Menjadi Istri Sang Bintang Film

Diinterupsi oleh Lu Yanlan



Diinterupsi oleh Lu Yanlan

0Setelah Lu Yanlan pergi, Wang Weizhi yang sedari tadi diam hanya melirik asisten sutradara di sampingnya, "Apakah dia menyinggungmu?"     
0

Asisten sutradara segera menyangkalnya, "Itu tidak benar. Ratu Film Lu selalu bersikap baik kepada kami, tapi akhir-akhir ini dia memaksa mendekatkan diri dan tentu kamu juga tidak akan bisa menolaknya. Bukankah seharusnya panik jika ada di posisi itu?"     

Wang Weizhi sedikit menyunggingkan senyuman, "Jangan terlalu berlebihan. Orang di belakang Lu Yanlan itu bukan orang sederhana."     

Wang Weizhi menyetujui penerimaan Lu Yanlan untuk masuk ke dalam tim, jadi ia pasti tahu orang-orang di belakang Lu Yanlan.     

Sedangkan, asisten sutradara merupakan mitra Wan Weizhi selama bertahun-tahun. Hubungan keduanya secara tidak langsung menjadi sangat kuat, jadi wajar jika keduanya saling mengingatkan.     

Asisten sutradara itu juga bukan orang bodoh. Mereka adalah orang-orang lama yang telah berada di dunia hiburan selama bertahun-tahun. Begitu Wang Weizhi mengatakan itu, asisten sutradara mendengus dan menganggukkan kepalanya, "Baiklah."     

Zhou Xian turun perlahan setelah melihat Lu Yanlan duduk di mejanya.     

Begitu Wang Weizhi dan asisten sutradara melihat seseorang turun, mereka melambai dengan cepat, "Xiao Zhou, kemarilah."     

Zhou Xian pun mendekat, "Sutradara Wang, asisten sutradara, ada apa memanggilku?"     

Wang Weizhi berhenti mengutak-atik berkas dan bertanya, "Di mana Boyuan?"     

"Oh, Kakak Mo sedang menelepon. Kemungkinan sebentar lagi segera turun..."     

Zhou Xian baru mengatakan ini, sosok Mo Boyuan telah muncul di lantai bawah. Di layar ponselnya, sebuah pesan akhirnya berhasil terkirim.     

"Jangan khawatir tentang apa pun, ada aku di sampingmu!"     

Orang yang menerima pesan itu adalah istrinya.     

Mo Boyuan baru saja berbicara dengan Kakek Mo. Awalnya ia ingin mencari Dai Muling, ibunya. Tanpa diduga, pasangan tua itu tidak ada di sana. Keduanya sedang pergi ke pesta yang diadakan seorang teman sejak tadi malam.     

Kakek Mo memanglah seseorang yang pernah mengalami badai besar dalam hidupnya.     

Kakek dan cucu itu memiliki ide yang hampir sama. Mereka berdua sudah membuat sebuah keputusan. Mereka akan mengizinkan keluarga Jun datang mengunjungi keluarga Mo dan tidak akan menghalangi.     

Keluarga Mo bukan keluarga pelit. Selain itu, Nyonya Jun memanglah ibu kandung Jiang Tingxu.     

Pada titik ini, tentu keluarga Mo tidak mungkin menolaknya datang.     

Jika sampai menolak, mereka akan berpikir bahwa sesuatu yang kotor tersembunyi di keluarga Mo hingga tidak mengizinkan siapa pun melihatnya.     

Karena kakeknya sudah tahu, Mo Boyuan merasa lega untuk saat ini.     

Selama beberapa saat, ia harus tinggal di sudut gunung ini. Di luar sana, akan ada banyak hal yang tidak nyaman akan dihadapi istrinya.     

Lebih baik memberikan tanggung jawab ini kepada kakeknya sendiri daripada orang lain!     

"Guru, asisten sutradara."     

Di antara semua murid Wang Weizhi, Mo Boyuan adalah murid yang bisa membuatnya senang.     

"Masih ada setengah jam lagi. Cepat makan," ucap Wang Weizhi.     

"Ya."     

Asisten sutradara secara pribadi mengantar Mo Boyuan, "Boyuan, apakah ada makanan yang tidak kamu sukai? Aku akan menyuruh mereka mencatatnya nanti."     

"Tidak ada."     

Bahkan seorang wanita yang bertugas membagikan makanan terus memasukkan nasi ke piring Mo Boyuan, tapi ia tidak melarang sama sekali.     

Mo Boyuan melihat makanan di sekitarnya, lalu melihat Zhou Xian melambai dengan panik, "Kakak Mo, di sini, di sini!"     

Mo Boyuan pergi menghampirinya. Zhou Xian pun buru-buru menggeser pantatnya dan duduk meja sebelah untuk berkerumun dengan yang lain. Ia tidak mungkin membiarkan Mo Boyuan duduk di tengah orang banyak. Hal itu tidak mungkin ada di pikiran Zhou Xian.     

Namun, ketika Mo Boyuan berjalan, Lu Yanlan yang berada di meja depan tiba-tiba menyela.     

"Boyuan, di sini kosong. Duduk di sini saja."     

Jika pada waktu biasa, Mo Boyuan hanya akan meliriknya. Tapi sekarang saat ia tiba-tiba memikirkan sesuatu, ia benar-benar duduk di meja Lu Yanlan dan keduanya duduk berhadap-hadapan.     

Wajah Lu Yanlan penuh dengan kegembiraan yang tak terkendali, terlebih lagi ia harus menahannya dengan kuat hingga wajahnya memerah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.