Menjadi Istri Sang Bintang Film

Salah Meminum Desinfektan 84



Salah Meminum Desinfektan 84

0Zhou Xian pun berpikir bahwa semua orang tidak akan memilih pergi, tapi tidak dengan Mo Boyuan!     
0

Benar saja, Mo Boyuan pun mengambil payungnya, "Aku akan pergi keluar."     

Kepala Zhou Xian langsung berdengung saat mendengarnya, "Ini sudah larut malam, Kakak Mo. Kamu mau pergi ke mana?"     

Selain itu, di luar masih hujan yang bahkan lebih lebat daripada saat sampai di sini tadi.     

"Aku akan pergi ke komite desa. Kamu istirahatlah dulu."     

Sebenarnya ada hal besar apa hingga membuat Kakak Mo buru-buru pergi?     

Zhou Xian tidak berani bertanya terlalu banyak tentang urusan pribadi Mo Boyuan. Ia mengeluarkan jas hujan baru dari koper dan menyerahkan kepadanya, "Kakak Mo, lebih nyaman memakai ini daripada payung."     

Apa yang dikatakan Zhou Xian memang benar. Di lingkungan dengan kondisi geografis seperti ini, jas hujan jauh lebih praktis daripada payung.     

Selain itu, menggunakan payung juga meningkatkan kecerobohan yang berakibat kecelakaan.     

Mo Boyuan tentu tidak akan menolak. Setelah mengambil jas hujan itu, ia mengangguk dan berbalik untuk pergi.     

Di seluruh gedung, hanya orang-orang internal yang tahu bahwa Mo Boyuan keluar. Hanya Zhou Xian yang merupakan asisten, sisanya adalah asisten sutradara.     

Lagi pula, tidak mungkin orang penting seperti Mo Boyuan pergi keluar tanpa melapor.     

Ini bukan daerah perkotaan, melainkan daerah gunung yang sangat terpencil.     

Jika benar-benar terjadi sesuatu yang tidak terduga, maka pasti ada yang harus bertanggung jawab.     

Setelah Mo Boyuan keluar, ia melihat hujan yang turun sangat deras.     

Sebelumnya, hanya tetesan air hujan seukuran kacang yang muncul di atap, tetapi sekarang menjadi hujan badai.     

Tiba-tiba, cahaya yang kuat melintas di langit dan seluruh desa begitu terang seolah-olah langit sedang robek.     

Petir dan guntur selalu saling melengkapi. Benar saja, setelah kilat muncul, terdengar suara gemuruh yang memekikkan dan menggetarkan jiwa. Semua orang terkejut dan jantung mereka melompat dengan cepat.     

Mo Boyuan mengenakan jas hujan yang diberikan oleh Zhou Xian, ia bergegas menerjang hujan badai tanpa ragu-ragu.     

Jalan yang ia lalui semakin tidak rata karena seluruhnya berlumpur dan menjadi sangat licin saat tergenang.     

Namun, pria itu tidak menyerah dan tetap bersikeras.     

Di malam yang gelap, pria itu berjalan sendirian di jalan pegunungan yang sangat terjal. Telapak kakinya bisa saja tergelincir setiap saat.     

Entah apakah memang rencana Tuhan, hujan badai yang mengguyur tak kunjung berhenti. Dari saat Mo Boyuan keluar hingga saat Mo Boyuan sudah berdiri di luar gerbang rumah komite desa, hujan tiba-tiba berhenti.     

Waktu tempuhnya hampir tiga jam. Meski sudah memakai jas hujan, ia masih basah kuyup.     

Sebelumnya Zhou Xian berkata sekitar dua jam untuk mencapai komite desa, tapi itu bagi penduduk desa yang sudah akrab dengan medan pegunungan. Sedangkan, Mo Boyuan butuh waktu lebih hingga mundur menjadi tiga jam.     

Untungnya, akhirnya ia sampai juga.     

...     

Pada saat yang sama, di Departemen Gawat Darurat Rumah Sakit Pertama Yuncheng Jiang Tingxu sangat sibuk tidak seperti biasanya. Ia bahkan hampir tidak punya waktu untuk sekedar minum air.      

Butuh lebih dari tiga hingga empat jam untuk mengoperasi Gu Yueshu dan masih sibuk hingga sekarang.     

Setelah melakukan operasi, ia hanya bersantai selama beberapa menit dan harus mengerjakan pekerjaannya kembali.     

Seorang pasien salah meminum setengah botol desinfektan 84. Sungguh Jiang Tingxu tidak paham dengan apa yang dipikirkan orang ini!     

Apakah pasien tidak merasakan bau aneh setelah meminumnya seteguk saja? Ia baru merasa ada yang aneh setelah minum setengah botol!     

Ada satu lagi yang alergi udang karang. Jika tidak dibawa ke rumah sakit tepat waktu, maka nyawanya tidak bisa diselamatkan lagi.     

Jangankan anggota keluarga, para dokter juga sangat panik saat memberikan pertolongan pertama, .     

Setelah itu, Jiang Tingxu juga menangani dua pasien demam. Semua pun sudah selesai ditangani. Begitu melihat jam, ternyata sudah pukul lima pagi!     

Jiang Tingxu akhirnya merasa kedua lengannya pegal dan kaku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.