Menjadi Istri Sang Bintang Film

Dia Tidak Mencium Ning Ning



Dia Tidak Mencium Ning Ning

0Di ruang makan, Jiang Tingxu sudah selesai makan sambil menunggu putranya yang sedang menyeruput sup ayam. Dia menatap pada dua pria yang sedang bicara di ruang sebelah.     
0

Nama Lu Yanlan yang terdengar jelas sontak membuatnya sedikit mengernyit. Ini bukan hal biasa, tetapi lebih seperti sedikit gejolak. Namun, jelas, Lu Yanlan tidak ada apa-apanya di mata Mo Boyuan. Bukan seperti yang ditakutkan dulu. Lu Yanlan lah yang secara sadar bertindak sendiri.     

Semuanya sangat nyata di pikiran Jiang Tingxu saat memikirkan gosip waktu itu.     

Ia berpikir hal-hal di industri hiburan sebenarnya tidak sesederhana kelihatannya, seperti dalamnya air di lautan.     

Zhou Xian pun berdiri, lalu menyapa ibu dan anak itu dan pergi dengan cepat.     

Mo Boyuan bangkit sambil merapikan pakaiannya yang kusut. Ia kemudian berjalan menuju ruang makan lalu duduk di kursi di sebelah Jiang Tingxu.     

"Kamu mendengar semuanya?"     

"Anggap saja aku tidak mendengar apa pun." Toh, itu tidak ada hubungannya dengan Jiang Tingxu, jadi ia benar-benar tidak tertarik.     

Mo Boyuan tidak berdaya. Ia mengulurkan tangannya dan mengambil tangan istrinya memainkannya. Pada saat yang sama, ia berkata, "Bagaimana bisa begitu? Karena istriku mendengarnya, aku harus menjelaskan. Jika tidak, kamu akan salah paham dengan suamimu ini, lalu apa yang harus aku lakukan."     

"Tenang saja, aku tidak akan salah paham."     

Dulu ya dulu. Lagi pula sekarang Jiang Tingxu sungguh tidak akan salah paham.     

"Tidak, aku ingin menjelaskan!"     

Mo Boyuan terlihat ingin sekali menjelaskan, bahkan dewa saja tidak bisa mengatur jika ia sudah berniat melakukan sesuatu.     

Jiang Tingxu diam-diam menarik sudut mulutnya dan menahan senyumnya. Kenapa ia tidak sadar sebelumnya? Mo Boyuan ternyata memiliki sisi yang begitu naif.     

"Baiklah, katakan saja." Jika Jiang Tingxu tidak setuju, kemungkinan pria ini tidak akan pernah berhenti, jadi ia akan mendengarkannya saja.     

"Aku akan membuat film. Aku sudah mempersiapkannya selama ini. Awalnya, aku berniat menggunakan orang-orang baru untuk film ini, tetapi Guru secara tidak sengaja membocorkan berita dan Lu Yanlan menyerahkan lembar informasi dirinya. Eh… ternyata orang di belakang Lu Yanlan adalah teman lama Guru dan yang diinginkan Lu Yanlan hanyalah peran kecil, jadi Guru menyetujui permintaan ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa Lu Yanlan dan aku akan bertemu di film setelah dimulai nanti. Bagaimana menurutmu, Sayang?"     

Jiang Tingxu menarik kembali tangannya, "Kamu tidak perlu menjelaskan ini kepadaku. Bukankah kamu sudah bilang itu tuntutan pekerjaan? Aku tidak akan salah paham! Sungguh!"     

Mo Boyuan diam-diam berdoa saat ini. Ia harap istrinya akan sedikit salah paham.     

Jika tidak salah paham sama sekali, itu hanya membuktikan bahwa istrinya tidak peduli lagi.     

Jiang Tingxu bangkit sebelum Mo Boyuan berbicara lagi, "Aku harus pergi bekerja di malam hari. Aku akan kembali ke kamarku dan tidur dulu."      

Setelah selesai berbicara, ia langsung berdiri dan pergi dengan cepat.     

Bahkan putranya belum sempat bicara. Alasan utamanya adalah Jiang Tingxu tidak ingin melanjutkan pembicaraan barusan.     

Jiang Tingxu selalu merasa bingung, sekaligus sedikit kacau. Perasaannya di luar kendali.     

Apalagi yang bisa dilakukan Mo Boyuan? Pada saat-saat biasa, ia pasti dengan tidak tahu malu langsung menarik Jiang Tingxu ke atas. Tapi hari ini, waktunya tidak tepat. Ia hanya bisa membiarkannya pergi. Untungnya, ia sudah menjelaskan yang seharusnya dijelaskan.     

Dengan begitu, istrinya tidak akan mudah salah paham tentang urusannya dengan Lu Yanlan.     

Istrinya bukanlah orang bodoh.     

Hanya saja si Kecil sudah berusaha menggerakkan mulutnya saat ini dan wajah kecilnya terlihat sangat tidak senang.      

"Jahat!" geram si Kecil dengan suara rendah.     

Mo Boyuan tidak mengerti apa maksud putranya, "Apanya yang jahat?"     

Si Kecil mendengus, "Hah, tentu saja Jiang Tingxu jahat. Dia tidak mencium Ning Ning saat akan pergi tidur, juga tidak memeluk Ning Ning. Padahal sebelumnya dia melakukannya setiap hari sebelum pergi tidur!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.