Menjadi Istri Sang Bintang Film

Aku Datang Menjemput Istriku



Aku Datang Menjemput Istriku

0Petugas polisi itu berhenti bertanya dan orang yang mencatat juga berhenti pada saat yang sama. Keduanya langsung berdiri, "Terima kasih Dokter Jiang, Dokter Liao dan Dokter Deng atas kerja samanya. Setelah menandatangani konfirmasi, kalian bisa pergi."     
0

Jiang Tingxu dan lainnya pun ikut berdiri dan kemudian saling menjabat tangan sebagai tanda terima kasih. Setelah ketiganya tanda tangan, mereka kemudian bersiap akan pergi.     

"Tunggu, tunggu, Pak Polisi, bagaimana denganku?"     

"Maaf, Nyonya Lan belum bisa pergi. Xiao Yao, bawa Nyonya Lan ke ruang sebelah."     

"Baik."     

Xiao Yao adalah polisi wanita yang sempat berbicara sebelumnya. Saat ia menuntun Nyonya Lan untuk pergi, Deng Peng memanggil, "Bu Polisi Yao, tunggu sebentar."     

"Ya, Dokter Deng?"     

Deng Peng pun mengeluarkan kartu nama dari sakunya, "Ini kartu nama saya. Jika Bu Polisi Yao ingin berkonsultasi tentang jantung, Anda bisa bertanya kepada saya kapan saja."     

"Terima kasih, terima kasih banyak, Dokter Deng."     

Awalnya Xiao Yao sangat ketakutan dan ingin bertanya lebih banyak. Bukan hanya karena ia ingin hamil sekarang, tetapi juga ada beberapa orang tua di rumahnya.     

Dengan adanya kartu nama ini, ia tidak perlu meluangkan waktu untuk berkonsultasi ke rumah sakit. Bagaimana mungkin polisi bisa punya banyak waktu luang? Dengan begini, ia lebih mudah bertanya kapan saja.     

Xiao Yao pun menaruh kartu nama di sakunya, "Nyonya Lan, silakan ikuti saya."     

"Tidak, mereka semua bisa pergi. Kenapa aku tidak bisa pergi?"     

"Nyonya Lan, Anda adalah terdakwa sekarang!"     

Wanita itu akhirnya panik, "Aku ingin menelepon!"     

Xiao Yao terlihat sangat serius dan hendak berbicara. Petugas polisi pria yang baru saja pergi telah kembali, "Nyonya Lan, kami akan memberi Anda waktu untuk menelepon setelah Anda menyelesaikan prosedur! Tapi sekarang, tolong kerja samanya!"     

Anak kecil berusia tiga tahun saja paham mengenai konsekuensi yang akan Nyonya Lan hadapi jika Nyonya Lan tidak mau bekerja sama dengan polisi.     

Nyonya Lan akhirnya berdiri dan mendengus pasrah, "Aku akan bekerja sama. Katakan padaku nomormu dulu?"     

Petugas polisi pria itu tidak berkedip dan langsung mengatakan serangkaian angka, "013874!"     

"Oke, aku ingat, 013874!"      

Apakah itu intimidasi atau ancaman? Tapi jelas, petugas polisi itu tidak peduli sama sekali, "Xiao Yao, bawa dia."     

"Baik."     

Nyonya Lan dengan enggan mengikuti Xiao Yao pergi. Petugas polisi memandang ketiga dokter itu, "Aku akan menyuruh orang untuk mengantar kalian kembali."     

"Tidak... perlu...."     

Jiang Tingxu tersedak dan menelan kembali ucapannya.     

Di pintu masuk, pria yang entah sejak kapan tiba itu diikuti oleh beberapa orang. Wajah orang-orang itu terlihat tidak asing sekaligus tegang.     

Kalau bukan pengacara Grup Mo yang beberapa hari lalu ditemui Jiang Tingxu, memangnya siapa lagi? Tidak heran wajahnya sangat tidak asing!     

"Aku datang menjemput istriku, tidak perlu izin negara lebih dulu, kan?"     

Semua orang tercengang ketika mereka melihat wajah pria itu.     

Bukankah pria itu adalah Raja Film Mo Boyuan? Ah, ternyata memang benar!     

Siapa juga yang berani berpura-pura menjadi Tuan Besar ini? Istrinya? Siapa?     

Setelah itu, semua orang melihat di sepanjang garis pandang Raja Film Mo. Pada saat berikutnya, mata semua orang tertuju pada Jiang Tingxu.     

Liao Jiayu dan Deng Peng sangat terkejut hingga mata mereka hampir jatuh. Tanpa sadar mulut mereka terbuka lebar, bahkan cukup untuk menelan sebutir telur!     

Wajah Jiang Tingxu terlihat tegang.     

Mo Boyuan berjalan mendekat, lalu berdiri di depan Jiang Tingxu dan bercanda, "Berapa lama kamu mau tinggal di sini?"     

"Kenapa kamu datang ke sini?" Setelah akhirnya bisa tenang, ia pun bertanya kepada pria di depannya.     

Mo Boyuan tidak menjawab, tetapi malah bertanya kembali, "Istriku, apa kamu benar-benar tidak tahu?"     

Jiang Tingxu hampir lupa keberadaan Leng Zheng.     

Mo Boyuan tahu bahwa tidak mungkin mendengar apa yang ingin ia dengar dari istrinya, jadi ia hanya menghela napas pelan, "Baiklah, ayo pulang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.