Menjadi Istri Sang Bintang Film

Aku Sangat Khawatir



Aku Sangat Khawatir

0Tanpa diduga, ketika Mo Boyuan kembali, Zhou Xian masih menunggu di kamar dan belum tidur.     
0

Pria itu sedang duduk di samping tempat tidur. Begitu melihatnya, Mo Boyuan tentu terkejut dan bertanya, "Kenapa kamu masih di sini?"     

"Kak Mo, kamu akhirnya kembali. Aku sangat mengkhawatirkanmu!"     

Wow! Apa-apaan ini?     

Zhou Xian sudah menunggu terlalu lama dengan mengantuk, lelah, dan khawatir. Begitu melihat orang yang ia tunggu sudah kembali, tentu semua yang ia rasakan menguap begitu saja.     

Mo Boyuan berdiri beberapa langkah dari Zhou Xian, "Apa yang perlu dikhawatirkan? Aku hanya pergi ke komite desa. Hari sudah hampir pagi, cepat kembali ke kamar sana."     

Di desa yang jauh di atas gunung ini sinar matahari mulai terlihat agak terang.     

Kalau melihat daerah perkotaan, mungkin saat ini hari sudah lebih cerah dan mulai sibuk.     

Lagi pula, ini hampir jam tujuh.     

Hanya saja di pegunungan, terasa seperti gelap lebih awal dan terang lebih lambat dibandingkan dengan di kota.     

Oleh karena itu, banyak keluarga di desa yang terbiasa makan hanya dua kali sehari.     

Zhou Xian benar-benar tidak tahan lagi. Ketika ia bangun, ia goyah dan hampir bisa tidur sambil berjalan.     

Setelah Zhou Xian pergi, Mo Boyuan menerima baskom berisi air dingin, lalu mengganti pakaiannya yang basah dan mulai menyeka tubuhnya.     

Sebenarnya ia terpaksa mandi dengan kondisi tubuhnya yang sedang menggigil karena di sini tidak ada air hangat.     

Lagi pula, semua orang belum bangun, jadi tidak ada yang merebus air.     

Setelah menyeka tubuhnya, Mo Boyuan terburu-buru mengambil handuk kering dan membungkus tubuhnya dengan beberapa lapisan handuk sebelum berbaring di tempat tidur kecil yang hanya cukup untuk satu orang.     

Ia hanya punya waktu tidur paling lama dua jam.     

Untungnya, meskipun Mo Boyuan adalah pangeran tertua keluarga Mo, ia telah dilatih menghadapi situasi sulit sejak kecil.     

Dua jam sudah cukup untuk membuat Mo Boyuan tertidur lelap dengan cepat.     

Orang yang tidur delapan jam setiap malam mungkin saja tidur mereka penuh dengan mimpi. Belum tentu tidur mereka sebaik tidur singkat selama beberapa jam.     

Kualitas adalah kuncinya!     

Pukul sembilan pagi, matahari sudah bersinar dengan cerah di desa. Karena hujan tadi malam, udara pagi di desa terasa sangat segar. Begitu menghirup udara bisa menghirup aroma tanah. Rasanya benar-benar nyaman.     

Matahari sudah tinggi dan para kru sudah sibuk. Beberapa pot nasi sudah disiapkan dan wangi khas nasi mengepul ke udara.     

Mo Boyuan terbangun oleh aroma ini. Begitu ia membuka matanya, perutnya langsung keroncongan.     

Ia pun duduk, lalu mengulurkan tangan untuk memijat pelipisnya. Ketika ia benar-benar sudah terjaga, ia pun bangun dari tempat tidur.     

Zhou Xian juga mengetuk pintu saat ini, "Kakak Mo, kamu sudah bangun?"     

Mo Boyuan melangkah maju untuk membuka pintu dan melihat Zhou Xian masuk dengan perlengkapan mandi baru, "Kakak Mo, aku sudah menyiapkan ini sebelumnya. Aku tahu kamu tidak akan terbiasa dengan hal-hal kasar di luar."     

Kepekaan Zhou Xian inilah yang menjadikannya asisten Mo Boyuan selama beberapa tahun.     

Perlu diketahui, sebelum Zhou Xian muncul, asisten yang bertahan paling lama bersama Mo Boyuan hanya selama setengah tahun. Beberapa orang lainnya tidak tahan dan langsung berhenti setelah tiga sampai empat bulan.     

Ini adalah masalah ketahanan diri.     

Jika sudah bertekad menjadi asisten dan mendapat gaji, bukankah seharusnya mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan asisten?     

Setelah Mo Boyuan mengambilnya, ia pergi ke kamar mandi. Sepuluh menit kemudian, ia baru kembali.     

Mo Boyuan mengeluarkan ponsel dari dalam laci karena memang sudah terbiasa membuka ponsel. Ia baru teringat bahwa sinyal di sini sangat lemah.     

Ia buru-buru memberi isyarat kepada Zhou Xian untuk keluar, lalu ia mulai menghubungi seseorang.     

"Kakak Mo, sarapan sudah siap di luar. Cepat keluar dan makan!"     

Setelah Zhou Xian selesai berbicara, ia melangkah mundur sambil melihat Mo Boyuan dengan heran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.