My wife is a boy

Melamar Algis



Melamar Algis

0Seperti yang sudah Bu Rina rencanakan, wanita paruh baya itu meminta suaminya untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan.Untuk kedua kalinya keluarga Pak Suryadi akan datang ke rumah keluarga Algis untuk melamar,jika dulu mereka datang untuk melamar Ajeng kali ini mereka akan datang untuk melamar Algis.Anak laki-laki Pak Prayitno. Memang terlihat gila bagi orang yang tak memahami mereka,namun apa peduli Bu Rina,yang penting apa yang menurut Bu Rina bisa membahagiakan Algis dan Panji maka akan ia lakukan.     
0

"Ma...apa gak kebanyakan ini semua?" tanya Algis saat pemuda manis itu melihat ada banyak hadiah yang akan di bawa ke rumahnya.     

"Mama malah pengen bawa lebih banyak lagi dari ini,tapi Panji dan Papa mu melarang"     

Algis mendesah pelan,hadiah sebanyak ini masih ingin membawa lebih.Rumahnya yang tidak seberapa besar itu bisa penuh dengan semua hadiah ini.Sebenarnya Algis tidak ingin semua ini,mereka cukup datang dan menemui orang tuanya saja itu sudah cukup.Namun siapa yang bisa menghentikan jika Mamanya ini punya kemauan.Sifatnya kurang lebih seperti Panji,jika sudah punya keputusan susah untuk dihentikan.     

Xxxx     

Di tempat yang berbeda,Bu Ambar dan Pak prayitno tampak sibuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan keluarga calon besannya.Dulu mereka pernah seperti ini ketika keluarga atasannya itu datang untuk melamar Ajeng beberapa bulan yang lalu.Namun kali ini mereka lebih berdebar-debar pasalnya kali ini anak yang akan dilamar adalah anak laki-laki mereka.Sesuatu hal yang masih sangat asing buat mereka berdua.     

Semuanya pun akan dilakukan secara diam-diam.Tidk ada orang-orang terdekat mereka yang di beri tahu.Mereka belum siap untuk memberi tahu tentang pilihan Algis. Biarkan saja waktu yang akan menunjukan pada semua orang sekitar mereka.     

"Ajeng..kenapa kamu belum siap juga"kata Bu Ambar ketika wanita paruh baya itu masuk ke kamar putrinya.     

"Sebentar lagi Bu.." jawab Ajeng sambil merapihkan riasan di wajahnya.     

"jeng..." panggil Bu Ambar pelan.     

Ajeng menghentikan gerakan tangannya,ia menoleh kearah ibunya yang duduk di tepi tempat tidur.     

"Ada apa Bu?"     

Wajah Bu Ambar tampak gelisah.     

"Ibu kenapa apa yang ibu pikirkan?"     

"Apa kamu baik-baik saja?"     

Ajeng tersenyum lembut,Gadis itu berjalan mendekati Ibunya lalu duduk di sisi Bu Ambar,gadis itu perlahan meraih tangan Bu Ambar dan menggegamnya erat.     

"Ibu kenapa punya pertanyaan seperti itu?"     

"Ibu khawatirin kamu jeng,biar bagaimanapun kamu adalah kakaknya Algis,dan orang yang akan melamarnya adalah orang yang dulu hampir menikah dengan mu"     

"Jangan pikirkan masalah Ajeng dan Panji Bu,kisah kami sudah selesai. Kalo pun Ajeng tetap menikah dengan Panji kami tidak akan bahagia,karena di hati pria itu sudah penuh oleh nama Algis"     

"Tapi benar kan anak gadis ibu ini tidak sedang terluka"     

Ajeng menggeleng pelan.     

"Hanya sedikit iri" kata Ajeng dengan wajah serius.     

Bu Ambar tertegun.     

"Ajeng bercanda Bu"kata Ajeng sambil tertawa pelan.     

"Kamu ini bikin ibu kaget aja"     

Tak lama setelah itu percakapan mereka terhenti saat Pak Prayitno datang dan memberi tahu bahwa keluarga Pak Suryadi sudah tiba.     

"Bu,udah siap belum itu mereka sudah datang"     

'Sudah Pak,ibu sudah siap kok" Bu Ambar bangkit berdiri lalu merapihkan pakaiannya sebentar.     

"Ajeng kamu sudah siap kan" Pak Prayitno bertanya pada Ajeng     

"Iya sudah Pak"     

"Kalo begitu ayo cepat kita turun kebawah"     

Lalu mereka bertiga bergegas turun kebawah, keruang tamu untuk menyambut kedatangan keluarga Pak Suryadi.     

Keluarga panji datang dengan membawa tiga mobil,semua mobil mahal, menunjukan betapa kayanya keluarga itu.Untung saja halaman rumah orang tua Algis walau tidak luas tapi cukup untuk memarkirkan ketiga mobil itu.Satu mobil yang dikendarai Pak tori yang membawa Bu Rina dan Pak Suryadi didalamnya,lalu mobil Panji sendiri dan ketiga mobil yang dikendarai oleh Nio.Pemuda itu kebagian membawa semua hadiah yang akan diberikan kepada keluarganya Algis.     

"Bawa semuanya masuk kedalam ya Pak tori,hati-hati jangan sampai rusak" kata Bu Rina ketika sopir pribadinya mulai menurunkan barang bawaan darinya untuk calon besan.     

Setelah memberi perintah pada Pak Tori,Bu Rina bergabung dengan suami dan yang lainya untuk bersalaman dengan orang tua Algis dan Ajeng yang berdiri di di teras untuk menyambut mereka.     

"Bu Rina,terimakasih sudah mau repot-repot untuk datang kemari dan banyak sekali hadiahnya Bu"     

"Ahh...tidak apa-apa,ini tidak seberapa Bu Ambar"kata Bu Rina sambil memeluk Bu Ambar sebentar.     

"Selamat siang Tante.." sapa Ajeng ketika berhadapan dengan Bu Rina.     

"Siang Ajeng,kamu makin cantik ya" puji Bu Rina     

Ajeng tersenyum tipis.lalu mengucapkan kata terimakasih pada wanita yang hampir menjadi mertuanya itu.     

"Ibu...."Bu Ambar mengalihkan pandanganya pada Algis yang datang menghampirinya     

"Algis anak ibu"Bu Ambar memeluk tubuh ramping anak laki-laki kesayangannya."Gimana kandungan kamu Gis,sehat?"     

"Sehat Bu,ibu cantik banget hari ini"     

"Tentu saja kamu dan keluarga calon suami mu akan datang jadi ibu dandan secantik mungkin"Bu Ambar tersenyum menggoda Algis.     

Setelah saling menyapa sebentar didepan teras, mereka semua lalu kemudian masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu.Bu Ambar dengan di bantu oleh Ajeng mengeluarkan semua kue dan minuman yang sudah di siapakan di dapur untuk di hidangkan pada keluarga Panji. Jika boleh jujur sebenarnya pak Suryadi dan Bu Rina senang sekali jika berkunjung kerumah keluarga Algis,apa lagi jika di beri suguhan kue bikinan Bu Ambar dan masakan Bu ambar.Istri karyawan sekaligus calon besan mereka itu sangat pandai memasak. Sekalipun bukan hidangan mewah seperti di restoran tapi rasa masakan Bu Ambar tak kalah enak jika di bandingkan seorang koki terkenal sekalipun.     

"Silahkan di makan kuenya pak,bu,nak panji dan nak Nio,maaf jika setiap datang kemari hanya ada makanan sederhana buatan istri saya "     

"Tidak apa-apa Pak..saya suka kok,kue bikinan Bu Ambr sangat enak"kata Bu Rina jujur.     

"Syukurlah kalo begitu istri saya memang lebih suka bikin sendiri dari pada beli"     

"Ih..Bapak ini berlebihan lho,kadang juga beli Pak" kata Bu Ambar wanita itu merasa malu karena suaminya terlalu membanggakan keahliannya dalam memasak.     

"Senang jika setiap hari bisa merasakan masakan istri ya Pak Prayitno"ujar Pak Suryadi sambil meneguk jus jeruk .     

Mendengar itu bu Rina melirik sebal kearah suaminya.     

"Mama juga sering masak buat Papa dulu,Tapi kan Papa yang larang Mama buat masak lagi"     

"Gimana Om Yadi gak larang tante masak,tiap masak selalu gosong gak bisa di makan" kata Nio menyahut.     

Pak Suryadi hampir saja tersedak mendengar Nio mewakili isi hatinya.Pria paruh baya itu menahan tawanya begitu juga dengan yang lainnya.     

"Nio..mulai ketularan Panji sembarangan kalo ngomong"kesal Bu Rina, awas saja kalo sudah pulang ke rumah dia akan bikin perhitungan dengan keponakannya itu.     

"Pak Prayitno.."Pak Suryadi mulai menunjukan wajah seriusnya.     

"Kedatangan saya dan keluarga saya kemari,selain untuk silahturahmi saya juga ingin mengutarakan niat baik anak tunggal saya Panji.Untuk kedua kalinya saya datang kemari untuk melamar anak bapak.Kali ini saya ingin melamar anak Bapak,Algis untuk menikah dengan anak saya Panji."Pak Suryadi sebenarnya ada rasa canggung ketika mengucapakan melamar Algis.Jelas-jelas yang bernama Algis itu laki-laki dan dia datang melamar untuk anaknya yang juga laki-laki.Seperti lelucon tapi nyatanya ini adalah sungguhan.     

"Sebelumya saya ucapkan terimaksih untuk niat baiknya Pak,saya sebagai orang tua hanya bisa mendukung apa yang sudah jadi keputusan Panji dan Algis,saya hanya bisa berharap semoga mereka bisa menjalani kehidpan mereka dengan baik"     

"Nak Panji.."     

Panji menatap kearah mata Pria paruh baya yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya.     

"Jika nak Panji benar-benar sudah memantapkan hati untuk memilih Algis sebagai pendamping hidup,saya titip Algis.Tolong jaga dia,bahagiakan dia.Jangan buat dia merasa kekurangan kasih sayang"     

Pak Prayitno menyeka sedikit air mata disudut matanya yang hampir menetes,kepala rumah tangga itu seakan sedang mengucapkan pesan saat melepas anak gadisnya.Meskipun Algis bukan seorang gadis tapi Algis adalah anaknya yang manis yang penurut.Tetap saja ada rasa sedih ,haru ketika anak laki-lakinya yang manis itu di lamar seseorang dan akan menikah menjalani lehidupan barunya dengan segala perbedannya.     

"Saya mencintai Algis melebihi cinta saya pada diri sendiri Pak,saya tidak akan membiarkan Algis kekurangan apapun dalam hidupnya"     

Pak Prayitno mengangguk percaya.Pria paruh baya itu tahu jika anak bosnya itu selalu menepati janjinya dan dia yakin Panji akan menepati janjinya,membahagiakan Algis.     

Mendadak suasana menjadi haru,berulang kali Bu Ambar menyeka air matanya,dulu saat Ajeng dilamar Panji suasana hatinya tak seperti ini,saat ini rasanya campur aduk,antara bahagia,haru dan khawatir.Ya Ibu mana yan tak khawatir jika harus merelakan anak laki-lakinya menikah dengan laki-laki juga.Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hati,mampukah anaknya nanti menghadapi segala macam hujatan dan cacian yang akan diterimanya di masa depan.     

"Saya minta pernikahanya dipercepat ya Pak,Algis harus menikah dengan Panji bulan depan"kata Bu Rina tiba-tiba.     

Semua orang di ruang tamu diam.Mereka sedikit terkejut dengan ucapan Bu Rina.     

"Kok pada diam.kok liatin saya semua" bu Rina jadi salah tingkah,apa dia salah bicara.     

"Ma..bulan depan apa gak kecepetan"kata Pak suryadi dengan wajah heran.     

"Lho apanya yang kecepetan sih Pa,apa Papa mau nunggu Algis perutnya membesar,apa mau nunggu Algis lulus kuliah?wah gak bisa kelamaan."     

"Tapi ya gak bulan depan juga Ma.."     

Bu Rina cemberut,merengut. Kesal suaminya tidak mendukung keinginannya.     

"Algis sayang,mau kan menikah bulan depan? "Bu Rina berkata dengan tatapan memohon pada Algis.     

Semua orang di ruang tamu langsung mendesah pasrah.Kalo sudah bertanya seperti itu pada Algis nicaya Algis akan berkata iya.     

"Iya Ma...asal mas panji setuju juga"jawab Algis persis seperti yang dipikirkan semua rang di ruangan itu.     

"Gimana Ji..mau gak menikah bulan depan?"kalo dengan Algis bu Rina bertanya dengan nada lembut namun tidak jika bertanya pada Panji.     

"Kalo menolak,mama juga bakal maksa"jawab Panji dengan wajah datar     

"Bagaimana Pak Prayitno dan Bu Ambar setuju kan kalo mereka menikah bulan depan?"kali ini Bu Rina memnadang kearah orang tua Algis dan menunggu jawaban dari mereka berdua.     

Pak Prayino menganggukkan kepala.     

"Gimana baiknya aja Bu..."jawab pak Prayitno di ikuti anggukan Bu Ambar.     

Bu Rina tersenyum puas,akhirnya keinginannya untuk menikahkan Panji dan Algis akan segera terwujud.     

Acara lamaran itu berakhir dengan keputusan Panji dan Algis akan menikah bulan depan.Selanjunya dua keluarga itu kenbali bercengkrama membicarakan apa saja yang akan di siapakan saat kedua anak mereka menikah nanti.     

Bersambung..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.