Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ning Ning Akan Pergi Hari Ini



Ning Ning Akan Pergi Hari Ini

0Karena semua topik panas telah dihapus, seharusnya tidak akan mudah untuk menggali informasi mengenai Jiang Tingxu selama tidak ada remah-remah yang tersisa.     
0

Hal seperti itu tentu tidak bisa seenaknya saja diangkat menjadi berita oleh netizen. Mereka tidak menyangka bahwa suami dari orang yang sedang viral memiliki kemampuan yang super hebat!     

Bahkan dirinya yang sedang bersin saja bisa trending.     

Kepala perawat hanya berniat bercanda, bukan berarti ia setuju dengan berita itu, "Ehem, selain suamimu, orang lain tidak akan bisa melakukannya. Sepertinya dia sangat baik padamu, punya keberanian dan tanggung jawab."     

Mendengarkan pujian kepala perawat terhadap suaminya, Jiang Tingxu hanya menghela napas pelan, "Memangnya iya?"     

"Tentu saja. Dia sangat hebat dan sangat maskulin, benar kan? Tunggu, Dokter Jiang, apa kamu ...."     

Raut wajah kepala perawat penuh dengan ekspresi aneh sambil menatap Jiang Tingxu dengan curiga, "Aku kenapa?"     

Kemudian kepala perawat mendekat dan berbisik di telinga Jiang Tingxu, "Dokter Jiang, apa kamu masih memikirkan tentang perceraian?"     

Uhuk uhuk.     

Jiang Tingxu tersedak dan sedikit terbatuk, sedangkan kepala perawat dengan cepat mengulurkan tangannya untuk membantu menepuk punggungnya, "Baiklah, baiklah, aku tidak akan bertanya."     

Sebenarnya, kepala perawat mulai merasa bahwa Raja Film Mo yang legendaris tidak sesuram yang ia bayangkan sebelumnya. Lagi pula, jika memang Mo Boyuan benar-benar seorang bajingan, maka tidak akan melakukan hal hingga sampai ke seperti itu.     

Untuk apa lagi pria itu melakukan semua ini? Bukankah untuk melindungi istrinya?     

Jiang Tingxu terdiam sebentar dan akhirnya menjadi tenang. Namun, di dalam hatinya benar-benar memikirkan pertanyaan itu dengan serius.     

Kenapa saat kepala perawat menanyakan hal itu, aku masih memikirkan jawabannya? Padahal sebelumnya, jawabanku tidak diragukan lagi.     

Sekarang, setelah banyak kesalahpahaman telah terpecahkan. Nama pria itu tampaknya sedikit demi sedikit menjadi lebih bersih di dalam hatinya. Jiang Tingxu telah mempelajari kebenaran dari beberapa hal dan mengklarifikasi beberapa pemikiran pria itu kepadanya.     

Sebenarnya, ia selalu menolak untuk memikirkan masalah ini.     

Tetapi karena kepala perawat tiba-tiba bertanya, ia harus memikirkannya kembali.     

Namun, dengan pemikiran ini, Jiang Tingxu telah menyadari sesuatu yang paling pasti, yaitu hatinya telah lama bimbang!     

Apalagi, jika memikirkan pertumbuhan masa depan putranya saat keluarganya hancur, masalah ini harus dipikirkan kembali dengan sangat hati-hati.     

Ia tidak akan pernah membuat pilihan ini kecuali terpaksa harus melakukannya!     

Kepala perawat melihat perubahan pada raut wajah Jiang Tingxu yang membuatnya menebak-nebak. Kemudian ia bicara lagi dengan bersungguh-sungguh, "Dokter Jiang, jangan membuat keputusan yang membuatmu akan menyesal seumur hidupmu. Jika tidak, kamu yang akan kesakitan sepanjang hidupmu."     

Jiang Tingxu mengangguk, "Aku mengerti, aku akan memikirkannya baik-baik."     

Kepala perawat tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Ia sudah mengira bahwa Jiang Tingxu masih memiliki pemikiran ini di dalam hatinya.     

Sebagai orang luar, ia tidak perlu banyak menyampuri tentang hal semacam ini. Kepala perawat tampak menahan diri, "Kalau begitu aku akan bekerja dulu."     

Jiang Tingxu juga kembali ke kantor setelah kepala perawat pergi.     

Setelah duduk di kursi kantor, Jiang Tingxu memperhatikan semua orang sedang beristirahat karena ada dua wakil kepala yang mengambil alih pelayanan pada pasien di luar.     

Ia akhirnya ikut menyandarkan kepala di atas meja tapi tidak tertidur karena pada dasarnya ia tidak bisa tidur.     

Setan dan malaikat dalam pikirannya sedang bertengkar. Jika saja kepala perawat tidak menyebutkannya, maka semua akan baik-baik saja. Namun, karena sudah terlanjur disebutkan, kali ini ia merasa seluruh otaknya berantakan.     

Tepat ketika Jiang Tingxu merasa sangat kesal, ponsel di saku jas putihnya berdering.     

Begitu mengeluarkan ponsel dan melihat nama putranya muncul di layar, hatinya yang gundah seketika kembali menjadi tenang, "Ning Ning, mengapa menghubungi Ibu sepagi ini?"     

"Jiang Tingxu, apa kamu lupa bahwa Ning Ning pergi bersama Kakek dan Nenek hari ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.