Menjadi Istri Sang Bintang Film

Kami Melihat Kakak Ipar



Kami Melihat Kakak Ipar

0Bagaimanapun, untuk pertama kali dalam hidup putranya, Jiang Tingxu hadir dalam kegiatan orang tua dan anak yang diadakan oleh sekolah.     
0

Anak-anak lain akan bersama ibunya masing-masing. Jiang Tingxu juga ingin putranya memilikinya.     

Bukankah semua orang tua yang baik akan berpikir seperti ini?     

Tampaknya Mo Boyuan sudah bertekad untuk benar-benar pergi dan Jiang Tingxu masih sedikit khawatir, "Kamu ...."     

Tangan yang memeluk pinggang wanita semakin menguat. Mo Boyuan benar-benar memeluknya erat-erat saat ini, "Jangan khawatir, semuanya akan aku tangani lebih dulu."     

Karena pria ini sudah mengatakannya, Jiang Tingxu tidak mengajukan pertanyaan lagi.     

Benar juga. Karena Mo Boyuan sudah memutuskan untuk pergi, maka ia pasti akan mengurus semuanya.     

Setelah duduk di kereta selama lebih dari empat jam sore hari tadi, Jiang Tingxu sangat lelah. Ia mengira berbaring di pelukan seorang pria seperti ini pasti akan membuatnya tidak bisa tidur, tapi siapa sangka ia bisa tidur dengan cepat.     

Setelah Jiang Tingxu tertidur, pria itu membuka matanya. Matanya penuh dengan kilatan, sama sekali tidak terlihat mengantuk.     

Sangat jelas terlihat matanya masih sangat segar.     

Mo Boyuan mencium kening Jiang Tingxu yang masih erat di pelukannya itu. Ciumannya turun ke bawah, dahi... ujung hidung... pipi... kemudian bibir. Ia mencium bibir merah lembut itu lagi dan lagi, seperti menemukan mainan favoritnya. Ia tidak bisa melepaskannya.     

...     

Hari berikutnya.     

Jiang Tingxu membuka matanya dan merasakan sisi kasur di sebelahnya sudah dingin yang berarti orang yang semula berbaring di sana sudah lama pergi.     

Jiang Tingxu duduk perlahan. Saat tangannya tidak sengaja menyentuh bibir, tiba-tiba terasa nyeri dan sedikit bengkak.     

Jiang Tingxu bukanlah gadis kecil yang tidak tahu apa-apa. Bagaimana mungkin ia tidak tahu kenapa bibirnya seperti ini?     

Seketika seluruh wajahnya memerah.     

"Dasar mesum!" Dia mengutuk dan kemudian turun dari tempat tidur.     

Pada saat ini, matanya sekilas melihat catatan kecil di laci samping tempat tidur, terlihat tulisan tangan khas dari pria itu.      

Aku kembali ke lokasi syuting dulu, nanti malam aku temani lagi.     

Kepala Jiang Tingxu tiba-tiba sedikit sakit setelah membacanya.      

Apa yang akan dilakukan pria ini? Tidak masalah jika datang sekali saja, apa ia mau datang kemari setiap malam?     

Memang benar, itulah yang ingin dilakukan Mo Boyuan.     

Jiang Tingxu meremas catatan kecil itu menjadi bola kertas dan membuangnya ke tempat sampah. Baru kemudian ia menjadi sedikit tenang.     

Setelah Jiang Tingxu mencuci muka dan gosok gigi, ia lalu keluar. Guan Xiaodong juga keluar dari pintu sebelah, "Selamat pagi, Dokter Jiang."     

"Selamat pagi, Dokter Guan."     

Hanya saja saat ini Guan Xiaodong tersenyum dengan aneh.     

"Kamu menemukan uang?" Tanya Jiang Tingxu dengan curiga.     

"Kupikir begitu. Dokter Jiang, Kakak Ipar datang tadi malam, ya?"     

Ehem ehem.     

Jiang Tingxu berdeham. Sebelum ia sempat menjawab, Guan Xiaodong berkata lagi, "Aku melihatnya. Bukan hanya aku, tapi Ketua Gong juga. Ketika kami berjalan kembali ke hotel pagi ini, kami kebetulan melihat Kakak Ipar pergi."     

Seketika itu juga jantung Jiang Tingxu berdebar kencang, "Kalian melihatnya?"     

"Tentu saja, tidak usah mengelak, tapi kenapa Kakak Ipar bisa ada di sini?"     

Setelah mendengar kata-kata Guan Xiaodong, Jiang Tingxu merasa sedikit lega, "Dia kebetulan ada di sini untuk urusan bisnis."     

Tampaknya Guan Xiaodong dan Ketua Gong tidak melihat wajah pria bandel itu. Jika tidak reaksi mereka tidak akan sesantai ini.     

Saat keduanya sedang mengobrol, pintu seberang pun terbuka. Sosok Ketua Gong muncul dari dalam kamar, "Apa yang kalian berdua bicarakan? Ayo kita pergi makan."      

"Ehem, selamat pagi Ketua," sapa Jiang Tingxu.     

Kemudian ia dan Guan Xiaodong mengikuti Ketua Gong turun ke restoran.     

Di restoran hotel, orang lain sudah datang. Begitu ketiganya tiba, Ketua Gong diseret oleh para dokter dari rumah sakit lain.     

Jiang Tingxu dan Guan Xiaodong saling memandang, "Ayo kita ambil makanan."     

"Ya."     

Di tempat syuting, Mo Boyuan akhirnya tiba sebelum pengambilan gambar hari ini dimulai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.