My wife is a boy

Kabar hamil



Kabar hamil

0Algis menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur sambil meluruskan kaki.Tangannya yang halus membelai lembut rambut Panji. Pria itu membaringkan kepalanya dipangkuan Algis.Kedua tangannya menggenggam erat satu tangan Algis yang bebas dan meletakkannya diatas dadanya.Malam ini Algis kembali ke rumahnya. Berada dalam kamarnya lagi,bersamanya.Rasanya begitu nyaman dan tenang tidak seperti kemarin saat Algis jauh dari sisinya.Apalagi hari ini selain bisa membawa Algis kembali pulang kerumahnya,Panji juga mendapat restu dari kedua orang Algis.Hatinya begitu bahagia dan merasa lengkap.     
0

"Mas..."     

"Hmmm..."     

"Selagi perut Algis belum mulai besar,Algis pengen masuk kuliah dulu"     

"Nanti kamu capek,dokter bilang kamu gak boleh terlalu banyak kegiatan"     

"Tidak boleh banyak kegiatan,bukan berati gak boleh melakukan apa pun Mas...Algis udah ketinggalan banyak tugas"     

"Sekalipun kamu gak kuliah kamu tetap akan jadi nyonya besar Gis..."     

"Algis laki-laki Mas..."     

"Tuan besar.."Ralat Panji sambil tersenyum.     

"Algis tetap pengen selesaikan kuliah Algis Mas,biar Algis layak berada disamping Mas Panji.Algis juga harus punya pendidikan yang bagus buat contoh anak kita nanti"     

Panji mencium tangan Algis.     

"Baiklah kamu bisa kembali kuliah tapi ingat,kamu harus jaga diri.Aku gak mau nanti kamu kenapa-napa"     

"Algis akan jaga diri Mas.."     

Panji merubah posisi tubuhnya dari terlentang menjadi miring. Sekarang posisi wajah Panji menghadap ke arah perut datar kekasihnya.Tangannya yang besar menelusup masuk ke dalam baju piyama yang Algis kenakan.     

"Kapan jadwal periksa Gis"     

Panji mengelus perut Algis dengan lembut.     

"Kan baru beberapa hari yang lalu Mas,masa mau periksa lagi. Tunggu akhir bulan sekalian"     

"Aku udah kangen.. pengen liat lagi"     

"Sabar...." kata Algis sambil terus membelai rambut Panji.     

"Gis...kata dokter Aldi,sekalipun kamu sedang hamil kita masih tetap bisa berhubungan seperti biasanya."     

Algis mengerutkan kening.Ia tahu akan berakhir dimana pembicaraan ini.     

"Ahhh...kok Algis ngantuk ya Mas..."     

Algis buru-buru menggeser tubuh Panji menjauh darinya.     

"Algis...jangan menghindar aku sudah satu Minggu lebih tidak melakukan itu"     

"Aduhh...capek banget, ngantuk.Algis tidur dulu ya Mas.." kata Algis pura-pura tak mendengar Panji.     

"Siapa yang mengizinkan mu tidur awal malam ini ha...." Panji menarik tubuh ramping Algis lalu mengungkung tubuh itu di bawahnya.     

Algis tak bisa bergerak untuk melepaskan diri. Tubuh Panji jauh lebih besar dari tubuhnya yang ramping.     

"Kemarin malam Mas Panji kurang tidur,kita lakukan besok malam saja ya...malam ini Mas harus istirahat"     

Algis membelai wajah Panji dengan jari-jari lembut nya.     

"Gak bisa.. aku kangen banget" bisik Panji dengan suara yang mulai berat.     

"Aku akan lakukan dengan lembut. Lagian calon bayi kita akan senang bertemu dengan Papa nya malam ini"     

Algis terkekeh geli mendengar kelakar Panji.     

Panji mendaratkan sebuah kecupan ringan di bibir mungil Algis.     

"Bibir ini kayak candu,bikin aku ketagihan"     

Kata Panji sambil mengecupi bibir Algis.     

Lama lama kecupan ringan itu berubah menjadi lumatan.Selang berapa detik mereka berdua hanyut dalam ciuman,saling pagut satu sama lain.Panji menelusup kan lidahnya menyapu seluruh isi dalam mulut Algis.Algis melakukan hal yang sama,lidah mereka saling bertaut, bergulat di dalam mulut. Bunyi suara tautan bibir menggema di seluruh ruang kamar yang sepi.     

"Eughhhh...."Algis melenguh.     

Suara lenguhan kekasihnya justru membuat Panji semakin bergairah.Ia semakin dalam mencium bibir ranum memabukkan milik Algis.Puas mencium bibir,Panji menarik bibirnya kebawah mendarat di perpotongan leher pemuda manis di bawahnya..Ia mengecupi leher itu dengan lembut di iringi gigitan gigitan kecil,dan meninggalkan tanda merah di sana.     

Bibir mungil Algis mendesah,ia memejam kan kedua matanya dan mendongak kan kepala keatas memberi akses Panji untuk semakin menyapukan bibirnya di leher jenjangnya.     

Si tubuh ramping menatap sayu pada pria gagah yang ada diatasnya,si ramping siap kembali membuka diri,menyerahkan raganya lagi pada pria kesayanganya.     

Mereka berdua sudah polos,Tak ada sehelai benang pun menempel pada tubuh mereka. Kulit dengan kulit bertemu saling gesek.Membuat darah berdesir,jantung berdetak lebih cepat seperti sedang memacu kuda.Rasa getar dan gairah menguasai dua insan itu.     

Panji menatap penuh puja pada pemuda manis yang kini sedang mendesah di bawahnya.Ia terus bergerak namun lembut.Ia melakukan penyatuan itu dengan penuh kehati-hatian memperlakukan pujaan hatinya seperti benda yang rapuh.     

Malam sunyi menjadi saksi peraduan dua insan saling mencintai,mereka larut dalam pergulatan indah mengarungi samudra cinta.Alunan alunan erangan memenuhi ruangan.Mereka saling berpelukan nafas mereka memburu,terengah,ketika sama sama mencapai puncak peraduan.menggapai indahnya surgaloka.     

xxxx     

Sesuai dengan apa yang di rencanakan Algis. Sebelum perutnya terlihat membesar ia memutuskan untuk tetap kuliah. Jika ia sudah tak bisa menutupi kehamilannya baru dia akan mengambil cuti panjang hingga persalinan.     

Biar bagaimanapun dia ingin tetap menyelesaikan kuliah nya. Dia ingin menjadi pantas berada di sisi Panji untuk mendampinginya.Panji pria dari keluarga kaya raya punya pendidikan yang bagus salah satu mahasiswa berprestasi di masa kuliahnya meskipun di barengi dengan sikap minusnya dalam hal berganti ganti wanita.     

Tentang masa lalu Panji Algis sebenernya tak banyak tau.Tapi ia pernah mencari tau tentang siapa Panji di internet. Saat Bapaknya memberi tahu bahwa kakaknya akan di jodohkan dengan anak tunggal atasannya.     

Saat itu yang muncul di pencarian selain profile biodatanya,juga ada berita tentang jejak kisah asmara Panji dengan beberapa wanita.Tidak ada nama laki-laki semua wanita. Beberapa diantaranya adalah artis papan atas tanah air.Salah satunya yang paling center di beritakan adalah sekandal kedekatan Panji dengan artis cantik Ariel tatam.Namun berjalan seiring dengan waktu berita itu pun menguap begitu saja.     

Hanya sebatas itu yang Algis tau tentang masa lalu Panji. Ia tak ingin tau dan tak akan mencari tau. Buat Algis tak peduli bagaimana masa lalu Panji karena untuknya yang terpenting adalah bagaimana di masa depan.     

Seperti biasa jika kelas selesai Algis dan kedua sahabatnya akan berkumpul bertiga di kantin atau di bawah pohon besar tempat biasa mereka berkumpul.Untuk siang ini mereka bertiga kumpul di bawah pohon besar depan fakultas seni.Sejak Algis menjalin hubungan dengan Panji dan tinggal di rumah Panji,Mereka bertiga jarang sekali berkumpul bertiga seperti ini. Itu karena Algis yang sering sekali absen dari kampus.Hanya Bastian dan Maura yang masih sering terlihat bersama.     

Jika baru pertama kali melihat Maura dan Bastian orang pasti akan berpikir Maura dan Bastian adalah sepasang kekasih karena kedekatan mereka berdua. Namun satu fakultas juga tau Maura dan Bastain hanyalah sahabat tidak lebih.     

"Algis mau kasih tau sesuatu sama kalian??" kata Algis di sela sela kesibukan Maura dan Bastian mencari info lowongan kerja paruh waktu di internet.     

"Kasih tau apa Gis..."tanya Maura tanpa menoleh kearah Algis. "Lo mau nikah sama Mas Panji" sambung Maura masih tetap fokus pada layar laptopnya.     

"Bukan itu...ya meskipun itu juga benar"     

Maura dan Bastian serentak menoleh kearah Algis.     

"Lo yakin???" tanya Bastian.     

"Ya enggak sekarang juga.."     

"Gue tanya apa Lo yakin sama pilihan Lo,menikah itu buat selamanya bukan sehari dua hari sebulan dua bulan Gis.."     

Algis tersenyum.Ia mengerti dengan ke khawatiran sahabatnya itu.     

"Algis cinta sama Mas Panji Bas...dan Algis yakin sama pilihan Lagis.Bastian jangan khawatir.."     

Bastian mendesah.     

"Kalo sampai laki-laki itu bikin Lo sedih bikin Lo nangis gue bakal hajar tu orang"     

"Gak usah sok ngurus rumah tangga orang Lo. Urus rumah tangga Lo sendiri" Sahut Maura sambil memukul kepala Bastian dengan kertas sketsa miliknya. "Noh..Mas Radit saban hari Lo siksa tidur di luar,siapa yang punya apartemen siapa yang jadi majikan.Gak tau diri Lo"     

"Apaan sih..Bodo amat. Dia aja mau tidur luar kenapa Lo sewot"     

Maura berdecih.     

"Tega-an Lo...."     

Algis mengernyitkan kening mendengar percakapan Maura dan Bastian.     

"Bastian tinggal sama Mas Radit???"tanya Algis sambil tersenyum tak percaya.     

"Iyaa..dia gak mau kalah saing sama Lo"     

Bastian meremas kertas di depannya lalu menjejalkan kertas itu ke mulut Maura.     

"Mulut emberrrrr banget yaaaa..."     

"Awwwww...setan Lo Bas..." umpat Maura dengan suara tak jelas karna mulutnya penuh kertas.     

Algis tertawa melihat tingkah dua sahabatnya itu.     

"Sebenarnya Algis mau kasih tau kabar...mungkin ini gak masuk akal di dengar,tapi ini fakta yang terjadi sama Algis. Ehmmm....Algis hamil.."     

Aksi Bastian menjejalkan kertas ke mulut Maura seketika berhenti.Tangan nya menggantung di udara tepat di depan wajah Maura,tangan lainnya memegangi tengkuk sahabatnya itu.Sedangakn Maura kaget melongo dengan mulut penuh kertas.     

"Bas...kapan Algis kecelakaan???" tanya Maura pada Bastian sambil membersihkan kertas di mulutnya.     

"Udah satu bulan lebih" jawab Bastian.     

"Apa dia baru gagar otak sekarang?"     

"Bisa jadi"     

Maura dan Bastian kembali menoleh kearah Algis bersamaan.     

"Lo emang bayik gue yang paling gemoy,tapi gue gak nyangka Lo bisa ngehayal sampe sejauh ini"     

"Apa Lo demam tinggi?" tanya Bastian. seingat nya Radit mengigau saat sedang demam tinggi. Mungkin saja Algis berhalusinasi karena demam tinggi.     

Algis mendesah pelan. Ia tahu tak akan mudah menceritakan hal ini pada kedua sahabatnya.Tapi ia tetap harus mengatakan pada mereka. karena buatnya mereka sudah seperti keluarga sendiri.     

"Algis gak lagi berhayal,Algis gak lagi sakit.Algis benar-benar sedang hamil"     

"Hamil dari mana? Lo pan cowok!!!" teriak Maura tak percaya.     

"Jangan teriak-teriak Ra..." Algis membungkam mulut Maura,sambil menoleh ke kanan dan kiri memastikan tak ada yng mendengar teriakan Maura.     

"Ya Lo aneh banget. Lo cowok hamil...emang janinnya tumbuh di mana,di usus halus??"     

Seketika wajah Algis berubah jadi muram.Ia memandang sendu kearah sahabatnya.Algis menundukkan kepala.ada rasa sedih merayapi hatinya mendengar kata-kata Maura.Kalo sahabatnya saja berkata seperti itu lalu bagaimana jika orang lain di luar sana yang mendengar kabar kehamilannya. Mereka mungkin lebih dari Maura,mereka pasti akan memandangnya jijik manusia langka, aneh.     

"Gis..... sorry..."Maura meraih tangan Algis, sahabatnya yang manis.     

"Algis..juga awalnya kaget Ra gak percaya gak bisa terima.Tapi mau gimana lagi..semua pemeriksaan dokter menyatakan Algis hamil"     

Maura menggaruk kepalanya yang tidak gatal.     

"Gue masih gak bisa percaya sih...gimana ceritanya Lo bisa hamil"     

Maura menoleh kearah Bastian yang masih terdiam bengong.Belum bereaksi apapun.     

"Kok Lo malah bengong sih Bas"     

"Gue masih heran....di luar sana orang hamil di luar nikah,lha Algis justru hamil di luar nalar"celetuk Bastian tiba-tiba.     

Maura menahan tawanya.     

"Enggak masuk akal dan menggelikan emang,awalnya Algis juga kayak kalian berdua gak percaya"     

"Lo yakin dokter gak salah periksa" tanya Maura memastikan.     

Algis mengangguk lemah.     

Ia lalu kemudian menceritakan kondisi langka yang ia alami pada Maura dan Bastian.Meskipun dua sahabatnya belum 100% percaya tapi setidaknya Algis sudah memberi tahu pada kedua sahabatnya tentang kehamilannya supaya kelak ia tak perlu menutupi dari Maura dan Bastian.     

"Gue gak nyangka... ternyata ada juga keajaiban dunia kayak gini,dan ini terjadi sama Lo... sahabat gue.Jadi di dalam sini ada keponakan gue ya...serius Lo Gis..."     

Maura mengusap perut Algis.     

"Kalian gak percaya gak apa-apa.Yang penting Algis jujur sama kalian"     

"Gue percaya Gis....ini emang gak masuk akal,tapi gue yakin Lo gak Ngada ngada"ucap Maura sambil mengusap tangan Algis.     

"Bas....Lo hati-hati sama Mas Radit.Safe sex.Pastiin pakek pengaman.Ngeri gue kalo Lo juga hamil.Algis masih imut kalo perutnya gede. Nah Elo...gak bisa bayangin gue,badan gede gini bunting"     

"Argghhhhhhh...!!!!!!"     

Bastian menginjak kaki Maura dengan sekuat tenaga.     

"Setan Lo Bas. Sakit tau!!"     

"Makanya kalo ngomong jangan asal" kata Bastian kesal.     

Maura meringis kesakitan sambil memegangi kakinya.     

"Terus keluarga Lo gimana??"Maura kembali memandang kearah Algis.     

"Sudah tau semua,Algis masuk kuliah selagi perut Algis bisa ditutupi,kalo udah mulai besar Algis cuti kuliah dulu"     

"Tapi mereka masih mendukung Lo kan, Hubungan Lo sama Mas Panji ortu Lo Dah tau??"     

"Mereka gak keberatan Ra,ya meskipun Algis tau mereka sedikit banyak pasti kecewa sama Algis"     

Maura memandang perihatin kearah sahabatnya.Cewek saja akan tertekan dan bingung mengahadapi masa depan jika tiba-tiba hamil di luar nikah seperti yang Bastian katakan. Apa lagi jika hal itu terjadi pada Algis yang seorang laki-laki.Tidak bisa di bayangkan bagaimana nanti hidup Algis akan berubah total.Namun Maura yakin dengan dukungan orang-orang terdekat Algis.Sahabat manisnya itu pasti bisa menghadapi ini semua.     

"Dan soal menikah kapan itu Gis.." kali ini suara Bastian yang bicara.     

"Soal itu Algis gak tau,Mas Panji belum ngomongin itu"     

"Asal Lo bahagia kita sebagai sahabat tetap dukung Lo"     

"Terimakasih kalian emang sahabat baik Algis"     

"Lo kapan nyusul Bas...gak pengen nikah juga" Maura kembali menggoda Bastian.     

Bastian melirik kesal kearah Maura.     

"Emang Bastian beneran ada hubungan sama Mas Radit??"Algis cukup lama penasaran akan hal ini.     

"Siapa yang pacaran?? enak aja..si setan ini suka bikin asumsi sendiri. gak jelas banget" kata Bastain kesal kearah Maura.     

"Lah kok gue...." Maura tidak terima disalahkan.     

"Mas Radit pria yang baik kok Bas..." ucap Algis sambil tersenyum.     

"Ya gue tau.."sahut Bastian pelan.     

Bastian akui Radit memang Pria yang baik sejauh yang ia lihat.Itu kenapa dia tidak tega kalo harus melihat Radit masuk dalam jebakan Vanya.Gadia itu bisa saja menghalalkan segala cara untuk merebut Radit darinya.Tunggu dulu...Merebut??? kenapa kedengarannya seperti Radit itu miliknya.Bastian buru-buru membuang pikiran anehnya.Kembali fokus mencari kerja paruh waktu. Dan "Yessss" Bastian girang dalam hati. Akhirnya dia membaca lowongan kerja dari internet.     

xxxx     

Seperti biasa jika Algis mulai kuliah, Panji akan menyempatkan diri untuk menjemput Algis.Jika ia benar-benar sibuk Pak Tori lah yang akan bertugas menjemput Algis. Itu adalah peraturan Panji yang harus di taati.Jika ingin ada kepentingan lainnya Algis harus mengatakan terlebih dahulu pada Panji.Memang berlebihan terkesan mengekang namun mau bagaimana lagi Panji terlalu khawatir pada kekasihnya yang manis.Apa lagi jaman sekarang kejahatan bisa terjadi di mana saja,dia tidak mau Algis kenapa napa.Sejauh ini Algis tak pernah protes pemuda itu menurut saja dengan apa yang Panji katakan. Baginya Panji hanya menginginkan yang terbaik untuknya.     

Sebelum mengantar Algis pulang,Panji dan Algis mampir dulu di salah satu mall.Selain untuk makan siang mereka berdua juga belanja sesuatu. Selama mereka bersama ini kali pertama Panji dan Algis pergi belanja berdua.Saat mereka berjalan berdua banyak mata memandang.Entah karna terpukau melihat Panji yang tinggi menjulang dengan wajah tampan atau karena merasa penasaran mengapa dua orang pria berjalan berdua dan bergandengan tangan.     

Semakin jadi pusat perhatain Algis lama lama menajdi risih,pemuda manis itu perlahan melepas genggaman tangan Panji. Tapi itu tidak berlangsung lama.panji kembali meraih tangan Algis.Ada yang melirik dengan tatapan tak suka. Namun ada juga gadis-gadis yang langsung menjerit tertahan saat berpapasan dengan mereka berdua.     

"eeughhhhh.....manis banget kan...."bisik salah satu gadis sambil berekspresi gemas.     

"Semenya guanteng bangetttt lagi.."sahut gadis lainya.     

Algis yang sempat mendengar percakapan tiga gadis itu mendongak untuk melihat wajah Panji.Yang di maksud para gadis remaja itu pasti pria di sampingnya ini,tidak mungkin para gadis remaja itu mengatakan tentang dirinya kan. Sejauh ini tidak ada orang yang mengatakan dia ganteng. Kalo pun ada yang memuji dirinya pasti mengatakan dia manis bukan ganteng.Sebenernya Algis juga mau di bilang ganteng dia kan laki-laki juga.     

"Mau mampir situ gak?" Panji menunjuk salah satu toko yang menjual mainan anak dan bayi.     

"Apa perlu Mas..itu yang di beli Mama udah banyak banget"jawab Algis ragu,sebenernya dia ingin masuk toko itu dan melihat mainan bayi yang terlihat lucu.Tapi ia berpikir ulang, sangat aneh rasanya dua orang pria masuk ke toko bayi dan anak.     

"Kamu malu...." tanya Panji seakan tahu keraguan Algis.     

"Nanti terlihat aneh kita Mas..."     

"Apanya yang aneh,apa hanya pasangan laki-laki dan perempuan yang boleh masuk toko itu.Buat mereka yang terpenting barang mereka terjual tak peduli siapa yang beli" Panji menarik tangan Algis untuk berjalan masuk ke arah toko mainan bayi dan anak.     

"Selamat datang di babykid toys pak...ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang karyawan penjaga toko dengan senyuman ramah.     

"Saya ingin lihat-lihat dulu"     

"Iya Pak silahkan.."     

Panji dan Algis berjalan semakin kedalam toko,menuju ke rak buku bergambar.Keduanya memilah kira-kira buku bergambar apa yang bagus buat bayi mereka nantinya.     

Algis melihat isi toko yang lumayan lengkap.Selain ada maian bayi dan anak ada juga berbagai perlengkapan bayi lainnya.Pengunjungnya juga lumayan banyak. Banyak diantara mereka adalah pasangan suami istri berserta anak mereka. Ada juga pasangan yang sedang mengandung sama seperti dirinya. Namun semua adalah pasangan laki-laki dan perempuan. Tidak ada pasangan laki-laki dan laki-laki selain dirinya dan Panji.     

"Kenapa terus memperhatikan orang lain Algis.." Panji mengusap pucuk rambut Algis."Gak usah mikirin orang lain,fokus saja dengan kebahagian kita,hmmm...".     

Algis mengangguk dan tersenyum tipis.     

"Mas Algis mau lihat kesana dulu ya.." Algis menunjuk kearah mainan bola di rak yang berbeda.     

"Iya..."     

Lalu Algis berjalan menjauh dari Panji. meninggalkan Panji yang masih memilih milih buku cerita bergambar.Disaat sesnag sibuk memilih buku bergambar datang seorang wanita datang menghampiri Panji.Wanita bertubuh tinggi langsing dengan balutan dress pendek selutut warna merah itu berdiri tepat di samping Panji. Ia lalu mengambil salah satu buku bergambar .Melakukan hal sama yang Panji lakukan.     

"Lama kita gak ketemu ya Ji...."     

Panji menoleh kesamping,matanya bertemu dengan seorang wanita berbaju merah itu.Panji terdiam tak langsung menyahut.Otaknya bekerja untuk mengingat siapa wanita di depannya ini.     

"Apa kamu lupa dengan ku..." Tanya wanita itu dengan tersenyum namun tatapannya entah sulit diartikan.     

"Aku Sandra,apa kamu ingat?"     

Panji masih terdiam.Kepalanya bekerja,memutar ingatannya .Nama Sandra sepertinya ia tak asing dengan nama itu.Tapi siapa?? Panji masih mengingat.     

"Apa begitu banyak wanita sampai kamu gak bisa ingat aku?"     

"Sandra..."     

Ingatan Panji berputar ke beberapa bulan lalu sebelum ia di jodohkan dengan Ajeng sebelum ia bertemu dengan Algis. Sebelum Algis mengisi hari-hari nya.Ahhh dia adalah Sandra wanita yang pernah Radit kenalkan padanya, wanita yang beberapa kali pernah menghabiskan malam bersamanya.Saat itu wanita ini sama seperti wanita-wanita yang datang dan pergi dalam hidup Panji.Tidak ada hubungan serius semua hanya hubungan saling butuh.Panji yang butuh tempat menyalurkan kebutuhan bialogi nya sedangkan si wanita yang butuh hadiah mewah.     

Panji mengernyitkan kan kening,kenapa tiba-tiba ia bertemu dengan si Sandra ini.Dan tunggu dulu..Panji jadi ingat, sekertaris nya pernah mengatakan ada seorang wanita bernama Sandra datang ke kantor mencarinya.     

"Maaf aku hampir lupa" kata Panji dengan wajah tenang datar.     

Sandra menyungging kan senyum.     

"Aku berusaha menghubungi mu,bahkan mencari ke kantor mu..tapi sepertinya kamu sangat sibuk."     

"Untuk apa mencari ku?"     

"Untuk menyelesaikan urusan kita"     

"Urusan apa? antara kita tidak pernah ada hubungan apa pun"     

"Tapi setidaknya kita pernah tidur bersama beberapa kali bukan"     

Panji terdiam.Ia menatap tajam kearah Sandra.Wanita itu tetap tenang sekalipun tatapan Panji seakan ingin melemparnya ke jalanan.     

"Mas ini bagus ya...."Algis datang sambil membawa beberapa mainan bayi.     

Algis terdiam melihat ada wanita di samping Panji.Di tambah susana diatara mereka sepertinya tidak baik.     

Panji meraih tangan Algis lalu menarik pemuda manis itu mendekat rapat ke tubuhnya.     

Sandra melirik tanggan Panji yang menggegam erat tangan pemuda di depan nya.     

"Apa sekarang kamu ganti selera??"tanya Sandra serat akan sindiran.     

"Bukan urusan mu. Dan jaga mulut mu" Dengus Panji.     

Sandra terkekeh.wanita cantik itu mengibaskan rambutnya dengan tangan nya yang lentik.     

"Kamu gak berubah ya tetap dingin galak,tapi aku suka,justru pria kayak kamu yang liar diatas tempat tidur"     

Panji memberikan tatapan membunuh pada Sandra.Ia mengeraskan rahangnya.tangannya mengepal kuat memperlihatkan otot-otot lengan nya.     

Sandra tersenyum menang.     

"Sudah selesai?kita pulang sekarang" kata Panji sambil menoleh kearah Algis.     

Algis menganggukkan kepala pelan. Dia tidak mengerti apa yang terjadi tapi ia tahu Panji dalam suasana hati yang tidak baik.     

Panji menarik tangan Algis untuk melangkah pergi meninggalkan Sandra.Sebelum semakin jauh Algis menyempatkan diri menoleh ke belakang melihat kearah wanita yang masih berdiri di tempat yang sama. Wanita bernama Sandra itu tersenyum kearah Algis namun lalu senyum itu memudar berganti dengan tatapan yang membuat Algis begidik ngeri.     

Bersambung...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.