galau yang membuat hatinya makin galau.     

Maura memilih salah satu lagu Korea.Lebih baik mendengarkan lagu yang tidak ia tahu artinya yang penting musiknya enak di dengar bisa membuat hati semangat. Maura menekan play pada lagu ost drama Iam Not Robot yang pernah di tonton olehnya.     

Benar saja Maura langsung memejamkan mata dan menikmati lagu itu tanpa ia tahu arti lirik dari lagu yang ia dengar. Perlahan pikirannya justru melayang terbawa suasana musik yang ia dengar dari ponselnya.     

Tanpa sadar dalam benak Maura melintas bayangan adegan demi adegan yang ia lalui dengan seseorang di pantai Banyu Biru beberapa hari yang lalu. Saat Maura memejamkan mata justru bukan bayangan Bastian yang hadir dalam benaknya. Justru wajah Nio yang terseyum manis yang melintas dalam benaknya.     

Semua kejadian yang terjadi antara dan Nio berputar,Maura seakan sedang menonton drama Korea yang pemeran utamanya adalah dia sendiri dan Nio.Dari Nio yang selalu mengikutinya dan menuruti apa saja yang di mintanya.Nio yang rela mencarinya hanya untuk memakaikan sepatu Yang sedang ia cari kemana mana. Nio yang menghapus air matanya ketika dia menangis.Nio yang memeluknya menutup tubuhnya agar tak di lihat oleh orang lain.     

Maura membuka matanya.     

Gadis itu kembali duduk lalu melepas hedset di telinganya.     

ia mengepalkan tangannya lalu memukul pelan dadanya sendiri.     

"Hati gue udah eror apa ya,kenapa gak jelas banget sih. Kenapa jadi Nio???"     

"Arrrggghhhhh" Maura berguling lagi. tiangkahnya makin aneh.untung saja tidak banyak mahasiswa lain di sekitar tempat itu.     

"Ra....." Maura menoleh kedatanganya suara itu.     

Dari kejauhan Bastian dan Algis berjalan beriringan menghampirinya.     

"Tau aja gue di sini" gumam Maura.     

"Lo ngilang aja, sengaja ya menghindar dari gue dan Algis" kata Bastian ketika sudah bergabung duduk bersama Maura.     

"Enak aja,nagapain gue hindarin kalian dua" elak Maura sambil membereskan barang-barangnya supaya ada tempat duduk untuk dua temannya.     

"Kalo gitu ngapain Lo di sini sendirian"     

"Gue lagi cari inspirasi,males liat muka Lo terus bikin inspirasi gue buntu"     

"Lo aja,orang lain demen liat muka gue"     

"Cuma mas Radit aja yang demen liat muka Lo Bas..."     

"Cuma orang matanya bermasalah yang gak demen liat muka cakep gue. Kayak Lo contohnya"     

"Muka cakep dari Hongkong"     

"Emang Lo gak demen liat muka gue?"     

Kali ini Maura tidak bisa menyahut lagi.     

"Nah kan Lo demen ma gue. Ngaku Lo.." Bastian melempar Maura dengan pensil yang ada di dekatnya.     

Maura jadi deg degkan mengira-ngira apa Bastian bisa membaca isi hatinya.     

"Gis Lo demen gak ma gue?" kali ini Bastian bertanya Pada Algis. pemuda itu hanya tersenyum dan mengangguk.     

"Cuma nenek sihir ini aja yang gak ngaku"     

Maura menghela nafas lega. Ternyata yang di maksud Bastian bukannya suka seperti yang ia pikirkan.     

"Gue mau tanya sama Lo, sebenernya Lo di resort ngapain sama Nio, sejak kapan Lo deket sama anak itu"     

Matilah!!! benarkan sahabatnya pasti akan bertanya soal kejadian di resort waktu itu. Maura panik gak tahu harus menjawab apa.     

"Maura gak harus jawab kok..." kata Algis dengan suara lemah lembutnya.     

"Apapun hubungan Maura sama Nio Algis percaya, Maura tahu mana yang baik dan gak buat Maura. Yang penting kalo ada apa-apa Maura cerita ke kita ya" sambung Algis.     

Andaikan semua orang pengertian dan lembut seperti Algis.     

Maura menarik nafas panjang.     

"Gue gak ada hubungan apa-apa sama Nio,dan malam itu gak terjadi apapun diantara kami berdua.Gue mabuk dan dia nolongin gue, karena dia bingung nyariin kunci kamar gue jadi dia bawa gue ke kamarnya. Gue gak tau gimana ceritanya gue lepas baju yang jelas dia gak nyentuh gue"jelas Maura Akhirnya.     

"Lo mabuk??? kok bisa Lo mabuk Lo minum-minum.Emang cewek sinting Lo Ra. awas aja Lo ulangin lagi mabuk kayak gitu" Bastian bukan sok ngatur,tapi dia peduli dan sayang pada sahabatnya.     

"Dan lagi Lo yakin Lo gak di apa-apain sama Nio"     

"Bas...gue ini bukan anak umur 7 tahun,kalo dia lakuin itu gue pasti terasa bagian bawah gue. Nah Lo waktu di perawanin Mas Radit pasti kerasa kan setelahnya" jawab Maura dengan wajah sedikit kesal.     

"....."     

"Lo pasti juga rasain bedanya kan Gis?"     

Wajah Algis langsung bersemu merah. Dia dan Bastian saling melirik satu sama lain. "lebih dari terasa,tapi sakit luar biasa" kata Algis dan Bastian hampir bersamaan.Namun dalam hati masing-masing.     

"Kalo pun Maura ada hubungan sama Nio gak apa-apa kan,Nio cowok baik,suka nolong,suka menghibur,orang tuanya juga baik, Maura pasti bahagia kalo sama Nio" Algis memberi tahu sisi baik Nio yang ia tahu.     

"Lo lagi promosi keluarga Gis.."     

"Gak promosi Bas..."     

"Trus apa namanya ini.."     

"Algis kasih tahu Maura sisi baik Nio"     

"Trus sisi buruknya Lo tahu gak.."     

"Gak tahu,setahu Algis Nio baik "     

"Di mata Lo mah semua orang emang baik" kata Bastian dan Maura serempak.     

Algis meringis memamerkan deretan gigi putih miliknya.     

"Oh ya...Algis mau kasih tahu sesuatu"     

Bastian dan Maura siap memasang telinga untuk mendengar kabar apa lagi yang di bawa Algis.     

"Algis menikah bulan depan"     

Bastian dan Maura seketika bengong mulut terbuka menganga tidak percaya.     

"Serius Gis..." tanya Maura     

Algis menganggukan kepala.Sambil tersenyum bahagia.     

"Selamat ya bayik gue.." Maura berhambur memeluk tubuh ramping Algis.     

"Gue ikut senang moga-moga tuh cowok bisa bahagiain Lo,dan dia jadi pilihan terbaik buat Lo" ujar Bastian dengan senyuman mengembang di bibirnya. Dia berkata dengan tulus.Yang terbaik buat Algis.     

"Algis juga berharap kalian bisa bahagia dengan pasangan kalian masing-masing suatu hari nanti"     

"Amin amin..." Maura kembali memeluk Algis. Dia ikut bahagia sahabatnya akan menikah.     

"Negara mana Gis.."tanya Maura ingin tahu.     

"Australia..."     

"Woww...ikut donk Gis kalo geratis lagi"     

"Ikut aja,kan ada Nio..biar Nio yang bayarin" Goda Algis sengaja menyebut nama Nio.     

"Yeeee....gue siapa dia,mau bayarin Gue. kalo Mas Panji kan suami Lo..dan Lo sahabat gue jadi wajar"     

Algis tertawa pelan.     

"Lagian demen aja Lo sama yang geratisan" kata Bastian mengejek.     

"Kenapa gak,Lo kalo di geratisin juga mau kan,sekalian Lo nikah juga sama mas Radit ye kan.."     

"Sembarangan Lo ngomong.."     

"Eh... emang gak pengen nikah juga sama mas Radit???"     

"Lo kira mutusin nikah kayak mutusin beli bakwan di kantin ha??!!!!"     

Bastian mendorong tubuh Maura dengan kaki panjangnya.     

"Ngapain sih Lo..."Maura balas mendorong kaki Bastian dengan kakinya.     

"Kalo Lo gak mau ya udah siap-siap,Mas Radit bakal nikah sama cewek lain atau cowok lain. Dan Lo bakal gigit jari hahhaha"     

"Itu gak mungkin terjadi,dia masih banyak utang gak mungkin nikah sekrang. Paham gak Lo"     

"Kalo nikah sama orang lain,dia di biayaiin,gak perlu pusing. Kalo nikahnya sama Lo baru dia harus kerja keras dulu hahahha"     

Maura makin mengejek Bastian.Membuat pemuda bertubuh tinggi itu kesal.     

"Dasar cewek gila! sinting!! suka asal kalo ngomong,dia gak bakal nikah sama ornag lain. Paham gak Lo!!!"     

Bastian kembali mendorong tubuh tubuh Maura dengan kaki panjangnya,gadis itu tertawa sambil menghindar berguling di lantai gazebo kampus.     

Algis tertawa geli melihat tingkah dua sahabatnya yang seperti anak kecil jika sedang saling mengejek.     

"Sekali lagi selamat ya bayik gue...gue seneng banget dengernya" Maura kembali memeluk tubuh Algis.Pemuda manis itu membalas pelukan Maura. Lalu kemudian Bastian merentangkan kedua lengannya yang panjang,untuk mendekap dua sahabat yang sangat ia sayangi kedalam pelukannya.     

Mereka bertiga akan selamanya jadi sahabat saling mendukung,melindungi dan menyayangi satu sama lain.     

Dari kejauhan,ada seseorang bersurai panjang berdiri menatap kearah mereka tersenyum kecut.Orang itu lalu melangkah pergi meninggalkan tiga orang sahabat yang sedang saling berpelukan.     

Bersambung....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.