Menjadi Istri Sang Bintang Film

Istri Diganggu



Istri Diganggu

0Jiang Tingxu pun mulai menggosok tangannya supaya tidak lagi terasa pegal dan kaku.     
0

Setelah menggosoknya beberapa kali, rasanya memang jauh lebih baik.     

Sayangnya, setelah tangannya jauh lebih baik dan merasa sedikit lega, terdengar keributan lain di koridor luar.     

Ternyata seorang petugas kebersihan yang baru masuk kerja ditabrak taksi. Tampaknya lukanya tidak terlalu serius.     

Petugas kebersihan masih sadar dan bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Cedera yang terlihat hanyalah luka kulit di wajah, lengan, dan kakinya.     

"Xiaobai, bersihkan luka Paman ini, beri tahu departemen radiologi dan segera lakukan pemeriksaan CT."     

"Baik, Dokter Jiang."     

Cedera dan trauma dari kecelakaan mobil bukanlah hal yang paling ditakuti oleh dokter, melainkan cedera otak atau cedera visceral pasien.     

Karena itu, walaupun kondisi pasien terlihat baik, pemeriksaan menyeluruh tetap harus dilakukan.     

Dokter tidak mungkin bisa melihat luka dalam pasien hanya dengan mata telanjang.     

Paman pekerja kebersihan didorong ke ruang debridement. Baru saat itulah Jiang Tingxu menyadari bahwa ponsel di sakunya berdering. Ketika ia mengeluarkannya, ia melihat yang menghubunginya adalah nomor luar kota yang tidak dikenalnya. Terlebih lagi nomor itu sudah menghubunginya sebanyak tiga kali.     

Jiang Tingxu memutuskan untuk mengangkatnya, lalu menjawab dengan sopan, "Halo."     

Pria di telepon itu mendengar suara istrinya yang sudah sangat dikenalinya. "Ini aku."     

"Mo Boyuan?"     

"Ya, aku sudah sampai di lokasi syuting."     

Mendengarkan laporan pria itu, Jiang Tingxu terbatuk, "Kamu sudah sampai? Baguslah kalau begitu. Ini masih pagi, lebih baik tidur saja lagi."     

Lagi pula, Jiang Tingxu sendiri sangat ingin tidur sekarang. Sayangnya, keadaan tidak memungkinkan.     

Akibatnya, masih ada beberapa orang yang belum tidur di jam seperti sekarang. Karena bagi staf medis, waktu tidur adalah yang paling berharga.     

Seperti kalimat di internet yang populer saat ini, kekeringan bisa mati, tenggelam juga mati.     

Meskipun Mo Boyuan tidak bisa melihat ekspresi Jiang Tingxu saat ini, ia bisa menebaknya, "Kudengar Nyonya Jun itu mencarimu?"     

Jiang Tingxu benar-benar tidak menyangka bahwa pria ini, yang jelas-jelas berada di luar provinsi, dapat mengetahui dengan cepat tentang apa yang terjadi sore tadi.     

"Siapa yang memberitahumu?"     

"Lu Yanlan."     

Jiang Tingxu hampir lupa bahwa Lu Yanlan juga ada dalam kru film Mo Boyuan. Jadi, mereka sempat mengobrol?     

Mo Boyuan kembali bicara, "Buat apa Nyonya Jun mencarimu? Apa dia menggertakmu?"     

"Tidak, bukan masalah besar. Kamu cepat tidur sana."     

Jiang Tingxu tidak ingin menyebutkan apa yang terjadi sore tadi, ia juga tidak ingin menyebutkan tentang Nyonya Jun.     

Namun, pria itu tidak mau menuruti ucapan istrinya.     

"Katakan padaku, apa yang dia lakukan padamu? Sayang, kamu perlu tahu satu hal. Jika kamu tidak mengatakannya sekali pun, suamimu ini masih bisa mencari tahu dengan cara lain!"     

Ucapan Mo Boyuan ini tidak hanya membual, karena ia adalah orang berkuasa yang mampu melakukan segala sesuatu dengan segala cara.     

"Apa Nyonya Jun tidak bicara ingin mengunjungi keluarga Mo?"     

Begitu kalimat itu keluar, Jiang Tingxu langsung tersedak air liurnya sendiri. Jadi, bahkan yang satu ini pun tahu, apa lagi yang tidak bisa Mo Boyuan ketahui?     

Terus terang saja, apakah aku masih perlu memberitahunya lagi?     

Apa yang dipikirkan Jiang Tingxu tentu merupakan kesalahan!     

Mo Boyuan benar-benar tidak tahu detail lainnya, sebab Lu Yanlan hanya mengatakan sampai di situ.     

Jiang Tingxu mengerutkan kening, "Kalau kamu sudah tahu, lalu apa lagi yang harus aku katakan?"     

Mendengar ucapan istrinya ini, tentu Mo Boyuan sudah merencanakan hal lain.     

Apalagi mendengarkan nada bicara Jiang Tingxu yang mengandung sedikit penderitaan di dalamnya. Jadi, apakah istriku benar-benar diganggu?     

Nyonya Jun, ya? Haha, bagus!     

Mo Boyuan ingin terus bertanya, tetapi ia menelan kembali ucapannya.     

Ia merasa istrinya tidak perlu mengingat kembali kejadian yang ia alami dengan Nyonya Jun. Ia berencana untuk bertanya kepada Lu Yanlan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.