My wife is a boy

Ke apartemen sandra



Ke apartemen sandra

0Panji menyandarkan punggungnya pada kursi kebesaran miliknya,Ia memejamkan mata,jarinya mengetuk-ngetuk meja kerja.Ia sedang memikirkan Sandra.Kehadiran gadis itu mengusik kedamaian hatinya.Panji sedang berpikir apa yang harus ia lakukan untuk membuat Sandra tidak mengikuti dirinya atau pun Algis.     
0

Tidak ada hal yang kebetulan di dunia ini secara berturut-turut.Pertama, tiba-tiba Sandra muncul di hadapannya saat ia dan Algis belanja di salah satu toko mainan bayi di mall.Lalu kemudian tiba-tiba Algis bertemu Sandra di toko peralatan lukis langganan Algis.Selama mengenal Sandra Panji tidak pernah mendengar gadis itu berbicara tentang hoby melukis.Jadi kenapa kebetulan sekali dia ada di toko itu.     

Atau dia pernah mengatakan tapi Panji tidak memperhatikan.Atau memang hanya kebetulan dia ada di tempat itu.     

Panji meraih ponselnya di atas meja.Lalu ia menekan kontak nama Radit.     

Tidak lama setelah itu bunyi sambungan telpon terhubung.     

"Hallo....Ji.." Suara Radit menyapa dari seberang telepon.     

"Dit...Lo masih simpan nomer Sandra gak?"     

"Sandra?? Sandra yang mana?" tanya Radit.     

Panji berdecih.     

"Memangnya Lo kenal berapa Sandra?"     

Radit tertawa pelan di hujung telepon.     

"Ya ada banyak Sandra,apa Lo lagi nyariin Sandra Dewi,Dewi Sandra atau siapa?"     

Panji memejamkan mata dan mengeram.     

"Sandra....cewek yang Lo kenalin ke gue waktu kita liburan ke resort gue"     

"Hahahha" tawa Radit nyaring terdengar dari dalam ponsel Panji.     

"Ada apa? apa kakak ipar gak kasih jatah,apa kangen pengen nusuk cewek lagi"     

"Gak usah banyak tanya,Lo ada nomer Sandra gak bangsat!!"     

Radit kembali tergelak di seberang telepon.     

"Gue chek dulu,masih ada apa gak,pernah sih dia hubungi gue tanyain Lo"     

"Kalo ada kirim gue sekarang"     

Setelah mengatakan itu Panji,menutup sambungan telponnya.     

Selang beberapa menit.     

klinggg....     

Pesan masuk dari Radit mengirim nomer Sandra.     

Panji segera mengirim pesan ke nomer tersebut.     

"Bisa kita bertemu.ini aku Panji"     

Tak lama kemudian datang pesan balasan dari Sandra.     

"Dengan senang hati, datang ke apartemen ku"     

"Kita bertemu di luar saja" Panji membalas.     

"Gak bisa aku sedang tidak enak badan"     

Panji terdiam. Ia berpikir sejenak.     

"Baiklah..kirim alamat apartemen mu" balas Panji Akhirnya.     

Lalu kemudian Panji mengenakan jas kerjanya,dan berjalan keluar dari ruang kerjanya.     

Di depan meja kerja sekertarisnya Panji berhenti sebentar.     

"Cindy..."     

"Iya Pak"     

"Saya keluar sebentar,kalo ada apa-apa di kantor tolong segera hubungi saya"     

"Baik Pak"     

Cindy mengangguk paham.     

Panji kemudian melanjutkan langkahnya menuju lift untuk pergi menemui Sandra.     

xxxx     

Sandra beringsut turun dari atas kasunya, gadis itu bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Saat mengatakan dia sedang tidak enak badan, Sandra tidak sedang berbohong. Dia memang sedang tidak enak badan. Namun saat melihat pesan masuk dari Panji seakan tubuhnya mendapat suntika energi berlipat-lipat.     

Selesai membersihkan diri,Sandra kembali ke kamarnya,lalu ia membuka lemari pakaiannya untuk ganti baju.Sandra memilih celana pendek jeans ketat, memperlihatkan paha putih mulusnya.Lalu ia mengenakan kaus tipis warna putih, karena sangat tipis hingga membuat cetakan bra warna merah yang Sandra kenakan terlihat jelas.Tidak lupa Sandra menyemprotkan parfum beraroma wangi bunga Jo Malone poppy.Saat dia bertemu Algis tempo hari,ia mencium wangi semerbak seperti wangi bunga yang manis.Karena itu Sandra mengganti merek parfumnya.Barangkali dia ingin memiliki wangi tubuh seperti Algis.     

"Ting tong..."     

Suara bel pintu terdengar.     

Sandra tersenyum riang. Gadis itu lalu melangkah meninggalkan kamarnya untuk menyambut tamu istimewanya.     

Sandra membuka pintu apartemen,dari balik pintu berdiri pria tampan, gagah tinggi menjulang bak model catwalk papan atas.     

Sandra mengulas senyum senang.     

"Masuk lah..." kata Sandra mempersilahkan Panji dengan suara di buat selemah mungkin.     

Panji melangkah masuk mengikuti Sandra berjalan ke sofa.Lalu ia duduk di sana. Masih diam. Sudut matanya diam-diam melirik keseliling apartemen.Hanya ada satu sofa dan TV LED tidak banyak perabotan dalam apartemen Sandra.     

"Mau minum apa?"     

"Apa saja" jawab Panji singkat.     

Sandra berjalan kearah dapur kecil apartemennya. Ia lalu mengeluarkan minuman kaleng dari dalam kulkas.     

"Ini.." Sandra menyodorkan satu kaleng minuman dingin kearah Panji.     

Panji menerima minuman kaleng itu lalu meneguknya, tanpa mengatakan terimakasih.     

"Aku kira kamu tidak akan pernah menghubungi aku lagi" kata Sandra sembari meminum minuman ditangannya.     

Gadis itu duduk menyilang kan kaki jenjangnya.     

Dari sudut ekor matanya,Sandra menangkap basah Panji sekilas melirik kearah kakinya.Sandra diam-diam tersenyum puas.     

"Aku datang bukan untuk mengulangi atau mengenang apa yang pernah terjadi antara kita.lagian diantara kita tidak pernah ada hubungan apa-apa,kalo pun kita pernah tidur beberapa kali itu terjadi suka sama suka tidak ada paksaan dan tidak dalam satu hubungan.Jadi aku peringati kamu,jangan dekati Algis jangan ganggu dia" ucap Panji dengan tenang namun terdengar tegas.     

Sandra tersenyum sinis.     

"Apa istri laki-laki mu itu mengadu?"     

"Itu tidak penting. Yang penting kamu jangan mengganggu dia"     

"Siapa yang mengganggunya? aku tidak menggangunya, aku hanya mangajaknya bersaing untuk memiliki mu"     

"Apa kamu gila?!" dengus Panji.     

"Sudah aku katakan,sejak awal tidak ada hubungan apa apa antara kita"     

"Kalo gak ada hubungan ayo kita buat menjadi ada hubungan"     

"Aku tidak menyukai mu!"sahut Panji cepat     

"Apa kamu pikir aku bodoh seperti gadis-gadis lain yang pernah kamu tiduri dan kamu tinggalkan. Aku bukan mereka,kamu harus jadi milik ku"     

"Kamu gila ya,Aku gak suka kamu,kenapa aku harus jadi milik mu ha..??!!" Panji mulai mengeras kan rahangnya.     

"Kamu bohong,mana mungkin tidur dengan seseorang kalo tidak menyukai orang itu"     

"Pelacur saja bisa tidur dengan banyak pria tanpa harus menyukai pelanggannya"     

"Aku bukan pelacur!! aku pertama kali melakukan itu dengan mu dan hanya dengan mu " teriak Sandra.     

"Apa peduli ku!! kamu yang datang pada ku dan membuka kaki untuk ku.Apa aku harus menolak nya?,kalopun ada orang yang aku sukai orang itu adalah Algis dan akan tetap Algis"     

Panji bangkit berdiri dan hendak melangkah pergi. Namun sebelum itu Sandra mendorong tubuh besar Panji hingga pria itu jatuh terlentang diatas sofa. Kesempatan itu Sandra gunakan untuk naik keatas tubuh Panji,Sandra mengangkangi tubuh Panji diatas sofa.     

Sandra meraih kerah kemeja Panji ia lalu membungkuk kan tubuh nya untuk lebih dekat ke telinga Panji.Hembusan hangat nafas Sandra menerpa bulu-bulu halus di sekitar perpotongan leher Panji.     

"Kamu sendiri yang bilang,apa kamu harus menolak jika aku datang pada mu dan membuka kaki untuk mu. Sekarang kamu yang datang pada ku,jadi...aku harus membuka kaki untuk mu kan.Mau main yang mana?? mau depan belakang aku bisa keduanya" bisik Sandra pelan ke telinga Panji. Wanita jika merasa di sakiti,dan merasa di buang dia bisa melakukan apa saja.Termasuk menunjukan sisi liar dan binalnya.     

Kedua kaki Sandra menekuk mengapit pinggang Panji. satu lutut Sandra bergeser kearah bagian tengah tubuh Panji,lalu menggesek bagian itu dengan lututnya.     

"Minggir Sandra,kamu gila ya"     

"Kalo harus gila untuk mendapat kamu,aku bersedia"     

Sandra semakin mencondongkan tubuhnya kearah Panji,membuat bagaian dadanya semakin tak ada jarak antara dia dan Panji.     

"Aku yakin..kamu masih berhasrat kan sama perempuan, memangnya apa enaknya bermain dengan laki-laki"     

"jaga bicara mu Sandra!!"     

"Kenapa? apa yang aku katakan benar kan..."     

Kali ini tangan Sandra tidak diam,ia membawa telapak tangannya meluncur ke bawah,kebagian tengah tubuh Panji,mengusap bagian itu pelan.Sandra menyunggingkan kan senyum kemenangan.Ia bisa merasakan milik Panji bereaksi.Benda itu bangun mengambang hanya dengan sedikit gesekan yang ia berikan.Tidak rugi selama Panji menghilang Sandra banyak belajar dan mencari tahu cara menaklukkan pria casanova seperti Panji.Dia bukan Sandra yang dulu.     

Sandra yang dulu adalah Sandra yang lemah dan terpesona pada pesona Panji yang menyilaukan.Sandra kini datang dengan pribadi yang beda,dia menjadi wanita agresif.Sang penggoda. Datang untuk menggoda Panji menjadikan pria ini miliknya tak peduli apapun rintangannya.Dia yakin wanita tetap menjadi titik lemah seorang Pria seperti Panji.     

xxxxx     

Diatas sofa ruang tengah,tubuh Algis sedang berbaring miring. Pemuda manis itu menunggu Panji pulang hingga ia tertidur di sofa ruang tengah.Nomer Panji tidak bisa di hubungi,Algis jadi khawatir itu kenapa dia menunggu pria kesayangannya di sofa ruang tengah. Saat sedang menunggu rasa kantuk melanda dan ia tertidur.     

Tepat pukul sebelas malam pintu ruang tamu terbuka. Panji pulang. Biasanya selarut apapun Panji pulang kerja,pria itu tetap rapi.Namun tidak untuk malam ini,jas kerja nya entah kemana. Kemejanya kusut sebagain kancingnya terbuka Rambutnya yang biasanya tertata rapi sekarang acak-acakan.     

Dengan langkah gontai Panji berjalan mendekati sofa tempat di mana kekasihnya tertidur pulas.Ia lalu duduk di bawah,diatas karpet lantai,ia menyandarkan punggung kokohnya pada pinggir sofa.     

"Ehummm....Mas baru pulang" tanya Algis dengan suara serak.     

Pemuda manis itu terbangun.     

"Iya,udah aku bilang jangan suka nunggu di sini,mending nunggu di kamar aja"     

Algis hanya tersenyum.Ia lalu bangkit untuk duduk dan melingkarkan kedua tangan pada bahu Panji.     

"Mas habis minum-minum ya..bau"     

"Hmmm..."     

"Jangan suka minum-minum Alkohol Mas,gak baik buat kesehatan Mas Panji"     

"Sesekali aja boleh kan"     

Algis masih melingkarkan lengannya pada bahu Panji.Selain mencium bau Alkohol,Algis juga mencium bau yang lain.     

"Mas ganti parfum ya..."     

Panji terdiam,tak langsung menjawab.     

"Hmmm.. kenapa.." tanya Panji hati hati     

"Bau parfum cewek.."     

"Ohhh...A-aku mampir stand Parfum di mall,nyobain testernya dikit" kata Panji berusaha tetap tenang.     

"Di kamar kita banyak parfum, Mas mau beli yang gimana lagi"     

"Yang bau nya wangi kaya kamu"     

Algis tersipu.     

Pemuda manis itu semakin merapatkan pelukannya pada Panji. Semakin hari rasanya ia semakin mencintai pria kesayangannya ini.     

Berambung..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.