Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ternyata Sang Pangeran Begitu Ketakutan



Ternyata Sang Pangeran Begitu Ketakutan

0Apakah cucu orang terkaya dari Xiangcheng menyukai situasi seperti ini?     
0

Tapi mereka bertiga jelas sudah terbiasa dengan tatapan lapar dari para wanita ini.     

"Ayah!"     

Begitu mendengar suara putranya, Mo Boyuan segera menoleh ke arah datangnya suara.     

Si Kecil berlari dengan dua kaki pendeknya, tetapi ketika ia sudah hendak sampai ke tempat ayahnya berdiri, kakinya tiba-tiba berbunyi 'kluk', dan ia jatuh tertelungkup ke lantai.     

Semua orang yang melihat adegan ini menahan napas, tak terkecuali Tan Yiming dan Tang Wei.     

Mo Boyuan buru-buru menghampiri dan menangkap si Kecil. Rasa gugup dan khawatir yang tak pernah keluar melintas di matanya.     

"Mo Zhining, tidak bisakah kamu berjalan dengan baik?"      

Apakah anak ini tidak paham apa yang akan terjadi jika ia terjatuh?     

Bukan masalah apa, tetapi jika sampai membuat istriku tertekan saat melihat si Kecil jatuh, semua akan menjadi sulit!     

Sebenarnya yang dipedulikan Mo Boyuan bukanlah apakah putranya akan jatuh, tetapi ia takut istrinya akan sedih jika melihat keadaan si Kecil saat itu!     

Ya Tuhan... anak ini, mungkin ia memang benar-benar terjatuh dan tidak dibuat-buat!     

Padahal si Kecil memang jatuh secara tidak sengaja.     

Mo Boyuan tidak pernah merencanakan untuk memiliki anak secepat ini, tetapi siapa yang tahu bahwa rencananya tidak sesuai dengan kenyataan? Karena sudah ada si Kecil, hanya ada pilihan untuk mempertahankannya.     

Jelas bahwa bocah nakal ini dilahirkan untuk melawan dirinya.     

Baik Tan Yiming maupun Tang Wei tidak tahan lagi melihat itu, "Ehem, Kakak Kedua, jangan lakukan ini. Kamu telah menakuti Ning Ning."     

"Ya, benar. Kakak Kedua, Ning Ning masih kecil. Kamu bisa memberitahunya baik-baik."     

Si Kecil menggosok-gosok hidungnya, tapi tidak menangis. Ia melepaskan tangannya yang memegang kaki Mo Boyuan dan melihat ke atas, "Ayah~" Nada bicaranya terdengar begitu sedih.     

Bagaimanapun anak ini adalah anak kandungnya, Mo Boyuan juga tidak benar-benar marah. Ia pun segera mengulurkan tangannya untuk menggendong putranya. Tiba-tiba, sebuah suara datang dari kejauhan, "Mo Boyuan, apakah kamu sedang meneriaki anakku lagi?"     

"Jiang Tingxu?"     

Si Kecil terkejut, tetapi responnya cepat. Ia meninggalkan ayahnya dan beralih ke ibunya.     

"Jiang Tingxu, kenapa kamu di sini? Apakah kamu tidak bekerja?" Si Kecil tetap tidak lupa untuk bertanya.     

Sambil menggendong putranya, Jiang Tingxu tertawa, "Ya, karena aku merindukan Ning Ning!"     

Tiba-tiba, si Kecil merasa malu dan menundukkan kepalanya di pundak ibunya.     

Tiada anak lain yang begitu pemalu seperti si Kecil.     

Setelah Mo Boyuan terkejut, ia mendatangi ibu dan anak itu, "Istriku, kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya? Aku bisa menjemputmu."     

Jiang Tingxu menghela napas melihat pria di depannya, "Lebih baik jawab dulu, kenapa kamu meneriaki putraku begitu aku datang?"     

Ketika si Kecil mendengar kata-kata ibunya, ia mengangkat kepalanya dan menatap mata ayahnya dengan tatapan penuh kemenangan.     

Lihatlah, Ibu paling cinta Ning Ning, aku tidak suka Ayah!     

Bagaimana mungkin Mo Boyuan tidak mengerti makna dari raut wajah putranya? Seketika hatinya menjadi dingin.     

Mo Boyuan baru saja akan membuka mulutnya lagi, tetapi nada bicaranya berbeda, "Istriku, aku tidak meneriakinya. Sungguh, kalau tidak percaya tanyakan saja pada Tan Yiming atau Tang Wei."     

"Maksudmu aku salah lihat?"     

"Bukan begitu!"     

Tentu saja tidak ada yang salah dengan istrinya. Sama sekali tidak ada keraguan tentang itu.     

"Lalu apa yang masih kamu perdebatkan?"     

Mo Boyuan menghela napas. Setelah itu matanya penuh senyuman, "Yah, bukan maksudku ingin berdebat denganmu. Tadi bocah bau ini hampir jatuh karena dia tidak berjalan dengan baik. Aku hanya menasihati dia."     

Tan Yiming dan Tang Wei yang berada di dekat mereka tidak bisa menahan tawa ketika mereka mendengar kata-kata Mo Boyuan. Tang Wei bahkan langsung tertawa.     

Mereka tidak pernah membayangkan ini sebelumnya. Pangeran Agung ini ternyata ketakutan di depan Sang Permaisuri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.