My wife is a boy

Orang ketiga



Orang ketiga

Dalam satu hubungan kehadiran orang ketiga kerap kali datang,entah itu orang dari masa lalu atau orang yang datang dari masa depan. Tergantung bagaimana kita menyikapinya,membiarkan orang ketiga itu masuk melalui celah kecil dalam satu hubungan atau menghalaunya sesegera mungkin agar tidak menjadi penghancur hubungan yang susah payah kita bina.     

Panji berdiri menyandarkan tubuhnya pada pinggir bibir pintu sebuah studio dance,jangan berpikir Panji sedang mendaftarkan diri untuk menjadi anggota club dance,tidak.Pria itu ada kepentingan lain, Panji berdiri di depan pintu seakan dia sedang memamerkan ketampanannya di depan para gadis-gadis muda dan juga laki-laki muda di tempat itu.Nyatanya memang banyak mata yang memandang kearah Panji.Ada yang melihat kearah panji dengan tatapan penasaran ingin tahu siapa pria itu,ada juga yang menatap dengan tatapan kagum.     

Siapa yang tidak terkagum melihat pria dengan tubuh tinggi gagah atletis di tambah dengan setelan jas nya yang menandakan bahwa pria itu adalah pria yang berdompet tebal.     

Panji datang ke studio dance itu untuk menuruti permintaan Sandra. Gadis itu memintanya datang ke tempat itu untuk menemuinya.Sandra mengancam jika Panji tidak datang dia yang akan datang ke kantornya seperti beberapa hari yang lalu.     

Dari pada Sandra datang ke kantornya lebih baik Panji yang mengalah menemui Sandra.Sebenernya Panji sangat sibuk tapi mau bagaimana lagi,Panji belum punya cara untuk menjauhkan Sandra dari hidupnya. Gadis ini ada saja caranya untuk menekannya,Panji sendiri tidak mau gegabah yang dia pikirkan itu Algis jangan sampai kekasih tercintanya itu di dekati oleh Sandra lagi. Jika Sandra tahu kelemahan Algis akan repot urusannya. Algis itu terlalu baik hatinya,dia paling sulit menolak permintaan orang lain. Jika Sandra mendekati Algis lalu menggunakan kelemahan Algis untuk menekannya akan semakin rumit.     

Panji masih berdiri,kedua tangannya ia lipat ke dada lalu menyandarkan bahu sisi kirinya pada pinggir pintu. Pandangannya lurus kearah Sandra yang mulai menari dengan salah satu pria yang masih terlihat muda namun cukup memiliki bentuk tubuh yang proporsional.     

Lagu Ride it dari milik Jay Sean melantun,Sandra mulai menggerakkan kakinya ia berdiri tepat berada di depan pria yang menjadi pasangannya menari.Mengikuti setiap ketukan musik,Sandra mulai menggerakkan pinggulnya membuat gerakan sensual mengayun dari kiri ke kanan seiring dengan tangan si pria yang meraba samar pada bagian paha Sandra yang yang hanya di balut celana pendek ketat warna hitam.     

penonton yang juga merupakan dancer mereka berteriak bersorak saat Sandra dan si penari pria melakukan gerakan sensual dalam tarian modern dance yang mereka bawakan.Sensual namun tidak porno seksi namun tidak terlihat murahan. Itu lah yang Sandra lakukan dalam setiap gerakan tariannya.     

Gadis itu memutar arah,kini ia saling berhadapan dengan si penari pria,tubuh mereka kembali rapat dalam tarian. Lagu Ride it terus melantun mengiringi setiap gerakan yang Sandra lakukan.     

Semua kembali bersorak Saat Sandra membelakangi si penari pria,dan dengan sensualnya gadis itu menunggingkan pinggulnya lalu melakukan gerakan memutar seiring dengan tangan si pria yang memegang kedua sisi pinggul Sandra.     

Panji mengumpat dalam hati"gerakan tari macam apa itu!!"desisnya.     

Dasar si Panji,harusnya dia memalingkan pandangannya,namun tidak. Pria casanova itu justru melihat hingga Sandra selesai menari.Pria normal mana yang akan menolak pemandangan menggiurkan seperti itu,kaki jenjang putih mulus, pinggang ramping,dan bokong sintal serta dada yang kencang.     

Lalu apakah sekarang ini Panji tidak setia pada Algis,apakah Panji menghianati Algis. Tentu saja tidak.Cintanya tetap untuk Algis sayangnya tetap untuk Algis. Lalu kenapa dia memandangi Sandra bahkan terkesan menikmati pemandangan itu.Ahhh...jangan lupa Panji itu manusia biasa,pria normal bukan pria impoten. Umumnya laki-laki memang seperti itu,tetap akan minat jika di goda tetap mau jika terpaksa. Namun tinggal bagaimana para pria itu menahannya.Sama halnya dengan Panji,dia boleh saja mengeras jika ada wanita seperti Sandra menggodanya namun bukan berarti ia bisa asal mencelupkan miliknya ketika ada seseorang yang menunggunya di rumah.     

"Bagiamana? apa kamu suka?" Bisik Sandra tepat pada telinga Panji. Entah sejak kapan gadis ini tiba-tiba berdiri dekat depan Panji.     

"Apa kamu sengaja menyuruh ku kesini buat liat tarian mu yang menggelikan itu" kata Panji dengan suara datar tanpa ekspresi.     

"Hahhaa..." Sandra tertawa pelan.     

"Jangan munafik Panji,aku tau kamu tidak berkedip melihat ku tadi"     

"Omong kosong!! sekarang cepat katakan apa mau mu menyuruh ku datang ke tempat ini"     

"Antar aku pulang dulu,baru akan aku katakan apa mau ku"     

Sandra memakai jaketnya untuk menutupi bagian atas tubuhnya yang hanya mengenakan baju ketat yang hanya menutupi bagian dadanya,memamerkan bagian perut dan pinggang rampingnya.     

"Kamu semakin banyak permintaan dan semakin merepotkan ku!!"     

"Turuti saja mau ku,atau aku akan menemui istri laki-laki mu itu" Sandra mulai mengancam.     

Panji memutar tubuhnya lalu melangkah keluar dari gedung studio dance,di ikuti Sandra berjalan di belakang nya.Mau tak mau Panji mengantar Sandra pulang ke apartemen gadis itu.     

Dalam waktu kurang lebih tiga puluh menit, mereka sampai di apartemen milik Sandra.     

Sandra mempersilahkan Panji masuk.Lalu menyuruh Panji untuk duduk di sofa ruang tamu.     

kali ini mata Panji menajamkan pandangannya, sorot mata yang tajam mengedar keseluruh ruangan. Jangan sampai kejadian tempo hari terulang lagi. Hmmm...dari mana gadis itu bisa mengambil foto saat tubuh mereka sedang saling tindih di sofa ini.     

"Duduklah..aku ingin mandi sebentar tunggu aku di sini, atau kamu mau ikut aku mandi" goda Sandra.     

Panji memicingkan matanya.     

"Cepatlah pergi mandi!! aku tidak punya banyak waktu untuk menunggu,dan di mana kamu meletakkan kamera sialan mu itu?!" Panji berkeliling ruang tamu apartemen Sandra mencari cari dimana gadis itu meletakkan kamera tersembunyinya.     

"Hahaha...Panji..Panji....kenapa sekarang kamu terlihat bodoh ha...??"     

Panji menatap tajam kearah Sandra.     

"Aku mana mungkin menggunakan metode yang sama setelah kemarin kamu tau aku diam diam merekam adegan bercinta kita"     

"Siapa yang bercinta dengan mu??!!"     

"Ohhhh aku lupa,hampir bercinta,tapi bayangkan saja jika foto-foto itu sampai ke tangan istri laki-laki mu yang lemah lembut itu. Bisa kamu bayangkan betapa kagetnya dia hahhahaa" kata Sandra sambil tertawa licik.     

"Duduklah... Empat hari kamu mengabaikan ku,kamu harus menebusnya" ucap Sandra lalu gadis itu melangkah pergi meninggalkan Panji seorang diri di ruang tamu. Ia lalu pergi mandi.     

tak lama setelah itu Sandra kembali ke ruang tamu menghampiri Panji. Kali ini dia lebih segar dengan rambut yang masih sedikit basah. Tapi apa peduli Panji.Pria itu mulai kesal dengan tingkah polah Sandra yang kerap memancing emosinya.     

"Mau minum sesuatu?" tanya Sandra,gadis itu duduk tepat di sebelah Panji.     

"Aku tidak sedang banyak waktu untuk bersantai,sekarang katakan apa mau mu??" tanya Panji langsung ke pokok masalahnya.     

"Kamu kemana saja belakangan ini mengabaikan ku,tidak menjawab telepon dan pesan ku??"     

Panji berdecih.     

"Emangnya kamu siapa aku harus melapor pada mu?!"     

"Aku calon istri kedua mu.." Sandra duduk miring menghadap kearah Panji lalu menaikkan satu kakinya keatas paha pria itu.     

"Jangan bermimpi!!!" dengus Panji.     

"Mimpi yang akan segera jadi kenyataan" Sandra tersenyum menyeringai.     

"Dengar Bapak Mahendra Panji Winata,kalo kamu benar-benar tidak bisa melepas istri laki-laki mu itu,tidak masalah.Aku siap menjadi yang kedua. Bagaimana?? bukankah menyenangkan jika beristri dua" lagi lagi Sandra tersenyum menyebalkan.     

"Sandra dengar... berapa kali harus aku katakan,aku tidak mencintai mu dan aku tidak berniat beristri dua,jadi pahamilah menjauh dari ku,jangan sampai kesabaran ku habis dan aku berbuat kasar pada mu" Panji berharap kali ini Sandra bisa mengerti.     

Namun tidak,gadis itu tetap keras pada pendiriannya.     

"Kalo kamu tidak mau datang pada ku secara sukarela, baiklah mungkin kamu ingin aku merebut mu dari pemuda manis itu"     

"Jangan mengganggunya,jangan sekali kali kamu berani mendekati atau menyentuhnya" kata Panji dengan tatapan menusuk.     

Namun Sandra tidak takut. Dia bukan Sandra yang lemah, Panji tidak akan bisa mengintimidasi dengan tatapan itu.     

"Sebegitu berharganya dia untuk mu Panji"     

"Iya dia sangat berharga untuk ku. Jadi tidak ada tempat untuk mu!! lupakan apa yang pernah terjadi antara kita"     

Panji lalu bangkit berdiri, merapihkan jasnya .     

"Ini terakhir kali aku datang ke apartemen mu. Aku masih berbaik hati pada mu karena kamu seorang gadis. Aku tidak mau berbuat kasar dan menyakiti mu"     

"Tapi kamu sudah menyakiti ku Panji"     

"Itu karena kamu menganggap hubungan kita terlalu jauh,apa yang terjadi antara kita hanya hubungan saling membutuhkan Sandra...tidak ada cinta diatara kita saat itu"     

Panji kembali duduk ia memegang kedua sisi bahu Sandra.     

"Kamu cantik,kamu masih muda banyak pria yang pasti ingin bersama mu.Lanjutkan hidup mu jangan terobsesi pada ku karena percuma kamu hanya akan semakin terluka"     

Ini sama sekali bukan gaya seorang Panji bicara panjang lebar dan menasehati orang lain. Tapi kalo dengan bicara seperti ini bisa membuat Sandra mengerti maka akan dia lakukan.     

Tapi sayang,tak semudah itu.Sandra tidak mau mengerti untuk apa dia harus mengerti.Dia sedang memperjuangkan apa yang ingin dia miliki.     

"Boleh aku memeluk mu,sekali saja" kata Sandra dengan tatapan memelas miliknya.     

Untuk yang terakhir kalinya,baiklah Panji menuruti memeluk tubuh Sandra untuk sejenak.     

Sandra mendekap tubuh besar Panji erat,tubuh yang hangat dan sangat nyaman untuk tempat bersandar.     

Panji melepas pelukan itu lebih dulu.     

"Aku pulang,jaga dirimu baik-baik" Pamit Panji dengan nada bicara melembut. Tangan besarnya mengusak rambut Sandra untuk terakhir kalinya tak apa kan pikir Panji.     

Panji lalu melangkah meninggalkan apartemen Sandra untuk pulang kerumahnya. Pria itu tidak tahu Sandra sedang tersenyum menyeringai,dia juga tidak tahu di bahunya ada bekas lipstik Sandra menempel di sana.     

Memang benar Sandra akan berhenti menghubungi Panji,dia tidak akan lagi meminta Panji untuk menemuinya. Bisa dipastikan pria itu yang akan meminta untuk bertemu dengan dirinya suatu hari.     

Kelemahan Panji bukan nafsunya atau bukan hartanya. Kelemahan Panji itu Algis dan Panji sangat ketara menunjukkan bahwa Algis adalah kelemahannya.     

"Let's play Algis..."     

Sandra tersenyum mengerikan.     

Bersambung .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.