Menjadi Istri Sang Bintang Film

Akhirnya Datang Juga



Akhirnya Datang Juga

0Di dalam lubuk hati Mo Boyuan merasa sangat kesal. Sesibuk apa istriku? Apa ada operasi?     
0

Tidak ada yang menjawab telepon sejak ia turun dari pesawat. Sekarang sudah setengah jam berlalu, tetapi tetap saja tidak ada yang menjawab!     

Mo Boyuan bukan orang yang sabar, ia tidak pernah mengenal kata sabar!     

Jadi, kini ia merasa sangat kesal. Saat melihat tidak ada yang menjawab, ia mau tidak mau menarik penutup mata dan tidur.     

Di bus, semua orang hanya berani berbicara dengan suara rendah. Beberapa sedang bermain dengan ponsel dan beberapa sedang tidur.     

Awalnya jalanan dari bandara masih sangat mulus. Namun setelah beberapa saat, bus mulai berguncang dan bergelombang.     

Semua orang yang tidur pun tersentak bangun, "Hei, ada apa? Kenapa jalannya jadi bergelombang?"     

Asisten sutradara membunyikan speaker lagi, "Diam, jangan berisik. Jalannya memang tidak rata, kalian tetap duduk saja dengan tenang."     

Bukan hanya jalan yang tidak rata, seseorang yang menyingkap tirai hampir saja terkejut melihat jalan yang mereka lalui.     

Anak muda yang lahir dan besar di kota-kota besar sejak kecil belum pernah melihat jalan yang penuh lumpur kuning. Sekilas, bahkan penuh dengan lubang!     

Ada banyak lubang mulai dari yang besar hingga kecil dan tidak hentinya bergelombang. Tidak heran busnya berguncang.     

Saat asisten sutradara melihat tingkah para pemuda ini, ia tidak tahan untuk tidak tersenyum, "Sudah, sudah. Ini baru permulaan. Aku sudah mewanti-wanti sebelumnya."     

Semua orang tiba-tiba saling pandang, lalu menundukkan kepala. Jadi, ini masih permulaan, ya.     

Asisten sutradara meletakkan speakernya dan mengobrol dengan Wang Weizhi, "Anak-anak kecil ini tidak pernah menderita!" ujarnya.     

Wang Weizhi mengangguk setuju, "Ya, tidak seperti kita waktu itu, bahkan lebih sulit dari ini."     

"Hah, zaman sudah berbeda."     

"Benar juga."     

Dari awal hingga akhir, Mo Boyuan tidak bergerak, karena ia mengenakan penutup mata, tentu tidak ada yang mengetahui ia sedang tidur atau tidak. Juga tidak ada orang yang berani mengganggunya.     

Tetapi melihat bahwa Mo Boyuan begitu tenang, sekelompok aktor muda pemula yang duduk di belakang tidak berani mengatakan apa-apa lagi.     

Ingin mengeluh? Tentu mereka tidak berani. Apa mereka ingin karir mereka tamat jika berani mengeluh kepada para senior di barisan depan?     

Bahkan Zhou Xian merasa sangat tidak nyaman saat bus berguncang, ia merasa mabuk dan mual.     

Tetapi saat melihat Mo Boyuan yang seperti ini, ia menahan rasa ingin muntahnya.     

Bus benar-benar melaju selama dua jam sebelum akhirnya berhenti.     

Semua orang di dalam bus merasa sudah bukan diri mereka lagi.     

Ketika turun dari bus, mereka merasa pusing dengan kaki seolah kehilangan tulang.     

Asisten sutradara membuang air di dalam botol yang masih setengah, kemudian mengambil air jernih dari parit di sebelahnya dan mencuci wajahnya. Akhirnya, akal sehatnya pun kembali. "Perhatikan semuanya, jalan saja di sepanjang jalan ini. Jangan sampai kehilangan kesadaran!"     

Hah, tidak mudah untuk membangkitkan kesadaran di saat kondisi seperti ini. Para pemuda ini akhirnya meniru tindakan asisten sutradara barusan. Mereka membasuh muka dengan air parit yang begitu bersih.     

Air alami di parit yang begitu dingin ini mampu memulihkan kesadaran mereka dengan signifikan.     

Airnya benar-benar jernih karena lingkungan pegunungan yang masih asri, tidak bisa dibandingkan sedikit pun dengan kota!     

Air di parit pun bisa langsung diambil dan diminum.     

Namun, kelompok artis wanita masih tidak bergerak. Mereka lebih suka mencubit diri sendiri daripada menggunakan air di parit ini untuk menyegarkan kesadaran mereka.     

Setelah itu, kelompok ini berjalan di sepanjang jalan setapak. Tidak lama setelah berjalan, mereka melihat tanah terbuka yang baru ditambang dan telah mendirikan banyak tenda.     

"Sutradara Wang, kamu akhirnya datang juga!" Para perencana pun bergegas menyambut mereka.     

Wang Weizhi mengangguk, "Bagaimana persiapan semuanya?"     

"Semuanya sudah siap!"     

"Oke, kerja bagus!"     

"Memang seharusnya begitu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.