Menjadi Istri Sang Bintang Film

Aku Ibunya Mo Zhining



Aku Ibunya Mo Zhining

Sekitar pukul setengah sebelas, kue sudah jadi.     

Ketika Jiang Tingxu selesai membayar tagihan, Leng Zheng sudah meletakkan semuanya di mobil.     

"Nyonya, apakah Anda akan langsung ke sekolah Tuan Muda Kecil?"     

"Ya."     

Jiang Tingxu tidak tertarik sama sekali dengan belanja atau menghabiskan waktu dengan sia-sia. Jika punya waktu, mungkin akan ia gunakan untuk beristirahat dengan baik.     

Taman kanak-kanak tidak jauh, yaitu berada di tengah kota.     

Dengan adanya Leng Zheng, satu panggilan telepon dapat menyelesaikan semua masalah. Begitu tiba, ada seorang guru yang menunggu di pintu.     

"Halo, apakah Anda Ibu Mo?"     

"Ya, benar. Saya ibunya Mo Zhining."     

"Terima kasih banyak, Ibu Mo, telah membawakan makanan untuk anak-anak di kelas kami."     

"Guru, apa sekarang sedang pelajaran?" Jika tidak, Jiang Tingxu ingin melihat anak laki-lakinya.     

Tetapi guru itu mengangguk, "Ibu Mo, sekarang mereka ada kelas aritmatika."     

Baiklah.     

Setelah mendengar putranya ada kelas, Jiang Tingxu hanya bisa menghapus keinginannya untuk melihat putranya, "Baiklah, kalau begitu saya tidak akan mengganggu. Guru, maaf merepotkan."     

Leng Zheng mengambil barang-barang dari mobil satu per satu. Kue tiga lapis cukup besar dan berat. Guru perempuan itu tidak bisa membawanya sendiri.     

Setelah itu, Leng Zheng mengambil kue dan guru perempuan mengikutinya dengan dua kantong kue dan permen.     

Karena masih ada kelas, barang-barang ini diletakkan di ruang kegiatan sebelah.     

Setelah barang-barang itu diletakkan, Leng Zheng pergi.     

Guru memanggil beberapa rekan yang tidak sedang ada kelas untuk membantu.     

Jiang Tingxu melihat Leng Zheng keluar, lalu ia bertanya dengan rasa ingin tahu, "Kamu melihat Ning Ning?"     

"Maaf Nyonya, saya tidak melihat Tuan Muda Kecil."     

"Lupakan saja." Lagi pula sore nanti ia akan bertemu si Kecil setelah ia pulang sekolah.     

"Kita pulang."     

"Baik, Nyonya."     

...     

Mobil Jiang Tingxu belum lama pergi, setelah lima menit berlalu, bel taman kanak-kanak berbunyi.     

Kelas Ning Ning sudah berakhir. Namun, ia tidak mengerti mengapa guru tiba-tiba meminta semua anak untuk pergi ke ruang kegiatan sebelah?     

Bukankah kelas selanjutnya adalah kelas Bahasa Inggris?     

Meskipun mereka bingung, apa yang dikatakan guru adalah apa yang harus dilakukan semua anak.     

Mereka berbaris dan memasuki ruang kegiatan dengan rapi.     

"Wah, ada kue!" Siswa kecil yang berjalan di depan melihat kotak kue di atas meja dengan mata tajam.     

Begitu mendengar ada kue, anak-anak di belakang tentu sangat penasaran.     

"Mana?"     

"Mana? Oh di sana, aku juga melihatnya!"     

Wali kelas bertepuk tangan pada murid-murid, "Anak-anak, diam!"     

Anak-anak yang pipinya berwarna merah muda dan bermata besar ini sungguh menggemaskan dan penurut. Seketika semua tidak ada yang bicara. Mereka hanya menatap kue besar di depan guru.     

Benar saja, anak kecil memanglah anak kecil.     

Taman kanak-kanak ini adalah satu-satunya taman kanak-kanak bangsawan di Yuncheng. Semua anak yang bersekolah di sini adalah anak orang kaya.     

Kue ini tentu tidak murah. Hanya saja, anak kecil mana mungkin bisa tahan dengan makanan yang memang diperuntukkan anak kecil?     

"Bagus sekali. Setiap anak harus duduk sesuai urutan tempat duduk. Siapa pun yang tidak duduk dan tidak diam, tidak akan mendapat kue untuk dimakan!"     

Segera, anak-anak langsung mengerti dan duduk dengan baik. Tubuh kecil mereka lebih tegak dari sebelumnya.     

"Kue hari ini dibawa oleh ibunya Mo Zhining. Ibu Mo berharap kalian bisa bergaul dengan baik dengan Mo Zhining. Apa kalian mengerti?"     

"Ya, baiklah!"     

"Baiklah, baiklah!"     

"Guru, kami akan menjaga Mo Zhining dengan baik dan tidak menggertaknya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.