My wife is a boy

Hati Maura bingung



Hati Maura bingung

0Jika biasanya Maura adalah gadis yang sangat energik dan bersemangat,untuk saat ini Maura yang itu hilang entah kemana.Setelah dua hari tidak masuk kuliah,hari ini gadis itu kembali ke kampus.Dua hari rasanya sudah cukup baginya untuk menenangkan diri.Gadis yang sebelumnya tidak pernah terlihat punya beban hidup,ternyata selama dua hari gadis itu bergelut dengan batinnya.Semua itu karena Bastian.Gara-gara pemuda itu Maura jadi galau,bingung dengan jantung yang tiba-tiba bergemuruh setiap kali kejadian malam itu melintas di benaknya.     
0

Kejadian dimana sahabatnya Bastian tanpa alasan yang jelas mencium bibirnya.Jika menurut Bastian hal itu ia lakukan untuk mencari jawaban tentang kebimbangan hatinya,namun tanpa sengaja hal itu justru menimbulkan kebimbangan lainnya.Dan kebimbangan itu melanda hati Maura.Itu kenapa Maura memilih tidak masuk kuliah selama dua hari, untuk menghindari Bastian.Karena gadis itu belum bisa jika harus langsung bertemu dengan Bastian di kampus.     

Setelah memarkirkan mobilnya di halaman parkir,Maura berjalan dengan langkah gontai menuju kelasnya.Semoga saja dia tidak bertemu dengan Bastian,batin Maura.Bisa saja kan sahabatnya itu ambil kelas sore karena dia kerja pagi.Maura kembali memegangi dada sebelah kirinya,jantungnya berdenyut lagi,ada rasa berdebar lagi. Ahh sial umpat Maura dalam hati.     

"Ra...." seseorang memanggil Mamanya.     

Maura menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang kearah suara yang memanggilnya.     

Pemuda manis berlari kecil kearah Maura.     

"Dari tadi Algis panggilin gak dengar" kata Algis saat sudah berada di samping Maura.     

"Ehh...gak denger"     

"Lagi ngelamun ya?? lamunin apa?" tanya Algis sambil mengamati wajah sahabatnya yang tidak seperti biasanya.     

"Gak ada,gue gak dengar aja Lo panggil tadi" elak Maura berusaha menyembunyikan rasa campur aduk dalam hatinya.     

"Hmmm..kalo ada apa-apa cerita,jangan diam aja,muka Maura sama persis kayak muka Bastian kalo lagi mikirin sesuatu"     

Maura menelan ludah. Kenapa harus menyebut nama itu sih,gerutu Maura dalam hati.     

"Dia udah datang belum Gis?"     

"Algis gak tau,kan Algis baru datang sama kayak Maura. lagian dia juga sama,dua hari kemarin gak masuk kuliah"     

"Hah..serius?? dia juga gak masuk kuliah" kaget Maura.     

Algis mengernyitkan kening.Tanda ia heran dengan respon sahabatnya.     

"Kok kaget gitu? kenapa?"     

Maura tersenyum canggung.     

"Hehhe gak apa-apa,yok ahh.." Maura melingkarkan satu lengannya ke lengan Algis lalu menarik pemuda manis itu melanjutkan langkah mereka menuju kelas.     

Sebuah mobil merah perlahan berhenti di halaman kampus,setelah bolos dua hari Bastian kembali dengan aktifitasnya.Seperti hari-hari sebelumnya Radit mengantar pemuda itu ke kampus.Bastian awalnya sering menolak dia lebih suka kemana-mana sendiri naik motornya. Namun Radit memaksa setiap pagi akan mengantarkan dia pergi ke kampus lalu menyempatkan diri menjemputnya ketika jam belajar Bastian berakhir.     

"Setuju gak setuju,pokoknya gue mau pulang ambil motor gue" kata Bastian sebelum pemuda itu turun dari mobil.     

"Mau buat apa yang,udah ada aku yang bisa antar Lo kemana aja"     

"Dit...gue kan gak cuma ke kampus dan apartement aja,sekarang gue juga harus kerja.Iya kalo Lo bisa tepat waktu jemput gue,kalo gak gue kan bisa telat"     

"Ya kalo telat dikit-dikit kan gak apa apa"     

Bastian mendengus kesal.     

"Oke deh..oke..Lo bisa ambil motor Lo di rumah,yang penting Lo hati-hati aja dan di larang bawa cewek, sekalipun tu cewek nebeng"     

Bastian memutar bola matanya malas.     

"Lo gak usah ikutan posesif kayak sahabat Lo itu deh"     

Radit tertawa pelan.     

Bastian sesaat memandangi wajah Radit. Jika tertawa seperti itu kenapa terlihat makin menawan,Batin Bastian, lagi-lagi dia mengagumi wajah tampan Radit. Belakangan ini Bastian memang sering memuji Radit dalam hati. Hanya dalam hati tidak pernah sekalipun terucap dari bibirnya.Gak akan.Bastian gak akan Sudi memuji Radit secara terang-terangan.     

"Ya udah gue turun" Bastian melepas sabuk pengamannya     

"Eh baby..." Radit memegang lengan Bastian     

"Apa lagi sih?"     

"Kalo ketemu Maura lo harus minta maaf"     

Bastian mengerutkan kening tak mengerti.     

"Minta maaf buat apa?"     

"Lo kan udah cium dia,apa lo gak merasa bersalah"     

Bastian semakin mengerutkan kening,hingga membuat alisnya hampir menyatu.     

"Lo sebelumnya,cium gue berkali-kali gak pernah minta maaf"cibir Bastian     

" Ya kan beda yang...Maura tuh cewek"     

"Trus maksud lo, karena gue cowok, lo bisa seenaknya ciumin gue gitu?!"     

Radit buru-buru menggoyangkan kedua tangannya ke depan dada.     

"Astaga gak gitu maksud gue yang,gue cuma takut Maura kebawa perasaan karena lo cium"jelas Radit akhirnya. Bukan tanpa alasan, radit berpikir begitu karena bisa saja hal itu terjadi.Seseorang tidak menyadari perasaanya karena terhalang tembok persahabatan.     

"Lo denger ya,sekalipun di dunia ini cowok itu habis, Maura gak akan pernah ada perasaan apa-apa sama gue. Begitu juga sebaliknya,gue gak akan ada hati sama Maura sekalipun stok cewek di dunia ini habis" kata Bastian menjelaskan apa yang Radit khawatirkan itu gak mungkin terjadi.     

"Kalo Lo udah ada gue,gak butuh cewek lagi hheehe" jawab Radit dengan ekpresi wajah tak berdosa.     

"Hadehhhh ...udah deh,gue mau ke kelas.Lo hati hati di jalan,jangan lupa makan siang" kata Bastian sebelum pemuda itu membuka pintu mobil dan berjalan meninggalkan halaman kampus.     

Radit mengulum senyum,ini untuk pertama kalinya Bastian mengatakan hal seperti itu.Apakah Bastian mulai takut kehilangan akan dirinya atau Bastian mulai bisa menunjukan sisi perhatiannya.Entahlah yang jelas ini suatu kemajuan.     

xxxx     

Bastian menggeliatkan badan,setelah satu mata kuliah selesai dilewati. Pemuda itu mengalihkan pandanganya pada Maura dan Algis yang duduk bersebelahan.Algis merapihkan pensil dan kertas sketsa miliknya,begitu juga dengan Maura gadis itu menyibukkan diri,tidak mau mendongakkan wajah.     

"Kantin yok" Ajak Bastian pada kedua sahabatnya.     

"Duluan aja ya kalian berdua,Algis mau ke perpustakaan dulu bentar" kata Algis sambil berdiri dari duduknya.     

Bastian berjalan mendekati Maura lalu duduk disebelah Maura,ia mengalungkan satu lengannya ke leher Maura membawa kepala gadis itu menempel pada dadanya yang lumayan lebar.     

"Kantin yok traktir gue makan gado-gado hari ini"     

Maura mengerjapkan mata beberapa kali,jantungnya kembali berdebar-debar,hal seperti ini sering Bastian lakukan padanya,namun biasanya tidak akan ada rasa apa-apa,tidak seperti sekarang ini jantungnya rasanya seperti akan melompat keluar dari dadanya. Apa lagi saat hidung Maura menempel pada dada Bastian, hari-hari sebelumnya ia tidak pernah mencium aroma apapun tapi sekarang dari tubuh Bastian menguar aroma maskulin. Wangi aromatik rempah dan nuansa woody menelusup ke Indra penciumannya.Menghantarkan desiran aneh dalam darahnya.     

"Ra... sorry ya malam itu" ucap Bastian tulus. Setelah di pikir-pikir apa yang di katakan Radit itu ada benarnya. Biar bagaimanapun Maura seorang gadis.     

Maura mendongakkan kepala,kini ia bisa melihat wajah Bastian.Celakanya di saat yang sama Bastian menundukkan kepala menatap kearah Maura.Mata mereka bertemu saling pandang,dan sial umpat Maura dalam hati. Kedua matanya justru fokus pada bibir Bastian yang lembab.Bibir yang pernah menciumnya sekali,namun efeknya membuat tatanan istana hati menjadi bratakan.     

"Gu-gue udah lupa.Gak masalah buat gue" jawab Maura gugup.     

"Kalian kenapa??" tegur Algis yang dari tadi ternyata masih berdiri diam di tempat memperhatikan sikap aneh kedua sahabatnya.     

Bastian melepaskan lenganny dari leher Maura. Tubuh mereka tak lagi berdekatan.     

"Maura gak lagi sakit kan...kok pipi Maura merah gitu"     

Bastian menoleh kearah Maura,gadis itu jadi salah tingkah.     

"Lo kenapa Ra,kok pipi Lo kayak tomat gini" Bastian menyentuh kedua pipi Maura.     

Baiklah,Maura ingin menusuk jantungnya dengan apa saja asal bisa berhenti berdebar untuk sejenak.     

"Hahaha....kenapa sih,gue baik-baik aja" kata Maura sambil memaksakan diri untuk tertawa.     

"Kalo gitu Algis ke perpus dulu ya,nanti Algis nyusul ke kantin kayak biasanya"     

"Oke"Jawab Bastian dan Maura serempak.     

"Ayokkk katanya Lo mau ke ke kantin"     

Maura mengalungkan tas Selempang pada bahunya kemudian bangkit berdiri.     

"Traktir ya Ra.." Bastian nyengir memerkan gigi taringnya.     

"Lo kan punya laki,emang laki Lo gak kasih uang jajan apa,minta traktir mulu sama gue"     

"Hemat Ra..utang dia banyak" tukas Bastian     

"Haha..kampret emang Lo,bantu dong Lo jangan mau enaknya aja"     

"Gue udah usaha tapi kan belum gajian,kerja juga belum ada sebulan"     

Maura tersenyum,dalam hati ada rasa senang,sekarang tanpa Bastian sadari ia mengakui perasaannya pada Radit.Pemuda itu secara tidak langsung membenarkan ucapan Maura.Apa lagi di tambah Bastian rela susah payah membagi waktu dan tenaga untuk bekerja demi meringkan beban Radit. Apa namanya kalo bukan cinta.Namun ada secuil perasaan sedih bersarang juga di hati Maura, sedih karena apa gadis itu tak mengerti,rasanya seperti kehilangan.     

xxxx     

"Liburan ke resort pribadinya Mas Panji geratis??!!!" Maura hampir berteriak sangking senangnya. " Serius ini Gis?" Maura masih tak percaya.     

"Iya bener minggu depan.Senin kan libur tanggal merah jadi kita berangkat Jumat sore,kita di sana Sabtu,minggu,senin.Lumayan kan"terang Algis.     

Setelah menemukan buku yang ia cari di perpustakaan Algis menyusul kedua temannya ke kantin lalu memberi tahu kabar gembira itu. Liburan geratis.     

Maura senyum-senyum senang.Sudah lama dia tidak liburan,dan tiba-tiba ada tawaran liburan geratis di resort yang terkenal mewah dan ada villanya.Siapa yang bisa menolak.     

"Bas elo ikut ya" Bastian tidak langsung menjawab dia masih sibuk menikmati baksonya.Baru saja makan gado-gado satu piring dia masih bisa melahap satu mangkuk bakso lagi.     

"Liat entar kalo dapat izin dari tempat kerja gue" jawab Bastian sambil menyeruput es tehnya.     

"Bastian bisa ajak Mas Radit juga"     

"Yah...masa kalian mau double date.Lah gue jomblo gimana" Protes Maura tidak terima.     

"Tapi gak apa-apa deh,,yang penting gue bisa liburan geratis. Yesss!!"     

Algis tertawa pelan melihat ekspresi bahagia Maura.     

Bersambung..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.