Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ayah Salah Buka Pintu



Ayah Salah Buka Pintu

0Kedua penjaga di luar pintu terkejut ketika melihat wajah bos mereka sangat suram.     
0

"Bos?"     

"Tuan Muda Mo?"     

Tidak mungkin mereka tidak mendengar suara keras dari dalam beberapa saat lalu. Mereka berpikir sepertinya bos mereka ini hampir saja membunuh wanita itu.     

"Di mana kepala rumah sakit?"     

Dokter Li dengan cepat menjawab, "Hari ini kepala rumah sakit tidak ada karena sedang ada rapat di kota sebelah. Besok baru bisa kembali."     

Mo Boyuan tidak mengatakan apa-apa lagi. Ketika ia naik mobil setelah keluar, ia menghubungi sebuah nomor, "Awasi keluarga Shen!"     

Orang yang ada di seberang telepon menjawab, "Mengerti!"     

Mengawasi Keluarga Shen berarti harus mengetahui dengan jelas apa pun yang dilakukan oleh semua orang di Keluarga Shen, siapa yang mereka temui, dan siapa yang mereka hubungi, termasuk yang mereka katakan.     

Awalnya hanya dugaan bahwa ada masalah dengan Keluarga Shen. Karena Shen Peiyi baru saja mengatakan itu, berarti memang ada masalah dengan keluarganya!     

Sedangkan untuk Shen Peiyi, tentu saja Mo Boyuan tidak akan melepaskannya. Tidak peduli seberapa keras ia tidak mau membuka mulut, tetap harus terkuak semuanya!     

"Bos, apa Anda akan kembali ke mansion tua sekarang?"     

"Tidak, pergi ke Yunyu Tixiang."     

"Baik."     

.....     

"Ning Ning, ibumu ada shift malam ini. Kamu menginap di mansion tua saja, ya. Mau Nenek temani tidur?"     

"Nenek, Ning Ning akan makan malam denganmu besok, tapi sekarang Ning Ning ingin pergi ke rumah Jiang Tingxu ~"     

Ibu Mo sangat enggan untuk menyerah, "Tapi ibumu masih bekerja dan tidak kembali sampai malam hari. Apa kamu mau tidur sendirian di malam hari?"     

"Tidak takut, Ning Ning ini laki-laki hebat, jadi tidak akan takut tidur sendirian. Selain itu, ada Bibi Hua Hua juga."     

Sore hari tadi, si Kecil dijemput oleh Hua Hua dari taman kanak-kanak. Setelah tahu Hua Hua kembali, si Kecil tidak takut sama sekali!     

Melihat cucu kecilnya tidak bisa dibujuk, Ibu Mo akhirnya menyerah, "Kalau begitu, apa mau Nenek kirim Paman Jin ke sana?"     

"Hm, boleh."     

Si Kecil dan Paman Jin sangat akrab.     

...     

Dua puluh menit kemudian, Mo Boyuan dan si Kecil hampir bersamaan naik ke lantai atas.     

Mo Boyuan berjalan keluar dari lift dan melihat seorang lelaki tua bersama seorang anak kecil berdiri tidak jauh dari sana.     

"Tuan Muda Kecil, Kakek Jin ada di sini menemanimu!"      

Paman Jin tidak tenang membiarkan si Kecil sendirian di rumah.     

Saat si Kecil ingin mengatakan tidak, ia melihat sosok Mo Boyuan dan langsung lari menghampirinya, "Ayah, Ayah~"     

Mo Boyuan menangkap si Kecil, "Apa yang kamu lakukan di sini?"     

"Apa yang Ayah lakukan di sini?"     

Mo Boyuan memandang orang di sebelahnya, "Paman Jin?"     

"Ehem, Tuan Muda Kecil tidak ingin tinggal di mansion tua. Karena khawatir Tuan Muda Kecil sendirian, jadi saya ke sini. Anda sudah di sini, jadi saya akan pergi dulu."     

Karena ayahnya sudah di sini, tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi.     

Mo Boyuan merasakan si Kecil yang berada di gendongannya menarik-narik lengannya. Ketika ia menoleh, ia melihat mata si Kecil kini memelas penuh dengan harapan dan permohonan.     

"Ya, Paman Jin, hati-hati di jalan."     

Ternyata kata-kata sederhana itu bisa membuat si Kecil sangat bahagia.     

Setelah Paman Jin pergi, si Kecil mendesak, "Ayah, cepat buka pintunya!"     

Mo Boyuan terdiam beberapa saat sebelum membuka pintu.     

"Aduh, salah, pintunya yang ini!" Ucap si Kecil sedikit berteriak.     

"Ibumu tidak ada di rumah. Tetaplah di sini malam ini. Jika kamu membuat masalah lagi, kamu akan kuantar ke mansion tua."     

Begitu kata-kata ini keluar, si Kecil yang sedari tadi berkicau itu langsung terdiam.     

Sebenarnya, jika ia bersama ayahnya akan lebih baik.     

Mo Boyuan menggendong si Kecil masuk ke dalam rumah, lalu menurunkannya begitu sampai ke dalam, "Sudah mandi?"     

Si Kecil mengangguk, "Sudah, sudah."     

"Tidur sendiri dengan nyenyak. Jangan berisik, mengerti?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.