My wife is a boy

Malam Pertama (RaBas)



Malam Pertama (RaBas)

0Bastian berusaha melepaskan diri dari kungkungan tubuh Radit yang atletis,namun seakan tubuhnya lemas tak bertenaga.Tubuhnya gemetar ada rasa takut,namun juga ada rasa yang lain ketika Radit sedikit menindihnya. Bastian benci rasa itu,akal sehatnya ingin menolak namun tubuhnya bereaksi lain.     
0

"Dit....."lirih Bastian     

"Kenapa..." Radit mendekatkan wajahnya ke arah wajah Bastian.     

"Lo mau apa?"     

"Sudah gue bilang mau bantu Lo biar gak bingung lagi"     

"Tapi....."     

Radit menutup mulut Bastian dengan ciumannya. Mencegah pemuda itu untuk berbicara lebih.     

"Gue gak suka liat Lo berciuman sama orang lain.Gue harus hilangin jejak bibir Maura dari bibir Lo"     

"Dari tadi Lo udah ciumin gue berkali-kali"     

"Ternyata hilangin jejaknya gak cukup dengan ciuman. Tapi harus lebih dari itu"     

"Ma-maksud Lo..." tanya Bastian bingung campur berdebar-debar.     

Radit menegakkan tubuhnya,ia berlutut,kedua lututnya mengapit pada tiap sisi tubuh Bastian.Ia lalu melepas kaus warna abu-abu yang ia kenakan.Memerkan tubuhnya yang atletis dengan otot-otot perut tercetak indah.Radit memiliki bahu yang kokoh dan dada yang bidang.     

Melihat bentuk tubuh Radit yang sempurna itu Bastian buru-buru memalingkan wajahnya ke samping. Jantung nya berdebar,Ia juga memiliki tubuh atletis , punya otot perut juga,meski tak sebagus milik Radit.Tapi entah kenapa,ia terpesona dengan pemandangan di depan matanya.Ada decak kagum saat melihat tubuh Radit yang membuat darahnya berdesir tanpa alasan yang jelas.Apakah dirinya sudah gila??umpat Bastian dalam hati.     

"Gu-gue belum mandi" kata Bastian sekenanya. Dia memang belum mandi.     

"Nanti saja.."     

"Gue bau..."     

Bastian berharap Radit berpikir ulang. setidaknya dia bisa selamat malam ini. Bastian bukanlah anak kecil,tentu dia paham apa yang ingin Radit lakukan padanya.     

"Gak masalah,elo bau walang sangit pun gue tetap mau"     

Demi dewa...     

Bastian ingin menendang Radit saat ini juga.     

Namun bagaimana ia bisa melakukan itu,tubuhnya tidak bisa di gerakkan.Entah Radit yang terlalu kuat mengungkungnya atau tenaganya yang tiba-tiba lenyap.     

"Enggak...gak bisa, gue mau mandi dulu" Bastian berusaha bangkit. Namun Radit kembali mendorongnya.     

"Forget it. You will get punishment!!"     

Radit kembali merundukkan tubuhnya lalu meraup bibir Bastian ,mencium dengan rakus.Ia tidak lagi memberi kesempatan pemuda di bawahnya untuk berbicara lagi, tidak ada negosiasi lagi.Dia pemegang kendali.Dia harus menghukum Bastian karena membuatnya kesal setengah mati. Beraninya pemuda itu berciuman di depan matanya.     

Apalagi dengan alasan ingin mencari tau jawaban tentang perasaannya. Ide konyol dari mana itu. Dari pada dengan Maura bukankah lebih baik jika melakukan dengan dirinya. Tak hanya berciuman dia bisa memberi Bastian lebih dari sekedar itu. Tak hanya jawaban atas kebingungannya,Radit akan memperjelas lebih dari itu.     

Radit terus mencium,tak hanya bibir, ciumannya perlahan beralih ke leher,mengecupi leher putih Bastian tanpa jeda membuat sang pemilik leher itu tanpa sadar melenguh merdu di telinga Radit.Lolosnya lenguhan itu justru membuat Bastian merasa malu,ingin rasanya menyambar kain apa saja untuk menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara memalukan itu.     

Sambil terus mencium,jemari Radit melepas kancing baju Bastian satu persatu lalu melepas baju itu dan membuangnya ke lantai.     

Radit memandang takjub kearah Bastian. Namun ia lalu tersenyum menyeringai.     

"Gue gak punya persiapan apa-apa,gak ada pengaman gak ada pelumas. Jadi Lo harus tahan"     

Bastian terpaku. Otaknya loading,mencerna kalimat Radit barusan.     

Lalu ia teringat pesan Sahabatnya Maura "Safe sex Bas,jangan sampai lo hamil kayak Algis" seketika kalimat itu terngiang dalam benaknya.     

Dalam hitungan detik,Bastian bergerak memutar posisi. Membuat pungung Radit bertemu dengan kasur.Kini posisi Bastian berada di atas Radit.     

"Apa maksud Lo, pengaman apa? pelumas apa? memang nya siapa yang akan ada di bawah"kata Bastian berusaha mengintimidasi.     

Tubuhnya yang tadinya lemah dan pasrah tiba-tiba saja menjadi berenergi ketika terbayang dia yang akan membuka kaki untuk Radit. Tidak bisa!!! ego pejantannya berteriak. Dia laki-laki! dia tidak akan menjadi pihak yang mendesah di bawah.     

Bastian membulat kan tekad,jika ia harus kehilangan keperjakaannya malam ini tak apa. Namun dengan satu catatan,dia melahap bukan yang dilahap,dia memangsa bukan menjadi yang dimangsa.     

"Lo mau yang di atas?" tanya Radit dengan senyum mempesona.     

"Boleh aja,Gue bisa dibawah atau diatas bagi gue sama enaknya.Yang penting gue puas" kata Radit tetap dengan senyum mempesona miliknya.     

Bastian menelan ludah.     

Tiba-tiba timbul rasa ragu dihati pemuda itu,ia mengigit bibirnya sendiri sambil berpikir.Harga dirinya sebagai laki-laki dipertaruhkan disini,kalo ternyata dia tidak bisa memuaskan radit bagaimana,mau ia letakkan dimana wajahnya.Jangankan melakukan dengan laki-laki,melakukan dengan perempuan saja dia belum pernah.Bastian mengumpat dalam hati kalo tahu akan seperti ini,dia lebih baik mencari tahu dulu bagaimana cara berhubungan dengan laki-laki.     

Lupakan...!! Bastian menepis keraguannya.Kembali mengumpulkan rasa percaya dirinya,pemuda itu mencondongkan tubuhnya,ia mendekatkan bibirnya ke bibir Radit. Melakukan seperti apa yang Radit lakukan ketika diatasnya.Ia mencium Radit,mencoba menyentuh Radit,meniru Radit jika sedang menyentuhnya.Berharap pria itu mendesah di bawahnya.     

Bastian terus mencumbu Radit,mengikuti insting laki-laki nya,mengikuti sesuai naluri yang menuntunnya.Radit menyambut ciumannya,membalas ciumannya.Namun hanya itu, selebihnya tidak terjadi apa-apa.Dimana wajah penuh gairah yang ingin Bastian lihat,dimana suara lenguhan yang ingin Bastian dengar.Radit biasa saja.Bastian bisa merasakan dari gesekan celana jeans-nya milik Radit memang mengeras tapi bukankah itu sudah terjadi sejak tadi.     

Bingung.....     

Arrrggghhhhh.....teriak Bastian frustasi dalam hati.     

"Kenapa malah melamun??"     

"Ehummm..."gumam Bastian tak jelas.     

"Apa hanya seperti ini?" tanya radit lagi     

Tak ingin membuang waktu lebih lama     

lagi,dalam hitungan detik,Radit kembali membawa Bastian berada di bawahnya.     

"Aku sudah bilang kan,kamu harus dapat hukuman malam ini"     

"Tunggu...tunggu..."cegah Bastian     

Namun Radit tidak peduli lagi,tak mau mendengar Bastian.ia kembali mencium Bastian,mengecupi wajah bastian dari kening,beralih ke kedua mata lalu ke hidung mancung bastian,terus turun ke bibir pemuda itu.Radit mencium bibir bastian cukup lama sebelum ia kemudian menarik bibirnya ke bawah.Mengecupi dada Bastian yang putih.     

Perlahan namun pasti Radit mulai menggerakkan kan tangannya,meraba bagian bawah milik bastian.membuat pemuda itu mendesah dan mendongakkan kepala.Radit tersenyum menyeringai,tentu Bastian tidak bisa melihat senyum penuh kemenangan itu.     

Radit bukan tidak terangsang sama sekali dengan sentuhan bastian tadi,pria itu jelas terangsang dan bergairah namum jangan lupa,jam terbang radit diatas ranjang itu lebih tinggi.ia pria dewasa.Ia tahu cara menahan hasratnya.Dia bukan bastian yang akan langsung mabuk kepayang hanya dengan sedikit sentuhan darinya.     

Menahan sedikit tidak apa-apa bukan,untuk bisa mendapatkan yang ia ingikan.Radit tidak akan membiarkan Bastian mendominasi dirinya diatas tempat tidur.Malam ini dia akan memberikan hukuman pada pemuda di bawahnya ini.     

Sepertinya bastian lupa dengan niat awalnya untuk menjadi yang diatas,rencananya hanya tinggal rencana.Nyatanya sekarang dia sedang menatap radit dengan tatapan memohon.Tatapan bastian seakan meminta Radit untuk menyentuhnya lebih dari ini.     

"Eughhhhhh..." lenguh Bastian saat radit menggigit pelan bagian kecil dada pemuda itu.     

Bastian kembali mendongakkan kepala keatas.Tangannya meraih kepala Radit dan menarik rambut radit,menekan kepala pria itu untuk lebih menciumi dadanya.     

Malam semakin larut,suara rintikan hujan terdengar dari dinding kaca balkon kamar.Entah sejak kapan turun hujan,dua insan yang sedang dimabuk kasmaran itu tak tau. Mereka tenggelam dalam gelora hasrat masing-masing.Diginnya malam karena guyuran hujan ditambah penyejuk ruangan tidak mampu membuat dua pria itu merasa dingin meski sekarang mereka sudah tak mengenakan apa pun,celana jeans yang tadi masih melekat sudah tergeletak di lantai.     

Justru mereka meraskan panas,semakin panas dengan kegiatan memadu cinta yang mereka lakukan.Suara erangan demi erangan terus terdengar memecah kesunyian malam.Seperti seorang hewan buas yang sedang melahap mangsanya Radit tidak berhenti membuat Bastian menggelinjang tak karuan padahal pria itu belum masuk pada kegiatan intinya. Ia hanya melakukan pemanasan,menyiapkan tubuh pemuda di bawahnya agar bisa menerima dirinya tanpa terlalu merasa kesakitan yang berlebih.     

"Ohhh its fucking good..." Rancau Bastian dalam erangannya ketika Radit menelusup kan lidahnya dibawah sana.     

Membasahi bagian itu dengan liurnya mengecap bagian itu tanpa rasa jijik.Ahhh dalam bercinta mana ada lagi kata jijik semua akan menjadi totaly delicious ketika hasrat sudah diujung tanduk.     

Puas bermain main dengan lidahnya di bawah sana,kembali Radit membuat Bastian memekik tertahan. Ketika dengan perlahan dan hati hati ia memasukan jarinya kebagian sempit itu. Bastian mengejang,asa rasa sakit yang ia rasakan.     

Radit membelai rambut Bastian dengan sayang,"Tahan sedikit sayang....sakitnya hanya sebentar" bisik Radit ditelinga Bastian. Pemuda itu memandang sayu kearah Radit wajahnya basah oleh peluh,sebagian helaian rambutnya yang basah karena keringat menutupi sebagian wajahnya.Radit menghela helaian rambut itu lalu ia kecupi dengan sayang sambil terus menggerakkan jarinya dibawah sana. semakin lama gerakan jarinya semakin cepat.     

"Ahhhh Dit....."di saat yang bersamaan Bastian semakin merasakan dadanya ingin meledak.     

Ia sedikit mengangkat punggungnya lalu meraih tubuh Radit untuk ia peluk.Dia bisa gila dengan rasa nikmat yang Radit berikan padanya malam ini.     

"Are you ready baby? i wanna give you more than this" bisik Radit dengan suara berat dan nafas memburu.     

"Just do it" jawab Bastian dengan nafas terenggah dan tatapan sayu.     

Radit tersenyum menyeringai.Lalu mulai memposisikan diri berada diantara kedua kaki Bastian.Ia siap melebur menjadi satu dengan Bastian.Siap membawa pemuda itu menggapai indahnya kenikmatan yang tak ada duanya tak ada tandingnya. Memberikan satu pengalaman yang tak akan Bastian lupakan.     

"Arrgggghhh..." Bastian memekik tertahan,wajahnya menunjukan rasa sakit yang teramat sangat ketika Radit mulai memasuki dirinya.     

Kedua tangan Bastian meremas seprai, sebagai pelampiasan untuk menahan rasa pedih,panas dan penuh di bawah sana.Buliran bening mengalir dari kedua sudut mata Bastian.Lebih dari rasa sakit di bawah sana,rasa kehilangan membuat pemuda itu menitikkan air mata.Ia merasa kehilangan harga dirinya sebagai laki-laki malam ini. Dia laki-laki namun ia membuka kaki untuk seorang laki-laki juga. Malam pertamanya tidak merenggut keperawanan seorang gadis tapi justru keperjakaannya yang terenggut. Dia tidak membuat seorang gadis mendesah di bawahnya tapi justru dirinya yang berkali-kali mengerang di bawah seorang laki-laki.     

Hilang sudah harga dirinya yang tinggi.Namun selain rasa sesal itu,ada rasa lega di hatinya.Yah..Bastian lega.Dengan begini ia menemukan jawaban atas kebingungannya.Kini ia tahu,ia tidak sedang terbawa suasana,apa yang terjadi antara dirinya dan Radit malam ini atau malam sebelumnya,itu ia lakukan dengan kesadaran penuh.Dan semua terjadi karena dia juga menginginkannya.     

Bastian jatuh cinta.Bastian mencintai pria diatasnya sekarang ini.Pria yang sebelumnya sangat menyebalkan karena tiba-tiba hadir dalam hidupnya mengganggunya setiap hari. Namun lama lama ia terbiasa,jika tidak di ganggu pria ini hatinya akan menjadi sepi,kembali kosong.Lalu ia akan menderita.Karena penyatuan ini membuktikan jika ia bisa melakukan apapun untuk Radit termasuk menyerahkan harga dirinya sebagai seorang laki-laki.     

Radit tak langsung bergerak,ia diam sejenak membiarkan Bastian untuk menyesuaikan. Pria itu mendekatkan wajah kearah pemuda dibawahnya.Jemarinya mengusap buliran bening dikedua sudut Mata Bastian.     

"its oke....sayang...gue akan lakuin pelan pelan" kata Radit meyakinkan.     

Seiring dengan itu Radit mulai menggerakkan pinggulnya pelan.Tak ada rasa nikmat lagi untuk Bastian hanya ada rasa sakit yang ia rasakan sekarang. Miliknya yang sebelum nya mengeras tegak menantang sekarang tiba-tiba mengerut lemas.     

Sambil terus bergerak Radit membungkukkan tubuhnya untuk mencium bibir Bastian.Ia memagut bibir pemuda itu lembut untuk mengalihkan perhatian Bastian dari rasa sakitnya.Berusaha membangkitkan gairah Bastian yang mulai surut karena rasa sakit.     

Radit menggerakkan pinggul nya dengan lembut sebisa mungkin tidak menyakiti pemuda di bawahnya,ia terus menggerakkan pinggulnya sembari mencari titik pusat yang akan membuat Bastian tidak akan berhenti mengerang setelah ia menemukannya.     

Bastian sungguh merasa asing,ada rasa penuh di bagian bawah miliknya.Ia memandangi wajah Radit,Pria itu terlihat menawan,tubuh atletisnya makin terlihat seksi ketika berpeluh.Dia gila bagaimana bisa ia jatuh hati pada pria menyebalkan ini.Sambil mengumpati dirinya sendiri dan sambil menatap puja kearah Radit lama lama gairahnya kembali,ia rasakan miliknya perlahan kembali mengeras seiring dengan gerakan pinggul Bastian yang semakin cepat dan dalam.Rasa perih,panas di bawah sana perlahan berganti dengan rasa nikmat yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata.     

"Ahhhhhhh" ahirnya desahan yang sempat menghilang terdengar lagi     

"got it!!" Radit tersenyum senang.     

Seperti menemukan harta Karun,Radit semakin bersemangat menggerakkan pinggulnya. Dan semakin lama gerakannya semakin cepat,liar dan semakin dalam.Sampai mereka bersama sama mencapai puncak kepuasan.     

xxxxx     

Radit memeluk miring tubuh Bastian erat,ia mengendus bagian leher pemuda itu. Bastian yang kelelahan dan baru saja akan terlelap tidur merasa terganggu.     

"Dit...ahhhh,minggir...ngantuk gue" Bastian berusaha menghindari kecupan Radit di lehernya.     

"Bagun...gue mau lagi"bisik Radit     

"Ogah gue capek bangsat" umpat Bastian merasa kesal tidurnya terganggu.     

"Satu putaran lagi"     

Bastian menyambar bantal di depan nya lalu memukulkannya kearah Radit.     

"Udah tiga kali dan Lo masih mau nambah lagi?! Lo kira lobang gue gak sakit, pinggang gue gak sakit.Maniak Lo ya!!!" umpat Bastian sambil memukuli Radit dengan sisa tenaganya yang ada.Tiga kali putaran kalo durasinya singkat mungkin Bastian bisa tolerir. Ini tiga kali putaran dengan durasi yang cukup lama dan banyak maunya tentu saja Bastian kualahan.     

"Awwww....iya iya.. ampunn"     

Radit berusaha menghindar dari pukulan Bastian.     

Bersambung....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.