Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ayah dan Anak Sama-Sama Berbahaya



Ayah dan Anak Sama-Sama Berbahaya

0"Tentu saja. Kakak Ipar tenang saja, ini bukan masalah bagiku."     
0

Apa Gu Yanzhi tidak melihat apa yang baru saja dilakukan adik iparnya ini? Terlebih lagi, di rumah ada Kakek Mo yang berkuasa.     

Walaupun Mo Boyuan tidak berada di Kota Yuncheng, keluarga Mo yang lain dapat dengan mudah mengatur dan langsung melakukannya untuknya.     

Gu Yanzhi hanya mendengus dingin, "Kuharap begitu, Mo Boyuan, aku akan mengingatkanmu lagi. Jika kamu tidak bisa menjaga Ting Ting dengan baik, jangan salahkan aku jika aku membawanya pergi."     

Jika Gu Yanzhi lebih awal tahu adiknya menikah dengan pria ini, ia pasti tidak akan menyetujui pernikahan mereka.     

Kalau tidak, ia tidak akan marah selama beberapa tahun setelah mengetahui perihal pernikahan mereka berdua.     

"Kakak Ipar jangan terlalu khawatir, aku sendiri yang akan melindungi istriku."     

Ingin membawa istriku pergi? Jangan harap meski di kehidupan selanjutnya!     

Gu Yanzhi masuk ke mobil dan pergi. Mo Boyuan tidak tinggal lebih lama dan kembali ke kru sambil membawa akuarium kaca.     

Zhou Xian yang melihat kedatangan Mo Boyuan pun langsung berlari ke depan, "Kakak Mo, kudengar Gu Yanzhi datang menemuimu?"     

Sepertinya pria ini suka bergosip.     

"Ada apa memangnya?"     

"Eh ... tidak, hanya saja aku punya keponakan yang mengidolakan Gu Yanzhi, aku ingin minta tanda tangannya, karena dia sudah menginginkannya sedari dulu."     

Zhou Xian juga kebingungan untuk waktu yang lama. Sebab sebelumnya, Mo Boyuan dan Gu Yanzhi adalah musuh bebuyutan. Meskipun Zhou Xian memiliki kesempatan untuk bertemu Gu Yanzhi, ia tidak bisa benar-benar mendekat untuk minta tanda tangan.     

Namun, kini kedua musuh bebuyutan itu tiba-tiba berubah menjadi saudara ipar yang sangat dekat.     

Jadi, bukankah suatu masalah lagi, bukan?     

Mo Boyuan mencibir, "Maka kamu harus menunggu sampai kamu melihatnya lain kali, karena dia sudah pergi."     

Zhou Xian hanya menganga, "Ha?"     

Saat berikutnya, tangannya menerima toples berisi ikan kecil, "Jaga baik-baik. Jika terjadi sesuatu, kamu tanggung akibatnya."     

Eh? Apa-apaan ini? Ini ... padahal aku sendiri tidak bisa memelihara ikan.     

"Kakak Mo!"     

"Ada apa lagi?"     

Mendengarkan nada dingin Mo Boyuan, kata-kata yang sudah berada di ujung lidah langsung langsung ia telan lagi, "Tidak, tidak, tidak, aku akan pergi dan melihat apakah ada sesuatu untuk dimakan oleh makhluk kecil ini."     

Seorang pria dewasa bisa menahan segalanya. Demi uang, tentu saja, ia harus mengabdikan diri meski dihadapkan dengan kematian.     

Hanya ikan mas kecil saja, siapa pun bisa memeliharanya.     

Setelah itu, Zhou Xian berkeliling di desa beberapa kali dan tidak menemukan apa pun yang cocok untuk ikan mas kecil itu. Lagi pula, tidak ada yang memelihara ikan di desa. Tentu saja, ia tidak bisa menemukan pakan ikan.     

Sebagai gantinya, ia meminta pakan babi dari rumah penduduk desa. Pokoknya semua pakan, karena ia pikir sama saja. Saat waktunya ikan makan, ia membagi sepotong pakan menjadi dua bagian dan berencana memberinya makan dua kali sehari.     

Pakan babi yang begitu besar harus dijadikan kecil-kecil supaya bisa dimakan ikan.     

Kemudian, Zhou Xian melakukan percobaan. Ternyata, ikan mas kecil itu memang mau memakan pakan babi yang ia lemparkan sebelum terus memberikannya lagi.     

Tentu saja, ia tidak akan memberi tahu Mo Boyuan tentang pakan babi itu.     

Mo Boyuan tidak akan punya banyak waktu untuk bertanya setiap hari. Karena ikan ini diserahkan padanya, tidak masalah selama ikan ini baik-baik saja.     

Sebenarnya, Mo Boyuan hanya khawatir jika tidak bisa menghadapi putra nakalnya itu. Jika tidak, Mo Boyuan tentu akan langsung mengikat ikan mas kecil ini dan memanggangnya.     

Mengapa repot-repot membesarkannya? Mereka tidak kekurangan ikan sekecil itu di kolam halaman belakang mansion tua.     

Untungnya, si Kecil tidak tahu bahwa ayahnya memiliki ide yang berbahaya untuk saat ini. Jika ia tahu, ia tidak akan pernah rela memberikan ikan itu kepada ayahnya.     

Jika memang harus dipanggang, maka ia akan memakannya lebih dulu. Bagaimana mungkin si Kecil membiarkan ayahnya yang makan lebih dulu?     

Ah, keduanya memang benar-benar layak menjadi ayah dan anak. Pikiran keduanya sama-sama berbahaya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.