My wife is a boy

Kejutan



Kejutan

0Hari ini adalah hari kedua acara berlibur Algis dan yang lainnya.Sejak Pagi hari Algis tidak melihat teman-temannya yang lain,Panji bilang yang lain sedang jalan-jalan.Sebnernya Algis juga ingin menyusul teman–temannya namun Panji melarang,pria itu bilang nanti sore saja ketika urusan pekerjaan Panji sudah selesai.Algis tidak mengerti mengapa mendadak Panji ada pekerjaan yang harus di selesaikan di tempat ini.Bukankah ini waktunya berlibur,namun Algis tidak bertanya.Pemuda manis itu mencoba untuk mengerti kondisi panji.Biar bagaimana pun Panji mewakili papanya untuk mengurus segala macam urusan pekerjaan.Termasuk di resort ini.     
0

Algis mendesah pelan,pemuda manis itu mulai bosan,hampir seharian dia menghabiskan waktu hanya di dalam kamar hotel sambil menggambar apa saja di atas kertas sketsanya.Pagi tadi ia sempat berkeliling hotel,hanya untuk melihat lihat sekitar. Karena tidak ada yang menemani,Algis merasa jenuh lalu kembali ke kamar dan tidur.     

Saat dia terbangun dari tidur Panji belum juga kembali, akhirnya ia Menghabiskan waktu untuk menggambar.Algis meraih ponselnya lalu mengirim pesan singkat ke nomer ponsel Maura dan Bastian,namun tak satupun dari mereka yang menjawab pesannya. Kemana mereka berdua,gumam Algis.     

Rasa bosan semakin mendera pemuda manis itu, teman-temannya meninggalkannya,Kekasih hatinya sibuk dengan pekerjaannya.Hanya dia sendiri yang tak bisa kemana-mana.Semua karena Algis itu Patuh,nurut.Kalo di suruh untuk jangan pergi kemanapun maka Algis tidak akan pergi kemanapun sampai orang yang memberinya perintah mencabut perintahnya.     

"Tok..tok...." suara ketukan pintu mengejutkan Algis,siapa gerangan orang yang mengetuk pintu,apakah salah satu temannya.Tidak mungkin jika itu Panji,pria itu tak pernah mengetuk pintu jika masuk ke kamar mereka berdua.     

"Tok.. tok...." suara ketukan kembali terdengar.     

Algis beringsut turun dari tempat tidur lalu berjalan kearah pintu.     

Dua orang wanita berdiri di depan pintu kamar.     

"Selamat sore Mas Algis..."sapa salah satu wanita yang mengenakan pakain staf hotel.     

"Selamat sore.."jawab Algis,sedikit heran dengan kedatangan dua orang itu.     

"Saya dapat perintah dari Pak Panji untuk memberikan pakaian ini,dan menunggu Mas Algis bersiap diri"kata si wanita yang memakai pakaian staf hotel.     

"Bersiap untuk apa?" tanya Algis bingung     

"Maaf saya kurang tau soal itu Mas Algis,Pak Panji hanya mengatakan itu pada saya"     

"Sebentar..."kata Algis saat ia mendengar pesan masuk dari ponselnya. pemuda manis itu bergegas mengambil ponselnya diatas tempat tidur.     

Nama Panji yang tertera pada layar ponselnya.     

"Kalo ada pegawai hotel menyuruh mu bersiap,turuti saja"     

Begitu bunyi pesan Panji dari applikasi WhatsApp.Algis kembali meletakkan ponselnya dan kembali kearah pintu menghampiri dua wanita yang berdiri di sana.     

"Baiklah.. Algis akan bersiap"     

si petugas hotel tersenyum dan mengangguk. Ia kemudian izin masuk bersama temannya untuk memberi perlengkapan yang Algis butuhkan.     

"Ini pakaian yang harus Mas Algis pakai,tapi sebelum itu teman saya ini akan merias Mas Algis sedikit" si petugas hotel memberikan Algis satu setel pakaian serba putih.     

"Apa Mas Algis ingin mandi terlebih dahulu"     

"Ahhh tidak,Algis sudah mandi tadi,gak apa langsung aja"     

Mereka bertiga berjalan kearah meja rias yang tersedia di kamar,dua orang itu mulai memberi riasan pada wajah Algis. Jangan bayangkan Algis akan dirias selayaknya seorang wanita,jelas tidak. Sederet alat make-up di oleskan pada wajah putih dan halus milik pemuda manis itu.     

Namun semua di oleskan senatural mungkin,hanya menambah wajah Algis semakin terlihat menawan. Sebenarnya tanpa riasan itu pun wajah Algis sudah cantik dan manis seperti seorang gadis belia. Kulitnya halus,aroma tubuhnya wangi semerbak seperti bunga.     

Selesai di rias Algis mengambil satu setel pakaian diatas tempat tidur lalu membawa pakaian itu ke dalam kamar mandi.Selang beberapa menit kemudian Algis keluar dari toilet,pemuda manis itu tampak sangat menawan dengan balutan pakain warna serba putih. Baju berlengan Panjang di tambah eksen renda pada bagian depan dada dan lengan.Bagian leher terlihat lebih sempurna dengan hiasan dasi kupu-kupu warna abu-abu motif garis putih.     

Semua yang Algis pakai sangat pas di tubuh rampingnya.Kedua wanita yang membantu Algis begitu sangat terpukau ketika melihat Algis berdiri didepan mereka.     

"Ini sepatunya Mas Algis..."kata si pegawai hotel setelah sepersekian detik terpukau melihat betapa menawannya pemuda manis didepannya.     

"Dan Mas Algis harus pakai ini" wanita itu membuka sebuah kotak berwarna putih yang ternyata berisi mahkota dari rangkaian bunga mawar warna putih dan peach.Di bagian belakang mahkota itu ada beberapa helai pita panjang berwarna putih juga.     

"Apa Algis harus pakai ini juga" tanya Algis,pemuda itu merasa tak nyaman jika harus melewati lobby hotel dengan memakai mahkota bunga.     

"Iya Mas Algis,itu pesan Pak Panji" jawab pegawai hotel.     

Algis terdiam.Ia bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya apa yang di rencanakan pria kesayangannya itu.Untuk apa dia harus memakai semua ini.     

Setelah siap dengan penampilannya,dua wanita itu mengantar Algis keluar dari kamar hotel berjalan menuju lobby,dan rupanya lobby hotel tampak lengang hanya ada beberapa staf yang masih berjaga. Di depan lobby Algis di sambut oleh sebuah mobil lengkap dengan sopirnya.Siap mengantar Algis ke tempat yang Panji tentukan.     

Melihat kedatangan Algis sopir hotel bergegas membuka pintu mobil bagian belakang dan mempersilahkan Algis untuk masuk kedalam mobil.     

Si sopir kembali menutup pintu mobil setelah memastikan Algis duduk dengan nyaman.     

Perlahan mobil melaju meninggalkan pelataran hotel.Mobil sedan berwarna silver melaju dengan kecepatan sedang menuju kearah bagian pantai yang kemarin ingin Algis kunjungi.Dari kaca mobil Algis melihat pantai itu sangat lengang oleh pengunjung.     

Mobil mulai memasuki area pantai,Namun kemudian sopir menghentikan mobilnya.     

Saat mobil berhenti,datang beberapa pegawai Resort menghampiri Algis,membuka pintu mobil dan memepersilahakn pemuda itu untuk keluar dari mobil.     

"Ada apa,di mana Bapak Panji" tanya Algis mulai tak mengerti.     

"Maaf Mas Algis,dari sini Mas Algis harus tutup mata,nanti kami yang akan mengantar ke tempat Pak Panji" jawab salah satu pegawai Resort.     

Lalu pegawai laki-laki yang masih muda itu,mendekati Algis dengan membawa kain warna biru dongker untuk menutup kedua mata Algis.     

"Apa harus begini?" tanya Algis kebingungan.     

"Kalo bukan karena perintah Pak Panji kami mana mungkin berani seperti ini Mas Algis"     

Algis mengangguk mengerti.Tentu saja jika berani menyentuhnya seperti ini tanpa izin pria itu,tentu para pegawai ini akan berahir dengan pemecatan tanpa hormat.     

Selesai menutup kedua mata Algis dengan kain,para pegawai itu menuntun Algis untuk pergi ke tempat di mana Panji sedang menunggu pemuda manis itu.     

Mereka berjalan perlahan menyusuri hemparan pasir putih,Algis tidak bisa melihat apa-apa semuanya gelap,ia hanya bisa merasakan segarnya angin laut dan deru suara deburan ombak.     

Algis menghentikan langkahnya ketika orang yang menuntunnya memberi kode untuk berhenti berjalan.     

"Mas Algis sudah sampai,kalo begitu kami permisi ya Mas..." pamit si pegawai Resort     

"Eh tunggu,di mana Pak Panji" tanya Algis bingung.Namun tak ada jawaban.Suasana jadi hening. Algis mulai takut lalu ia menggerakkan tangannya untuk membuka penutup matanya.     

Sebelum ia membuka kain penutup matanya,Algis di kejutkan dengan suara alunan piano. Algis tertegun,jantungnya berdegup dengan sangat cepat,Alunan piano itu melantunkan lagu beautiful in white milik salah satu personil boyband asal Irlandia,jika Algis tidak salah mengingat.     

Algis membuka tutup matanya.Betapa ia sangat terkejut bercampur haru ketika melihat siapa orang yang sedang bermain piano di depan sana. Pria kesayangannya,jantung hatinya,hidupnya,nafasnya,ayah dari calon bayinya.Mahendra Panji Winata,pria itu memainkan piano melantunkan lagu beautiful in white dengan begitu indah.     

"Maka selama aku masih hidup,aku akan mencintai mu,aku akan miliki dan mendekapmu.Kau tampak sangat cantik dengan pakain putih,dan mulai kini hingga ahir nafasku kau tampak cantik dengan pakaian putih"     

Begitulah sepenggal syair lagu beautiful in white yang di lantunkan Panji lewat piano.     

Algis tak mengalihkan pandanganya sedetikpun dari Panji. Mata bulat Algis mulai berkaca-kaca,air mata mulia menggenang di pelupuk matanya. Bukan karena sedih,Algis begitu sangat bahagia. Entah bagaimana cara mengungkapkan betapa bahagianya hatinya saat ini.     

Pria kesayangannya terlihat gagah dan tampan dengan setelan jas warna putih senada dengan yang ia pakai.Tak hanya itu di sekitar ia berdiri ternyata ada teman-temannya. Maura, Bastian,Nio,dan Radit serta ada beberapa wisatawan atau mungkin pegawai Resort.Mereka berdiri mengelilinginya semua memakai pakaian senada dengan dirinya gaun putih untuk wanita dan setelan jas untuk para pria.Semua tersenyum bahagia melihat kearahnya.     

"Mas Panji...." lirih Algis...ahhh dia tak mampu untuk tidak meneteskan air mata bahagia.buliran bening mengalir dari kelopak matanya yang bulat.     

Selesai memainkan sebuah lagu, Panji bangkit berdiri,pria itu berjalan kearah Algis dan berdiri tepat berhadapan dengan pujaan hatinya.     

"Kamu indah banget Gis.."kata Panji sambil menyelipkan bunga ke telinga Algis.     

"Mas Panji...yang Mas Panji siapkan ini lebih indah Mas.."     

Mereka berdua saling menatap penuh puja satu sama lain.     

Panji merogoh saku jasnya lalu mengeluarkan kotak kecil warna merah, Panji membuka kotak itu lalu berlutut dengan satu kakinya di depan Algis. Di sore hari di pinggir pantai,di saksikan oleh beberapa sahabat Algis serta deburan ombak laut Panji berlutut untuk melamar Algis,pemuda manis yang memenangkan hatinya,memenuhi setiap sudut ruang di hatinya.     

"Algis...maukah kamu menikah dengan ku, menghabiskan sisa hidup mu dengan ku,menua bersama dengan ku?" ucap Panji dengan tatapan penuh cinta.     

Algis semakin menangis bahagia campur haru, bersamaan dengan mulai tenggelam matahari berwarna jingga pada garis khatulistiwa,pemuda itu menjawab..     

"Iya Mas..Algis mau" jawabnya di iringi tepuk tangan orang orang yang menyaksikan kedua insan yang sedang berbahagia itu.     

Panji memakaikan cincin di tangannya ke jari manis Algis.Sebuah cincin emas putih bertahtakan berlian.Panji mengecup jari jari-jari indah itu,lalu kemudian pria itu berdiri menarik pinggang ramping Algis untuk merapat ke tubuhnya.     

Panji memiringkan kepalanya lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Algis,seiring dengan datangnya ombak yang bergulung Panji mencium bibir pemuda yang sangat ia cintai,memagut lembut bibir itu mencurahkan seluruh cinta kasihnya dalam setiap pagutannya.Senja menjadi saksi dua sejoli saling mencintai itu saling berciuman.Membuat orang yang hadir di tempat itu bersorak ikut bahagia.     

Semilir angin laut datang menerpa kain kain putih panjang menjuntai yang di gunakan untuk menghias area pantai itu,kelopak bunga mawar warna kuning dan pink yang di tabur disekitar tempat Panji dan Algis berdiri ikut terbang bersama angin ke segala arah.     

Senja mulai menghilang berganti malam,ratusan lilin elektrik menghias di sekitar tempat Panji melamar Algis.Orang-orang di sekitar tempat itu mulai mencari tempat duduk yang telah di sediakan. Siap menyantap makan malam yang mulai di hidangkan oleh pihak restoran di sekitar pantai itu.     

Bersambung....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.