Menjadi Istri Sang Bintang Film

Dibawa Pergi



Dibawa Pergi

0Mungkin karena terlalu sering mendapat suntikan akhirnya menjadi ketergantungan. Setelah tidak terkendali, kini menghasilkan rasa sakit yang hebat pada tubuhnya.     
0

Oleh karena itu, ekspresi, keadaan, reaksi, dan tindakan pasien memang merupakan manifestasi dari nyeri.     

Kapten polisi memandang Jiang Tingxu, "Kami akan segera membawanya, tolong beri dia obat penenang."     

Jiang Tingxu mengangguk, "Boleh."     

Kepala perawat bergegas keluar untuk menyiapkan obat.     

Wanita tua itu sudah menangis sesenggukan. Ia selalu dipegang oleh lelaki tua itu. Ingin mengatakan sesuatu, tapi ia telan lagi.     

"Apakah kalian berdua anggota keluarga?"     

"Ya, ya, saya ayahnya. Ini istri saya."     

"Pihak orang tua, kalian harus pergi ke kantor polisi bersama kami nanti."     

"Baiklah, baiklah."     

Pasien di ranjang rumah sakit itu masih berteriak. Situasinya lebih serius daripada ketika baru saja dikirim ke rumah sakit. Air mata, ingus, dan air liur sudah mulai mengalir keluar tak terkendali.     

"Rasanya tidak nyaman, sakit, sakit sekali. Ayah, Ibu, tolong aku, tolong aku!"     

Perlu diketahui, dolantin hanya sepersepuluh hingga sepertujuh dari efek morfin. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada mereka yang benar-benar mengisap morfin.     

Pada saat ini, kepala perawat akhirnya kembali. Dengan bantuan dua polisi, pasien dipegang dengan erat dan kepala perawat menyuntikkan obat penenang ke pasien. Meski sudah diberi obat penenang, itu tidak sepenuhnya berefek. Hanya untuk melegakan pasien saja.     

"Baiklah, bawa dia pergi. Kami akan menghubungi kalian jika ada sesuatu."     

Mereka langsung membawa pasien pergi. Kali ini, banyak pasien dan keluarga lain yang keluar sambil mengamati keadaan. Hal semacam ini bukanlah hal yang baik. Sebaiknya pasien dibawa pergi untuk menghindari masalah yang lebih pelik. Lagi pula, pasien itu adalah pecandu narkoba.     

Jiang Tingxu dan Liao Jiayu mengangguk, "Jika ada masalah, kami pasti akan bekerja sama."     

Kapten polisi mengangguk dan pergi bersama timnya, pasien, dan keluarga pasien. Setelah sekelompok orang itu pergi, para penonton juga saling berdiskusi satu sama lain.     

"Eh, apakah pemuda itu pemakai narkoba? Jahat sekali tindakannya!"     

"Iya, lihat pasangan tua itu. Mereka tidak muda lagi, tetapi mereka memiliki kehidupan yang sulit karena memiliki putra seperti itu!"     

"Benar-benar tidak boleh menyentuh barang haram itu. Jangan sampai memakainya! Setelah memakai barang haram itu, sangat mudah kehilangan keluarga dan harta benda. Yang paling serius adalah bisa menghancurkan keluargamu dan mati!"     

Kebanyakan orang masih tahu betapa seriusnya masalah ini.     

Jiang Tingxu menggelengkan kepalanya, sambil menghela napas dengan berat, dan kembali ke kantor.      

Keributan terus terjadi hingga hari sudah mulai fajar.     

"Hoam, tidak, tidak, aku harus bertahan sebentar."     

"Aku juga. Aku terlalu mengantuk sampai tidak bisa membuka mata."     

...     

Di dalam kantor, Jiang Tingxu berbaring di meja lagi, tetapi ia tidak bisa tertidur. Ia terus mengingat bayangan pasien itu di benaknya. Ia duduk dan berkata kepada Liao Jiayu di belakangnya, "Dokter Liao, menurutmu kenapa orang-orang itu mengisap narkoba?"     

Apakah hidup Jiang Tingxu terlalu polos dan monoton? Kalau tidak, kenapa ia sama sekali tidak pernah menyentuh benda sialan itu walau hanya untuk bermain-main?     

Liao Jiayu menghela napas, "Saat ini, banyak anak muda berada di bawah tekanan yang besar. Pegas saja bisa rusak, apalagi manusia."     

Kuliah, kerja, kredit rumah, kredit mobil, mana yang tidak memberatkan jiwa?     

Liao Jiayu, seorang dokter gawat darurat yang sudah lulus sekolah selama hampir sepuluh tahun, tapi bersama istrinya masih berusaha untuk membayar hipotek setiap bulan.     

Selain hipotek, juga harus membesarkan anak dan menafkahi orang tua. Untungnya, baik dirinya maupun istrinya bekerja di unit formal. Gaji bulanan dibayarkan tepat waktu dan pekerjaan mereka stabil.     

Jika tidak, Liao Jiayu tidak berani membayangkan tekanannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.