My wife is a boy

Pergi berlibur



Pergi berlibur

0Pada hari Jumat sekitar pukul empat sore.Sesuai yang sudah di rencanakan,Panji akan membawa Algis berserta teman-temannya untuk berlibur ke Resort pribadi milik orang tuanya. Resort BANYU BIRU namanya. Sebenarnya Resort itu bukan salah satu jerih payah Pak Suryadi.Melainkan hadiah pemberian orang tua Bu Rina.     
0

Bu Rina dulu sempat terusir dari keluarga karena memilih menikah dengan Pak Suryadi yang dulu hanyalah pemuda dari keluarga yang sederhana,Namun sebelum orang tuanya meninggal Bu Rina mendapat satu pulau kecil dekat Pantai.Awalnya Pak Suryadi menolak,tapi orang tua Bu Rina memaksa dan beralasan pulau itu mereka berikan untuk cucu mereka.Panji.Sejak itu Pak Suryadi mengelola pulau itu menjadi resort yang sekarang sudah terkenal keindahan dan kemewahannya.     

"Sayang....apa kamu gak apa-apa naik pesawat" kata Bu Rina dengan wajah cemas.     

"Algis yakin gak apa-apa Ma,lagian kan hanya satu jam aja"     

"Tetap saja,kamu kan lagi hamil muda kalo kamu mual-mual dalam perjalanan gimana"     

"Mudah mudahan gak Ma,calon cucu Mama Pasti pinter baik baik di sini nanti" ucap Algis sambil mengusap perutnya yang masih datar.     

Bu Rina mendesah pasrah.     

"jaga diri kamu ya Gis, jaga kandungan kamu, pokoknya harus hati-hati banget ya..."     

"Iya Ma.." jawab Algis sembari mengulas senyum.     

Selesai menyusun barang bawaan mereka kedalam bagasi,Mereka berpamitan pada Bu Rina.Wanita paruh baya itu berkali-kali memberi peringatan pada Panji untuk terus menjaga Algis.     

Mereka bertiga naik mobil yang di kendarai oleh Pak Tori. Menuju bandara xxx untuk melakukan penerbangan domestik. Di bandara sudah ada Maura,Bastian dan Radit yang menunggu kedatangan sang sultan.Bagaimana tidak di sebut Sultan kalo semua biaya perjalanan di tanggung oleh Panji dari tiket pesawat hingga hotel tempat mereka menginap.     

"Nah tuh mereka"Kata Maura,sambil menunjuk kearah tiga orang yang berjalan beriringan kearah mereka.     

"Wah itu si Nio kan,kapan anak itu ada di sini" kata Radit dengan wajah sumringah.     

Bastian melirik tajam kearah Radit. Yang dilirik berdehem beberapa kali lalu membuang pandangan kemana saja.     

Melihat itu Maura terkekeh geli.Gadis itu merasa prihatin melihat Radit yang selalu di galaki oleh Bastian.     

Mereka berenam berkumpul,membawa beberapa barang bawaan masing masing,lalu Panji membagikan tiket pesawat pada yang lainya satu persatu.Di bantu oleh sekertarisnya Panji memesan tiket dengan nomer tempat duduk yang sudah ia urutkan.Dirinya jelas akan duduk bersebelahan dengan Algis,begitupun dengan Radit dan Bastian.     

Sedangkan Maura dan Nio mereka mendapat nomer duduk terpisah. Maklum keduanya jomblo gak punya pasangan. Nio sebenarnya ingin duduk berdua dengan Algis pemuda manis yang menarik perhatiannya. Namun sayang pemuda manis itu sudah ada pawangnya,dan itu adalah sodara sepupunya sendiri.Nio kalah sebelum perang.     

Maura satu-satunya gadis yang ikut berlibur dengan lima pria. Meskipun hanya dia yang seorang cewek tapi Maura tidak merasa khawatir. Karena,satu,dia mengenal semua pria itu,dua diantaranya adalah sahabatnya.Dua,keempat laki-laki itu mereka adalah homo,dan mereka adalah dua pasangan homo.Jadi aman gak mungkin akan menyentuhnya.Satu-satunya yang belum jelas statusnya adalah Nio.Hmmm Nio tidak perlu ia risaukan,dia adalah sepupu suami sahabatnya,tidak mungkin kan akan mengganggunya.     

Setelah mendapat kan tiket masing-masing,mereka berenam melakukan chek in sesuai dengan jadwal penerbangan mereka.     

xxxx     

Resort BANYU BIRU adalah tempat wisata yang lumayan terkenal,meskipun sebuah pulau kecil namun letaknya yang di kelilingi biru air laut membuat pulau itu menjadi tempat wisata yang berbeda.Pulau itu juga memliki hemparan pasir putih yang sangat indah,selain itu di bangun sebuah hotel sebagai tempat untuk beristirahat para wisatawan yang ingin menginap di resort itu. Meskipun bukan gedung menjulang tinggi seperti di kota namun di dalam hotel itu semua fasilitas dan kemewahan yang di tawarkan tak kalah saing dengan hotel bintang lima seperti di kota besar.Konsep bangunan hotel di resort itu minimalis namun tidak meninggalkan kesan mewah.     

Tak heran banyak wisatawan lokal atau pun mancanegara berkunjung ke pulau Banyu Biru milik keluarga Suryadi.     

Ini pengalaman pertama untuk Algis,Maura dan Bastian berkunjung ke pulau kecil ini. Mereka bertiga tersenyum senang. Kekaguman terhadap pulau Banyu Biru terlukis jelas dalam mata mereka.Tempat yang indah, jauh dari kebisingan kota.Mereka berenam sudah berdiri tepat di depan hotel.Jarak Hotel dan Pantai tidak begitu jauh.Kira-kira seratus meter mereka sudah bisa bertemu dengan pasir pantai dan birunya air laut yang begitu indah.     

"Gila ini mah keren banget" kata Maura penuh kekaguman.     

"Dihh...norak,orang gak pernah liat pantai Lo ya"Cibir Bastian.     

"Ini beda Bas,ini tempat terlalu indah tau"     

"Halah lebay....bilang aja Lo seneng karena geratis"olok Bastian lagi.     

"Kayak Lo gak seneng dapat liburan geratis"     

"Gue biasa aja,kalo bukan karena Algis yang maksa gue mending kerja" elak Bastian.     

"Ya udah...kalo Lo gak ikut gak masalah,Mas Radit bisa bareng gue,atau si Nio ya kan Mas.." Maura menoleh kearah Radit mencari dukungan.     

Bastian memberi tatapan tajam kearah Radit,seakan memberi tahu pria itu untuk tidak membenarkan kata-kata Maura.     

Akhirnya Radit hanya bisa tersenyum nyengir.     

Panji menggandeng tangan Algis lalu melangkah masuk ke dalam hotel meninggal kan keributan yang menurutnya sangat gak penting.     

Dari dalam hotel kedatangan Panji di sambut oleh hampir semua staf hotel,mereka berdiri berderet menyambut kedatangan tamu special mereka. Mahendra Panji Winata anak tunggal dari sang pemilik hotel resort.Semua menunduk memberi hormat kepada Panji.     

"Selamat datang Pak Panji" Seorang manager hotel berusia sekitar lima puluh tahunan menghampiri Panji, ia mengulurkan tangan untuk menjabat Panji sambil sedikit membungkukkan badan.     

"Iya Pak.Tolong katakan pada resepsionis untuk memberikan kunci kamar yang di siapkan kepada teman-teman saya"     

"Oh iya, Pak,semua sudah di siapkan,silahkan mengambil kunci pada resepsionis"     

"Ehmmm terimakasih Pak"     

Panji lalu melangkah ke meja resepsionis untuk meminta kunci kamar VIP yang sudah ia pesan sebelumnya.Diikuti oleh Radit dan yang lainnya.     

"Ini kunci kamar Pak Panji" kata pertugas resepsionis sembari menyerahkan kunci kamar.     

Panji menerima kunci itu lalu kemudian berjalan menuju kamar miliknya.     

Hal yang sama di lakukan oleh Radit dan yang lainnya. Radit tentu saja memiliki kamar yang sama dengan Bastian,seperti Panji dan Algis. Radit sudah berpesan pada Panji untuk minta kamar yang sama dengan Bastian.Sedangkan Maura dan Nio mereka memiliki kamar masing-masing.Maklum jomblo tidur sendirian.     

"Bas...anggap aja ini bulan madu Lo ya hehhee" goda Maura sambil terkekeh.     

"Kenapa,Lo iri.Kalo Lo mau bisa gabung,tidur bertiga"     

Maura melotot tidak terima.     

"Amit-amit,dasar...kok jadi mesum Lo"     

"Lho kok mesum sih,emang Lo mikir apaan??"     

Tenggorokan Maura rasa tercekat.     

lidahnya kelu,tidak bisa menjawab.     

"Hahaha dasar Lo yang ngeres mesum Lo Ra" olok Bastian sambil melenggang mendahuli Maura.     

Gadis itu hanya terpaku diam,memandang sendu kearah punggung Bastian yang semakin menjauh.     

"Hello...." Nio melambai-lambai kan telapak tangannya di depan wajah Maura.     

Maura terkesiap..     

Gadis itu kembali ke mode normal.     

"Mau jadi patung selamat datang di sini?"     

"Gak lah.."jawab Maura cepat.     

"Trus kenapa ngelamun gitu"     

"Kepo..." sahut Maura.     

"Hehheee by the way nomer kamar kamu berapa?"     

Maura melihat kearah kunci yang ia genggam.     

"No 9" jawab Maura.     

"Oh ya...kayak nya kamar kita berhadapan ya,aku no 6"     

"Terus apanya yang aneh.." kata Maura sembari melanjutkan langkahnya.     

"kok pas ya.."     

"Pas apanya"     

"Angkanya..nomer kamar kita kalo di gabung 69"     

"Terus maksud loh apa??????" Maura menghentikan langkahnya dan bertanya penuh penekanan.     

"Hehhee gak...ada hehehe..." Nio tertawa meringis gak jelas.     

"Hadehhhh..." Maura melengos melanjutkan langkahnya menuju kamar hotel.     

Ketika memasuki kamar hotel Algis langsung mendorong kaca jendela balkon kearah kanan,Pemuda manis itu langsung berdiri di teras balkon,membentangkan kedua lengannya,menghirup udara segar sore hari.Matahari dengan kilau warna jingganya mulai tenggelam di ufuk barat,tenggelam pada garis cakrawala.     

Algis memandang takjub kearah deburan ombak di kala senja menyapa,entah sudah berapa lama Algis tidak menikmati suasana seperti ini. Kalo saja ia memiliki waktu lebih lama di sini tentu dia akan membawa peralatan lukis miliknya.     

Keindahan alami pulau kecil ini membuat Algis ingin menumpahkan dalam goresan kuas lukisnya diatas kanvas.Jika tidak bisa sekarang mungkin lain kali Algis akan datang kemari lagi untuk waktu yang lama agar ia bisa mulukis keindahan alam di pulau Banyu Biru ini.     

panji datang menghampiri Algis ke balkon,lalu memeluk tubuh ramping Pemuda itu dari belakang.Panji melingkarkan kedua lengannya pada pinggang kekasihnya yang manis itu.     

"Apa kamu suka?" tanya Panji.     

"Suka banget mas, indah banget tempatnya.Sayang kita gak bisa lama lama di sini,Algis jadi gak bisa melukis di sini"pemuda manis itu menyandarkan kepalanya pada dada bidang panji.     

"Kita bisa datang kesini lagi lain kali,sekarang kamu nikmati saja liburan kali ini,hmm..."     

Algis mengulas senyum,mata bulatnya memandang jauh pada deburan ombak pantai.     

xxxxx     

Jika Algis begitu masuk kamar langsung membuka jendela balkon lebar-lebar.Berbeda dengan Bastian,pemuda tinggi berkulit putih itu justru buru-buru menutup gorden jendela balkon rapat-rapat ketika ia melihat pemandangan di luar.     

"Kenapa banyak orang hanya pakai bikini"gerutu Bastian.     

"Baby...kok jendelanya di tutup,kan jadi gak bisa liat luar"tanya Radit saat pria itu masuk kekamar sembari menarik dua koper.miliknya dan Bastian.     

"Gak usah,dah biarin gitu aja,gue mau ke toilet, awas lo buka ini gorden"ancam bastian sebelum pemuda itu berjalan kearah kamar mandi.     

Radit penasaran kenapa bastian melarangnya membuka gorden kamar,setelah memastikan bastian masuk kamar mandi,Radit membuka sedikit gorden jendela.Pria itu mengulum senyum ketika melihat pemandangan luar,tidak seperti kamar Panji dan Algis,meski sama sama vip namun kamar Radit dan Bastian tidak menghadap ke arah pantai. Kamar mereka tepat menghadap kolam renang.     

dibawah sana banyak pengunjung hotel sedang mandi di kolam renang,dan diantaranya banyak wanita,dan mereka sebagian memilih memakai swimsuit dengan perpotongan yang lumayan terbuka.     

Radit masih senyum senyum sendiri, pria itu sedang membayangkan memang apa yang di pikirkan Bastian,kenapa pemuada itu melarangnya membuka jendela.Apa karena Bastian berpikir Radit akan tergoda dengan pemandangan itu.apakah artinya Bastian itu mulai belajar posesif tidak rela jika dirinya melihat pemandangan para wanita seksi itu.     

Menggemaskan...     

Bersambung..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.