My wife is a boy

Curhat



Curhat

0Cinta itu rumit,jika dalam kisah mahabarata,bagaimana tidak rumit didalam kisah itu diceritakan Dewi Arimbi hanya mencintai Bima.Namun cinta Bima hanya untuk Drupadi.Sedangkan didalam hati Drupadi hanya ada cinta untuk Arjuna.Akan tetapi cintanya Arjuna hanya untuk Subadra.Sangat rumit bukan.Namun jodoh tidak akan pernah salah,hati yang akan menuntun.     
0

Algis berjalan seorang diri di lorong kampus untuk menuju kantin,beberapa kali pemuda manis itu menoleh ke belakang.Entah kenapa ia merasa ada seseorang yang mengikutinya.Saat ia berhenti melangkah dan melihat sekitar,tidak ada siapa-siapa dibelakangnya.Mungkin itu hanya perasaanya saja.Hal itu terjadi belakangan ini,kemanapun Algis melangkah seperti ada yang mengawasi dirinya.Terutama saat ia keluar rumah.     

Pandangan mata Algis mengedar ke seluruh sudut kantin kampus,ia mencari kedua sahabatnya yang lebih dulu pergi ke kantin.Biasanya mereka akan ke kantin bersama-sama,namun hari ini Algis harus menemui dosen pembimbingnya lebih dulu setelah kelasnya berakhir.Ia berjanji pada kedua sahabatnya akan menyusul kekantin setelah urusannya selesai.     

"Gis....." panggil Maura     

Algis berjalan kearah Maura dan bastian duduk.     

"Duduk sini,mau makan apa? Gue pesenin ya"kata maura sambil menggeser kursi disampingnya.     

"Algis masih kenyang"     

"Hei lo gak boleh gitu,lo harus makan yang banyak.Karena lo sekarang gak sendiri.Ada keponakan gue disini"Maura mengusap perut Algis yang masih datar.     

"Jangan keras-keras Ra...nanti ada yang denger"     

"Mereka gak akan denger lah Gis,dah tunggu sini gue pesenin makanan,lo harus makan yang banyak"ucap Maura sambil bangkit berdiri lalu berjalan kearah deretan penjual makanan di kantin.     

"Bas..."panggil Agis pada shabatnya.     

Yang di panggil,tidak menyahut.Pemuda berambut sebahu itu tidak mendengar panggilan Algis.Bastian melamun,makanan diatas piringnya hanya jadi pajangan tanpa ia sentuh.     

"Bas...." panggil Algis lagi.     

"Bastian Anggara Putra..."     

Mendengar nama lengkapnya di sebut,bastian terkesiap.Ia tersadar dari lamunannya.     

"Lagi mikirin apa?"tanya Algis     

"Hah....apa,gak ada kok"elak Bastian     

"Kalo lagi ada yang dipikirin cerita Bas,jangan dipendem sendiri"     

"Ahh... Gue mikirin apa sih,gak ada kok"     

"Kok ngelamun gitu?"     

Bastian tidak menjawab,ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Tak lama setelah itu datang Maura dengan membawa sepiring nasi kuning dan jus buah.     

"Nih dimakan harus habis"Maura meletakkan makanan itu tepat depan Algis     

"Terimakasih Ra.."ucap Algis sambil menarik piring berisi nasi kuning mendekat kearahnya.     

"Lo juga Bas,makan yang banyak.ngapain itu batagor masih utuh gak lo makan"Maura menunjuk batagor di piring bastian yang memang masih utuh dengan dagunya."lo harus makan yang banyak juga,biar banyak energi waktu lo kerja"     

"Gue tau,lo berisik banget kayak mak-mak"     

"Wah jangan gitu lo,kalo mak-mak denger mereka gak terima lo bilang berisik"     

Bastian memalingkan wajahnya malas.     

Malas menanggapi omongan Maura yang selalu bikin sakit kepalanya.Bicara tentang sakit kepala,saat ini pemuda bertubuh tinggi itu memang sedang ada hal yang mengganggu pikiranya.Dia masih terbayang kejadian di kamar mandi kemarin bersama Radit.Kenapa belakangan ini banyak kejadian menyebalkan di kamar mandi.Bastian tak mengerti.Yang jelas setelah itu dia terus terbayang.Ada rasa ingin marah pada diri sendiri,tapi juga ada rasa berdebar debar didalam dadanya.Ciuman itu,sentuhan itu kenapa bisa membangkitkan hasratnya.Harusnya dia hanya bisa Merasakan itu ketika bersentuhan dengan gadis-gadis bukan.     

Lalu apa yang terjadi kemarin,ia bahkan bisa menikmatinya bisa mencapai puncaknya tanpa ada rasa jijik,bagaimana jika ia membayangkan orang itu bukan Radit.Bastian mengedarkan pandangannya,matanya tertuju pada salah satu mahasiswa yang tidak jauh dari tempatnya duduk.Lalu ia mulai membayangkan jika kejadian kemarin laki-laki itu bukan Radit,melainkan mahasiswa yang dilihatnya.Sekilas,hanya membayangkan sekilas saja perut Bastian menjadi mual.     

Pemuda berambut sebahu itu,menutup mulutnya dengan telapak tangannya.     

"Eh...kenapa lo?"Maura tampak kaget melihat Bastian seperti orang yang mau muntah.     

"Gak apa-apa"jawab Bastian lemah     

"Lo sakit ya..."     

"Gue gak apa-apa"     

Maura dan Algis memandang heran kearah Bastian.     

"Lo lagi gak hamil juga kan?"     

"Awwww....."pekik Maura.     

Bastian menendang kaki Maura cukup keras.     

"Nah gitu dong...balik keji,artinya lo sehat gak sakit.Kalo lo kalem gue malah khawatir tau"     

"Bastian gak lagi masuk angin,atau kecapek'an kan"kali ini Algis yang berbicara.     

Pemuda itu hanya menggeleng.     

"Kalo dirasa gak enak badan istirahat dulu kerjanya, oh ya Algis mau cerita"     

Maura dan Bastian serempak memandang kearah Algis.Menunggu pemuda manis itu melanjutkan kalimatnya.Sekalian waspada kejutan apa lagi yang akan dikatakan Algis.Belajar dari sebelumnya setiap Algis mengatakan ingin bercerita pasti ada kabar yang mengejutkan.     

"Beberapa hari yang lalu,Algis ketemu sama seseorang,perempuan,namanya Sandra"     

Maura dan Bastian masih terdiam menunggu kalimat Algis selanjutnya.     

"Kayaknya dia pernah dekat sama Mas Panji"     

"Lo tau dari mana kalo dia pernah dekat sama Mas Panji"tanya Maura     

"Sandra bilang sendiri,Mas Panji juga ngakuin kok"     

"Tapi kan itu sebelum kenal sama lo kan Gis.."     

"Iya Ra...tapi..."     

Algis tidak melanjutkan kalimatnya,ia mendesah pelan.     

"Terahir dia bilang akan rebut Mas panji dari Algis"     

"Hah tuh cewek ngomong gitu sama lo"     

Algis mengangguk lemah.     

"Secantik apa dia percaya diri banget,gak usah lo pikirin Gis,lagian Mas panji udah gak doyan sama cewek."     

"Mas panji bukan gay Ra.."     

"Astaga ya tuhan...masih aja gak ngakuin"kata Maura sambil melahap batagor didepan Bastian yang belum tersentuh.     

"Lo wajib waspada Gis"kata Bastian tiba-tiba     

"Cewek itu curang,mereka bisa lakuin apa aja buat dapetin pria yang mereka mau" seperti Vanya,batin Bastian.     

Maura dan Algis memandang kearah Bastian.     

"Punya masalah hidup apa lo sama cewek"     

"Cewek kan emang gitu.."     

"Gak semua cewek kali Bas..buktinya gue gak"     

"Gue mah gak yakin Lo itu cewek atau bukan"     

"Yaaaaa.....apa perlu gue buktiin sama Lo kalo gue original cewek.Ayokk kita buktiin Bas.."     

"Ogah sudik,Najis!!!"     

"Ya lah najis pan Lo gak doyan cewek.Gitu sok sokan nolak Mas Radit padahal lu demen sama dia ngaku Lo..."     

"Siapa yang nolak.."     

"Nah.... berarti Lo mau dong"     

Bastian terdiam.     

Bayangan wajah Radit saat di dalam bathtub kamar mandi kembali terngiang.     

Algis hanya menggeleng kepala.Melihat kedua sahabatnya.     

"Lo jangan dengerin Bastian Gis,percaya Lo sama Mas Panji. Dalam hubugan bukan orang ketiga yang jadi ancaman. Tapi gak ada rasa saling percaya satu sama lain. Itu yang bakal bikin hubungan runtuh Gis"     

"Hahahhaha....hhaaa" gelak tawa Bastian     

"Sejak kapan ratu jomblo bisa paham sama urusan hubungan seseorang. Nah Lo sendiri gak pernah punya hubungan sama siapa pun hahhaah"     

"Ya gue emang jomblo tapi gue banyak baca,gue banyak teman yang suka cerita masalah dia ke gue" Maura tak mau kalah     

"Itu terori Ra....faktanya gak begitu"     

"Jangan percaya Gis Lo tetap harus wajib waspada cewek itu ngeri Gis, apa lagi dasar nya cowok Lo itu brengsek"     

Algis merengut.     

"Bastian gak boleh bilang gitu, Mas Panji gak kayak gitu"     

Algis' tidak terima kalo Bastian mengatakan Panji pria brengsek,dimatanya Mas Panjnya tidak seperti itu.     

"Emang dasar gila ini anak!!" sungut Maura.     

"Dah lah.. Gue mau jalan dulu" Bastian bangkit berdiri lalu meraih tas ransel miliknya.     

"Kerja sono.. bantu-bantu suami" ejek Maura.     

"Serah Lo mau ngomong apa ratu jomblo" Balas Bastian.     

"Emang Bastian gak ada kelas lagi?" tanya Algis.     

"Gak ada,gue mau ke restoran kerja"     

"Kapan-kapan Algis mau mampir tempat Bastian kerja"     

"Mau ngapain?? mau bantu cuci piring" tanya Bastian bernada meledek.     

"Jiahaha...Si Algis mah gak perlu kayak Elo..dia mah bininya Sultan.Mau apa tinggal tunjuk.Emang elo..beda kelas kali Bas.." sahut Maura menimpali.     

"Radit emang gak sekaya Panji.Tapi dia juga cowok mapan mobil ada, apartemen ada,kerjaan bagus. Apa yang kurang ha??"     

"Ohhh jadi secara gak langsung ngakuin bininya Mas Radit Lo"     

"Tau lah...Males gue ngomong sama elo"kata Bastian sambil berlalu pergi.     

Maura tertawa puas melihat sahabatnya tidak bisa menjawab lagi.Algis hanya tersenyum geli mendengar percakapan dua sahabatnya jika bertemu seperti anjing dan kucing.tidak pernah damai.Tapi itu justru jadi ciri khas persahabatan Maura dan Bastian.     

Maura tipe gadis yang ceplas-ceplos sedangkan Bastian tipe pemuda yang perkataanya tidak seiring dengan apa yang ia pikirkan.Jadilah perdebatan sengit tiap kali mereka berdua bertemu.Walau begitu mereka saling menyayangi satu sama lain sebagai sahabat. Apalagi Maura,diatara mereka bertiga dialah yang selalu menjadi tempat mencurahkan keluh kesah.Seakan Maura punya solusi dari semua permasalahan.     

Sampai Algis dan Bastian tak pernah tahu,apakah Maura pernah punya masalah hidup atau tidak karena sehari hari Maura terlihat selalu bahagia. Seperti yang Bastian katakan Maura memang jomblo,Alias tidak pernah terlihat punya pasangan atau minimal orang yang ia sukai. Hingga saat ini ketika satu persatu sahabatnya mulai menemukan tambatan hatinya,Maura tetap bahagia dengan kesendiriannya.     

Entah tidak tahu orang seperti apa yang akan bisa membuat Maura jatuh cinta.Bagaimana Maura akan jatuh cinta pada seorang laki-laki jika setiap melihat laki-laki yang menurutnya tampan pikirannya sibuk mencari cara untuk menjodohkan laki-laki itu dengan laki-laki lainya.Alih-alih untuk dijadikan gebetannya sendiri.     

klinggg...     

Suara pesan masuk dari ponsel Maura.Gadis itu membuka pesan yang masuk di smartphone miliknya.     

"hi...how are you??"     

Senyuman mengambang dari bibir Maura saat ia membaca nama pengirim pesan singkat itu.     

"Maura bahagia banget, dapat pesan dari siapa?"tanya Algis ingin tahu.     

"Dari Nio.."     

Algis membulat kan kedua bola matanya. Ia kaget Nio mengirimkan pesan ke Maura.     

"Maura sering komunikasi sama Nio?"     

"Kadang-kadang aja"     

"Nio..gimana Ra,sehat?? Algis kangen.."     

"Harusnya Lo lebih tau dari gue kan Lo calon sodara dia Gis"     

"Algis gak punya nomernya.."     

"Kok bisa Lo gak punya nomernya?"     

"Di hapus sama Mas Panji"     

"Astaga segitunya..laki Lo Gis hahha"     

"Di hp Algis hanya ada nomer keluarga dan kalian berdua,nomer Bastian aja pernah di hapus"     

"Hahahah" Maura tertawa keras mendengar cerita Algis.     

"Sampek Bastian di cemburuin juga"     

Algis mengangguk.     

"Gak apa-apa,namanya juga cinta plus posesif hahah"     

Algis senyum-senyum tersipu malu.     

"Dah yuk ke kelas"Ajak Maura     

Mereka berdua berjalan beriringan meninggalkan kantin untuk pergi ke kelas. Berbeda dengan Bastian.Maura dan Algis masih punya satu mata kuliah lagi.     

Bersambung....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.