Menjadi Istri Sang Bintang Film

Aku Melahirkan Putraku



Aku Melahirkan Putraku

0Ayah Mo seketika merasa tertekan, "Sayang, apa hubungannya ini denganku?"     
0

Padahal anak nakal itu yang melakukannya!     

Mo Boyuan bukan anak kecil sekarang. Jika sesuatu terjadi, apa mungkin memerlukan wali untuk menyelesaikan masalahnya? Seorang pria yang sudah berusia 30 tahun tidak akan mungkin melakukannya.     

"Oh, kenapa itu tidak ada hubungannya denganmu? Memangnya dia bukan putramu?"      

Ya, tentu saja Mo Boyuan adalah putra mereka!     

"Mo Tianhan, hasil didikan menjadi baik atau tidak itu adalah kesalahan pihak ayah!" ujar Ibu Mo lagi.     

"Baiklah, baiklah. Ucapanmu benar, Sayang. Aku yang salah, aku yang tidak mendidik anak nakal itu dengan baik. Kamu jangan marah, kalau dia kembali nanti, aku akan mendidiknya dengan baik!"     

Ibu Mo menyerah dan meraih tangan menantu perempuannya, "Tingxu, kamu pasti jadi merasa terbebani. Anak nakal itu tidak mengerti keadaan. Tunggu sampai dia pulang, ayahnya akan memukulinya dan melampiaskan amarahnya untukmu."     

"Bu, tidak, sebaiknya jangan, itu...."     

Jiang Tingxu benar-benar terkejut dengan percakapan antara Ibu Mo dan Ayah Mo.     

Dia saja tidak berani membayangkan Mo Boyuan yang dipukuli oleh ayahnya sendiri. Terutama, Mo Boyuan sudah cukup dirugikan.     

Dengan kata lain menjadi terlalu hebat terkadang merupakan kesalahan.     

Ayah Mo dan Ibu Mo jelas tidak bisa menahan gejolak emosi mereka. Jika Mo Boyuan benar-benar muncul di depan mereka saat ini, pasti akan terjadi ganda gabungan antara Ayah Mo dan Ibu Mo!     

Apalagi, si Kecil yang mungkin akan senang mendengar kakek dan neneknya akan memukuli ayahnya!     

"Wow, bagus, bagus, Kakek, kamu harus mengalahkan Ayah dengan keras!"     

Si Kecil masih belum bisa mengalahkan ayahnya dan ia hampir melupakan keberadaan kakek dan neneknya.     

Ia sudah membayangkan bagaimana ayahnya akan dipukuli oleh kakek dan neneknya. Ia bahkan tersenyum lebar hingga deretan giginya terlihat.     

Jiang Tingxu tertegun. Ia segera mengulurkan tangannya untuk menutupi mulut putranya.     

Jangan mengerjai ayahmu lagi, mengerti?     

Untuk sementara waktu, si Kecil yang mulutnya ditutup oleh ibunya harus berhenti berbicara dengan terpaksa. Bagaimanapun, apa yang ingin ia katakan telah ia ungkapkan barusan.     

Ayah dan Ibu Mo bahkan lebih bersemangat ketika mereka mendengar bahwa cucu kecil mereka sangat mendukung.     

Mau tak mau mereka pun berpikir bahwa Mo Boyuan memperlakukan si Kecil dengan buruk saat mereka tidak ada di sana.     

Bocah nakal itu bukanlah tipe orang yang mempunyai temperamen tenang sejak ia masih kecil. Sangat mungkin cucu kecilku dipukuli olehnya!     

Memikirkan hal ini, pasangan tua itu tidak sabar untuk memukuli putra sulungnya.     

"Ning Ning, beri tahu Nenek, apakah Ayah sering memperlakukanmu dengan buruk?"     

Eh? Dengan buruk? Setiap saat begitu!     

Selalu saja melarangku mencium Jiang tingxu, sebelumnya juga tidak mengizinkan aku tidur dengan Jiang Tingxu, sungguh keterlaluan!     

Si Kecil pun mengangguk dengan mantap sebagai jawaban.     

Ibu Mo terkejut, "Bocah nakal Mo Boyuan itu apa sudah merindukan rasanya dipukuli? Apakah kulitnya benar-benar gatal?"     

Jiang Tingxu hanya bisa menghela napas. Ia tidak tahu harus berkata apa untuk sesaat, jadi ia hanya bisa diam-diam berdoa di dalam hatinya untuk Mo Boyuan.     

Setelah kritik terus berjatuhan, raut wajah Ibu Mo perlahan menjadi lebih baik. Ayah Mo menarik napas lega dan bertanya, "Tingxu, apa kamu ada shift malam hari ini?"     

"Ya, Ayah."     

"Masih ada waktu. Pergi istirahatlah."     

Jiang Tingxu mengangguk. Tapi Ibu Mo tiba-tiba berkata, "Tingxu, jangan khawatir tentang Boyuan, aku yang melahirkannya. Ibu tahu perasaannya dengan baik. Dia tidak akan main-main di luaran sana."     

Walaupun sangat ingin memukul putranya, Ibu Mo tetap mengatakan hal baik dari putranya.     

Mo Boyuan benar-benar bukan orang seperti itu. Jiang Tingxu sudah tahu hal ini di dalam hatinya.     

"Bu, aku tahu."     

"Dan juga Nona Shen, usahakan kamu tidak bertemu dengannya. Jangan pernah bertemu satu sama lain."     

Ibu Mo tidak pernah memiliki kesan baik terhadap Shen Peiyi, terutama sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.