Menjadi Istri Sang Bintang Film

Xiao Ning Ning Mengigau



Xiao Ning Ning Mengigau

0"Cukup banyak, tetapi saat ini, Gunung Nanfu cukup bagus. Di sana memiliki pemandangan yang indah dan suhu yang pas. Ada juga Kuil Tao dengan dupa berusia ratusan tahun. Bisa tinggal di sana selama beberapa hari. Kudengar ada pemandian air panas di hotel-hotel di sana."     
0

Itu akan menjadi tempat yang bagus untuk bersantai jika memang seperti yang dikatakan asistennya itu.     

"Pesankan dua tiket untukku."     

"Kak Yan, kamu mau pergi ke sana?"     

Gu Yanzhi hanya melirik asistennya, "Tentu saja, kenapa tidak?"     

Asisten itu berdeham, "Hmm, dengan siapa Kakak Yan pergi?"     

Jika dengan pacar ke sana, maka harus dipersiapkan dengan baik. Tapi, jelas-jelas asisten ini berpikir terlalu jauh.     

"Ibuku!"     

Kemudian hanya terdengar serangkaian batuk tersedak dari asistennya.     

...     

Hari berikutnya, sepasang ibu dan anak sedang tidur nyenyak ketika mereka mendengar seseorang berbicara di ruang tamu.     

Jiang Tingxu membuka matanya. Si Kecil yang berada di pelukannya juga menggerakkan tubuh dan membuka matanya, berpikir bahwa dirinya masih dalam mimpi, "Ibu."     

Jiang Tingxu yang sedang berusaha keras untuk duduk tercengang ketika mendengar panggilan ibu yang lembut dari putranya.     

"Ning Ning?" Jiang Tingxu tidak yakin apakah yang baru saja ia dengar adalah halusinasi pendengarannya atau bukan.     

Pada saat ini, si Kecil yang masih mengantuk itu terus memanggil, "Ibu~"     

Jiang Tingxu bingung. Namun raut wajahnya penuh kegembiraan, "Sayang, Ibu ada di sini."      

Ia mengusap wajah bingung putranya dan mencium keningnya.     

Tunggu, bukankah putraku tadi malam juga memanggilku ibu? Sepertinya memang sungguhan? Jadi, Ning Ning akhirnya memaafkanku?     

Namun, si Kecil yang akhirnya terbangun sepenuhnya dari tidurnya sambil mengerutkan kening melihat ekspresi aneh ibunya, "Jiang Tingxu, apa yang kamu lakukan?"     

Rupanya itu hanya sebuah igauan dalam tidur. Si Kecil juga sedang tidak mabuk sekarang.     

Setelah menunggu beberapa saat tidak ada jawaban, si Kecil membuat suara lagi, "Jiang Tingxu?"     

Sekarang sudah terkonfirmasi sepenuhnya bahwa anak ini hanya mengigau. Padahal barusan memanggil Jiang Tingxu dengan sebutan ibu dengan lembut dan penuh kasih.Tidak lama kemudian kembali memanggil Jiang Tingxu!     

"Ini masih pagi. Mau tidur lagi?"     

Si Kecil menggelengkan kepalanya.     

"Baiklah, kalau begitu ayo bangun!"     

"Hm!"     

Ibu dan anak itu keluar dari kamar setelah berganti pakaian. Mereka melihat meja makan dipenuhi dengan sarapan yang masih mengepulkan asap. Pada saat ini, Mo Boyuan berdiri di samping dengan piyamanya.     

"Paman Jin baru saja mengirimnya ke sini." Ia berbicara perlahan dan menjelaskan. Sepertinya suara yang baru saja terdengar di ruangan itu adalah Paman Jin.     

"Nak, cuci muka dan gosok gigi dengan ibumu dulu."     

Perut si Kecil keroncongan beberapa kali dan ia enggan untuk pergi.     

...     

Di kamar mandi, si Kecil menyikat giginya dengan lembut dengan bantuan ibunya, sementara Jiang Tingxu berkata, "Nak, kamu selesai sekolah jam dua belas siang. Apakah kamu ada kelas jam dua?"     

Si Kecil menyikat giginya sambil mengangguk dua kali.     

"Oke, kalau begitu jangan makan siang di sekolah, Ibu akan menjemputmu. Bagaimana kalau kita pergi ke rumah Nenek Wen untuk makan siang baru kemudian mengantarmu ke sekolah?"     

Si Kecil tentu saja tidak keberatan, justri ia merasa sangat senang.     

Si kecil dengan gembira menyikat gigi dan ada busa pasta gigi di mana-mana. Jiang Tingxu berkata dengan tidak berdaya, "Oke, oke, gosok gigimu dengan benar dan berhenti bergerak-gerak."     

Sekitar lima atau enam menit kemudian, ibu dan anak itu keluar dari kamar mandi.     

Mo Boyuan sudah menunggu dengan secangkir kopi kental.     

Pagi ini, ia minum kopi yang begitu kuat. Jiang Tingxu yang melihatnya pun cemberut, tetapi sulit untuk mengatakan apa pun.     

Lagi pula Mo Boyuan bukanlah anak kecil, jadi tidak perlu diberi tahu sepanjang waktu. Ia bisa meminum apa saja yang disuka.     

Matanya beralih ke si Kecil di samping kakinya, "Ning Ning, ayo sarapan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.